Kamis, 08 Agustus 2013

Cerita 8 part (4)

Hari senin, hari dimana pelaksanaan upacara pengibaran bendera dimulai. Seperti hari-hari biasanya Cakka datang paling pagi. Cakka terasa begitu lemas dan tak bergairah. Akhirnya ia duduk dikursi yang ada di depan gerbang untuk menunggu Obiet. Karena Cakka akan memberikan titipan dari Ify untuk Obiet. Cakka mengambil cincin yang  disimpan didalam kotak pensilnya.

“Tuhan..mengapa aku memiliki kelebihan yang oranglain tidak miliki? Mengapa aku mampu berkomunikasi dengan makhluk lain?” gumam Cakka sambil menatapi cincin itu

Tiiitiiiiiiittt

APV hitam mendarat didepan gerbang sekolah. Ternyata itu adalah Obiet. Penampilannya sangat berbeda. Ia tidak terlihat seperti biasanya. Kacamata bulat tebal tidak menghiasi matanya, rambut menjadi kering dan tidak dibasahi gel. Pakaian seragam yang biasanya dikancingkan semua sekarang telah dibuka satu kancing bagian atas. Celana biru yang biasa dipakai di atas perut kini merosot menjadi di pinggang. Benar-benar beda, seperti bukan Obiet.


“Obiet” Cakka heran melihat teman yang ada dihadapannya
“Ya. Loe ngapain disini Cak?”
“Gue nungguin loe” dengan expressi cengo
“Hooohh. Yaudah ayo masuk!!!! Upacara bentar lagi dimulai”
“Ya ayo”

Keduanya berjalan menuju kelas untuk menyimpan tas lalu bergegas baris dilapangan. Obiet dan Cakka berada dbarisan yang bebeda tetapi sejajar.Di sebelah kanan Obiet ada Cakka dan disebelah kiri Obiet ada Oik yang sedari tadi memperhatikan tampilan baru Obiet.

“Biet ada yang naksir tuh!”  ledek Cakka
“Hmmm” Obiet tersenyum licik
“Kok loe jadi berubah gini sih biet?”
“Gak ada salahnya melakukan perubahan yang didasari karena cacian dan hinaan orang-orang sekitar” obiet memeletkan matnya ke samping kiri
“Ohhh. Gue salut sama loe biet. Ternyata hinaan itu malah membangkitkan semangat loe untuk menjadi yang lebih baik”
“Tentu”

***

Seorang kakek tua memasuki sebuah rumah yang terletak di perumahan TIRTHA no 21. Rumah itu terdiri dari 3 tingkat, bercat hijau muda, dan teras rumah berselimut daun.

"Maafkan ayah, ayah tak sepantasnya memisahkan kamu dengan keluargamu. Ayah sadari, kebahagiaan yang sebenarnya bukan dari materi" gumam kakek tua itu

Ia melangkahkan kakinya kedalam ruangan yang didalamnya terdapat sebuah poto pernikahan berukuran besar yang menggantung.

"Raut wajah dan senyummu sangat berbeda dengan poto pernikahanmu yang pertama"

"saat menikah bersama Rio" lanjutnya

Kakek tua itu mencabut poto pernikahan yang menempel didinding itu dan membakarnya di halaman rumah tersebut.

"semoga semua kenangan ini akan musnah" gumam kakek itu sambil menyalakan korek api untuk membakar poto itu


***

22 hari sudah, wanita itu terbaring diatas kasur RS dengan hiasan infusan di anggota tubuhnya.

"Nak, sadar nak. Buah hatimu perlu do'a darimu. Kini ia telah berada disisi tuhan. Mama tak ingin kamu menyusulnya" ucap wanita yang disebelahnya sambil meneteskan air mata

wanita yang terbaring itu menggerakkan jari-jari tangan kanannya, namun tetap tak sadarkan diri.

***

Bel pulang telah berbunyi, semua murid 9B berjalan meninggalkan kelas dengan rapi tanpa ada istilah berdesakan dan dorong-dorongan.

"cak, pulang bareng yuk!!" ajak Obiet

"mmmhhh...sorry biet gak bisa. Gue ada latihan basket"

"oh ya deh gua pulang duluan" sambil membalikkan badan

"biet tunggu!!" panggil cakka

obiet membalikkan kembali badanya dan kembali berbincang-bincang dengan Cakka

"ya ada apa cak?"

"team gue butuh 1 orang lagi, soalnya salahsatu anggotanya keluar dari team karena kakinya lumpuh akibat tabrakan. Loe bisa gak bantuin team gue?"

"gimana ya, gue samasekali belum pernah main basket, megang bolanya aja gak pernah"

"gak ada salahnya kan kalo nyoba dulu" bujuk cakka

"tapi kan ......."

"loe inget kan semangat sang penulis pujaan loe itu?"

"ya, dia memiliki semangat yang tinggi dan tidak putus asa walaupun sudah hampir 50 kali kalah dalam perlombaan karya tulis. Sedangkan gue, nyoba aja belum tapi udah bilang gak bisa"

"makanya semangat!!"

"semangat"


cakka dan obiet berjalan menuju lapangan basket. Sebenarnya obiet memiliki kemampuan terpendam. Baru saja bermain basket tapi sudah langsung bisa memainkannya layak pemain basket kelas atas. Obiet mampu memasukkan bola kedalam ring dari jarak jauh.

"prok prok prok...... Obieeeeett" teriak seorang anak perempuan dari luar lapangan

"oik" gumam obiet heran


latihan basket telah selesai dan obiet sudah resmi menjadi anggota team basket sekolah yang dicapteeni oleh cakka. semua anggota beristirahat di kursi yang ada diluar lapangan sambil melakukan evaluasi.

"jadi gitu ya strategi kita untuk tanding nanti" ujar cakka

"permisi.." ucap oik yang baru menghampiri mereka

"ada apa ik?" tanya salahsatu anggota basket

"aku mau bicara sebentar sama Obiet. Boleh kan?" jelas oik

"tumben" gumam cakka

"ya silahkan. Mau bicara apa ik?" sambung Obiet

"gak disini biet!"

"ya udah di sebelah sana aja ya ik!" ajak obiet

mereka meninggalkan cakka dan anggota team basket untuk berbicara ditempat yang tidak jauh dari kumpulan anak-anak basket yang sedang beristirahat disamping lapangan.

"kenapa ik??"

"mmmhhh....mmhhhh...mmmhhhh gue gue mmhh gue" oik gugup

"apa sih loe?"

"gue mau minta maaf gara-gara gue sering ngehina loe dan bikin loe sakit hati"

"ooohh" jawab obiet singkat

"terus?"

"apanya?"

"gue dimaafin gak?"

"udah gue maafin dari dulu"

"thanks ya"

"ya"

"oh ya.. Loe masuk team basket ya?"

"ya"

"selamat ya"

"makasih"

"sama-sama. oh ini gue ada undangan ulangtahun buat loe, nanti malem datang ya!!" ajak oik sambil menyerahkan kartu undangan

"gue usahain"

"thanks"



>>>skiiiiiipppppppppp



rumah oik sangat ramai oleh teman-temannya. Hari ini adalah hari ulangtahunnya, usianya bertambah 1 tahun. oik sangat anggun memakai gaun berwarna ungu itu, ia berdiri dibelakang kue ulangtahunnya. Obiet  dan cakka turut hadir diacara ulangtahun oik. Acara ulangtahun berlangsung dengan lancar tanpa hambatan. Potongan kue pertama dari oik dipersembahkan untuk mamanya. Karena kebanyakan makan kue, perut obiet terasa sakit. Obiet hanya berdiri dengan wajah bt di dekat kolam renang. Oik menghampirinya.

"kenapa biet? Acaranya kurang seru ya?" tanya oik

"nggak kok ik. Aku cuma sakit perut aja. Kebanyakan makan kue"

"kalo gitu kekamar mandi aja!! Gue anter yuk!"

"mmmhh gak ah gue tahan ajah. Takut ngerepotin"

"gak kok. Gak ngerepotin. Tapi kalau mau ketoilet yang dikamar gue aja, kalo yang satulagi rusak lagi mau diperbaiki"

"oke"

oik mengantar obiet ke toilet yang ada di kamar oik. Namun oik kembali keluar dan meninggalkan obiet sendiri. Setelah obiet keluar dari toilet ia menginjak sesuatu. Ternyata yang diinjak obiet adalah sebuah buku. Obiet mengambil buku itu dan membaca covernya.

"hah? Jadi apa yang ku inginkan part 7" ucap obiet heran

obiet membawa buku itu dan memperlihatkannya pada oik.

"ik ini buku loe?"

"iii....iya" jawabnya gugup dengan mata sendu

"loe kenapa?kok kayak yang...."

"mmmhhh...kita bicara disana ya!!" oik mengajak obiet menuju 2 buah kursi yang ada ditaman

"kenapa ik?"

"gue mau cerita sesuatu boleh kan?"

"boleh kok"

"semanjak masuk smp gue punya sahabat namanya ify. Dia sahabat gue, tempat gue ngadu dan curhat. Waktu kelas 8 gue suka sama cakka, ify tau. Tapi malah ify yang deket sama cakka. Gue benci banget sama ify, dan sampai saat ini kita masih musuhan"

"terus dia minta maaf gak?"

"udah sering banget, cuma gue nya aja egois"

"terus-terus?" obiet semakin penasaran

"gue sirik banget sama ify. Selain dia pinter, berbakat dalam menulis, berwawasan dan dia juga jago ngedance. Buku ini adalah karya ify yang dikasih ke gue sebelum kita musuhan"

"lantas? Sekarang ify dimana?"

"3 minggu yang lalu dia meninggal di bangku tempat duduk loe yang waktu pertama masuk 9b. saat itu ia mendapat kabar bahwa ibunya tabrakan, ia sangat kaget. Kami mengira ia hanya pingsan biasa, tapi ia sudah tak bernyawa. Dan kata neneknya, ify memiliki penyakit jantung"

"mmmmhhhh"

"dan cara loe natap orang sangat sama seperti tatapan ify. Maka dari itu gue sempet benci sama loe. Tapi setelah gue membaca buku buatan ify yang berjudul jadi apa yang ku inginkan part 7 gue mendapat banyak pelajaran berharga dan gue sadar bahwa selama ini gue terlalu egois terutama sama ify dan loe biet!!"

"oh gitu ya. Kalo gitu, gue boleh kan pinjem buku ini?"

"boleh biet"

"kalo loe mau gue punya part 1,2,3,4,5,6, dan 8. Besok gue bawa deh kesekolah"

"ehmm gak usah biet makasih"




to be continue



apakah ify memiliki hubungan dengan obiet?

Mengapa cakka belum memberikan cincin itu pada obiet?

Apa isi dari part 7 yang telah membuat oik sadar akan keegoisannya?

Mengapa oik tidak mau membaca buku part sebelumnya?

Dan pertanyaan bonus, apakah penulis akan melanjutkan cerpen ini?

ketemu lagi di part 5 ya setelah mendapat 35 like+30 comment dan jawaban yang benar !!   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar