Apa sih yang kau tunggu
Apa sih yang kau mau
Langsung saja
Coba katakan ya 2x
Coba katakan kau setuju
Kau pikir aku santai
Kau pikir aku sabar
Langsung saja
Langsung katakana yaaaaa
Kau setuju
*PROK PROK PROK
Tepuk tangan yang sangat meriah itu tertuju kepada 4 orang pria yang baru saja mengakhiri aksi nya di atas panggung. Ke-empat pria itu kembali ke belakang panggung. Ketika mereka sedang asyik berbincang-bincang, datang seorang wanita menghampiri salah satu diantara mereka.
“Kak Yohanes!!!!”
Pria yang merasa memiliki nama Yohanes segera menghampiri wanita itu dan mengjaknya keluar ruangan.
“Oik, kenapa kamu disini?”
“Harusnya aku dong yang nanya kenapa kakak disini. Aku kan sekolah disini, sedangkan kakak?”
“Please ik, jangan kasih tahu mama sama papa tentang ini!!!!!!”
“Gak janji ya kak!!!”
“Ik, kakak rela deh ngelakuin apa yang Oik mau. Kalo perlu, semua PR Oik kakak yang kerjain!! Asal Oik jangan kasih tau mama papa tentang ini”
“Oke, Oik bakalan jaga rahasia ini. Asal , emmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm kakak pura-pura jadi pacar Oik disini!!!”
“hah?”
“yaudah kalo enggak mau, oik juga gak maksa sih”
“ia deh. Kakak mau”
“kalo gitu, sekarang kita ke kantin yuk!!!!!!”
Mereka berjalan menuju kantin layaknya sepasang kekasih. Dengan laga mesra Oik menggandeng tangan Yohanes sambil menyandarkan kepalanya dipundak Yohanes. Semua mata tertuju pada mereka. Sesampainya di kantin, Oik memesankan 2 mangkok mie ayam.
“sayang !!!!! sini aku suapin ya?” acting Oik ketika melihat 3 orang wanita yang akab menghampirinya
“oik apa-apaan sih” bisik Yohanes
“Katanya mau nurutin perintah Oik!!!!” sambil manyun
“Oh ia”
Yohanes mengikuti keinginan adiknya. Mereka berpura-pura layaknya sepasang kekasih.
“Hy oik” sapa bersamaan dari ketiga temannya itu
“Eh keke, Gita, Nova!!! Kenalin ini pacar gue, Yohanes”
“Lha? Inikan personil boy band yang tadi ya?” ujar Nova
“Kalo gak salah namanya Obiet kan? Bukan Yohanes” sambung Gita
NB# Yohanes Batista Obiet Panggrahitto. Seorang Dokter muda, yaitu Dokter specialis Kanker. Mendapat gelar Dokter sejak berusia 19 tahun (usia yang sekarang). Di lingkungan Formal (seperti di Rumah Sakit) ia dipanggil dengan sebutan “Dr.Yohanes”. Sedangkan di lingkungan non Formal (Rumah dan lingkungan bermain biasa disapa dengan sebutan “Obiet”
“Sama aja sih. Nama saya kan ………..” ucapannya terpotong oleh Oik ,”Yohanes Batista Obiet Panggrahito” jawab lantang dari Oik
“kan yang ditanya obiet, bukan oik” Gita menggerutu
“ia, biarin dong git. Kan Obiet pacar aku”
“Ih lu so banget sih. Mentang-mentang pacarnya anak Boy Band”
“ sekolah dimana biet?” tanya keke, dengan seketika dapat menghentikan perdebatan Oik dan Gita
“Kerja”
“Obiet ini dokter muda tau” sambung Oik
“Lho? Kok dari dokter jadui ngedance?”
“Yee,, emang ada larangannya apa kalo dokter gaboleh ngedance!!!!” sambung Oik
“Ih Oik yang ditanya siapa yang dijawab siapa” Gita menggerutu kembali
“Eh kalian, pergi gih !!!! Gangguin cowo orang aja hobi nya. Hus hush us!!!” usir Oik
“Yaudah, kita ke kelas dulu ya!!!! Daaaahhhhhh Oik” ucap ketiganya sambil memeletkan mata
Ketiga wanita centil akhirnya telah berlalu. Oik merasa lega sambil menyulurkan lidah kea rah ketiga temannya itu yang sedang berjalan membelakangi Oik.
“huft”
“mereka siapa sih ik?”
“mereka trio lebay kak. Mereka tuh so, ngerasa paling cantik nan segalanya deh. Dan mereka juga suka ngatain Oik jomblo. Apalagi si Nova ihhhhhh”
“Lho? Nova? Yang mana ?”
“Yang pertama bicara, yang lebih pendiam kak”
“Tapi kelihatannya paling calm kok ik”
“Ia calm, tapi pernah rebut cowo Oik”
“Ah? Hihihihihihihihihihi hhaahaahahahaah”
“Ah kakak. Kak, Oik ke ruang osis dulu yaa, mau ngurus konsumsi heheeheh”
“Ia deh”
“Dadadaaddaadadaaaaaaahhhhh yayang hahhahaha. Mie ayamnya bayarin ya!!” Oik pergi menuju kelas dan meninggalkan Obiet sendirian di kantin
Obiet mulai bosan. Suasana semakin sepi. Hanya ada dirinya dan seorag wanita berponi yang sedang mengelap meja kantin
“Mie ayam 2 mangkok. Berapa mbak?” Tanya Obiet kepada wanita yang menundukan kepalanya sambil mengelap meja dan membereskan botol saos kecap. Wanita itu sepertinya tidak mendengarkan Obiet
“Hello mbak berponi yang lagi ngelap meja. Saya bicara sama mbak loh!!!!”
“kepada saya mas?” jawab wanita itu masih dalam posisi semula
“Ia kamu. Tadi saya beli mie ayam 2 mangkok. Berapa harganya?”
“Maaf mas, saya bukan yang jualannya. Saya Cuma bantu-bantu aja”
“Oh. Maaf mbak, kalo lagi bicara sama orang, liat dong orangnya!!!! Jangan liat kemana aja. Yang ngomong dimana, liat kemana. Gak menghargai sekali”
“Saya buta mas”
“Oh maaf mbak. Saya gak bermaksud”
“Ia gak apa-apa kok”
Obiet memperhatikan wanita itu dengan seksama. Wajahnya begitu cantik, penampilannya anggun, suaranya selembut sutera.
‘oh my god !!! apa ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama’ batin Obiet sambil melihat wanita itu
“Tria!!!! Waktu kerja kamu sudah habis. Sekarang kamu boleh pulang!!” ucap seorang wanita setengah umur yang baru memasuki kantin sambil membawa belanjaan
‘namanya tria’ batin Obiet
“Oh ya bu. Bu, ini ada pembeli yang akan membayar” jawab wanita buta itu
Obiet melakukan transaksi dengan wanita paruh baya yang statusnya adalah pemilik kantin. Seusai melakukan transaksi, Obiet segera menemui teman-temannya didalam mobil.
“Lama amet sih biet. Dari mana aja lu?” Tanya Debo yang sudah siap meluncurkan APV hitamnya
“Tadi gua dari kantin dulu”
“Oh” ujar Debo kemudian meluncurkan APV hitamnya
“Yang tadi cewe lu biet?” Tanya Deva yang duduk di kursi belakang
“Yang mana?”
“Yang tadi manggil dan jalan sama lu”
“Oh Oik”
“Iya”
“Itu ade gua tau”
“Masa sih? Kok kalian lebih cocok jadi sepasang kekasih ya, daripada jadi sepasang sepatu” Celetuk Deva
“Hah? Sepatu?” Obiet bingung
“Yeee,,, maksud lo spasang ade kakak kali Dev” sambung Iel
“Oh ia, sorray. Gua keciplosan” Deva tersipu malu
“Eh menurut kalian pensi di SMK TARUNA ANDHIGA tadi seru gak?” ujar Debo
“Kagak, abis kita tampilnya Cuma 1 lagu sih. Kagak kenyang gua” jawab Deva
“Harusnya lu bersyukur Dev. Walaupun Cuma 1 lagu, kita kepilih sebagai bintang tamu. Ya itung-itung promosi album” ucap bijak dari Iel
“Yang di bilang Iel ada benernya juga tuh. Kita harus belajar bersyukur, walaupun dengan hal kecil” sambung Obiet
“Cieee pak Dokter lagi ceramaah!!!” Goda Debo pada Obiet
“Apadeh deb -____-“
“xixixxixiixxixi peace ah” Debo mengangkat tangan kirinya sambil membentuk angka V, dan tangan Kirinya memegang setir dengan fose nyengir ala kuda lumping
“DEBOOOOOOO AWAAAAAAASSSSS!!!!!!!!” teriak Deva
Mobil yang dikendarai Debo baru saja menyerempet seorang Pengamenyang sedang mencari nafkah di jalanan.Gitarnya terlempar dan sedikit rusak,namun setidaknya masih layak pakai. Tubuhnya terpental ke pohon sampai ia tak sadarkan diri. Untungnya jalanan yang dilalui sepi.
“Deb, gimana nih?” Deva mulai gelisah
Debo segera manancap gas mobilnya, dan meninggalkan sang loper koran itu sendirian dalam kodisi pingsan.
“DEB, BUKANNYA DI TOLONGIN. MALAH KABUR” bentak Obiet
“GUE KAGET TAU” bentak balik Debo pada Obiet
“IA TAPI BUKAN GITU CARANYA !!!!!! GIMANA KALO DIA MATI”
“APA URUSAN LO SIH BIET??? KALO DYA MATI JUGA, GUA YANG DIHANTUIN BUKAN LO”
“EH INI NYANGKUT NYAWA ORANG YAAA”
“BELAGU BANGET LU BIET, MENTANG-MENTANG DOKTER”
“BUKAN GUE SO, TAPI YANG LU LAKUIN SALAH”
“STOOOOOOOOOOOOOOOOOOPPPPPPPPPPPPPP!!!” Teriak Oik
Dea segera mengerem Mio Putihnya dengan cepat
“Kenapa sih ik?”
“Itu lihat!!!!” Oik menunjuk seorang pria bertopi hitam yang sedang tak sadarkan diri dibawah pohon
“Ya ampun!!!! Kasihan Ik”
“Ia. Kita harus tolong dia de!!! Tapi gimana caranya???”
“Jjjjaaaahhhh!!!! Oik telmi deh. Kita kan anggota PMR di sekolah. Masa nolongin yang ginian gak bisa sih”
“heheheheh”
“Yaudah, cepetan turun !!! Kita harus bantu dia”
“Okeoke”
Sementara Dea memarkirkan motornya, Oik mengecek kondisi pria itu. Denyut nadi nya masih berfungsi, dan jantungpun masih berdetak normal.
‘hmmm hanya pingsan biasa’ batin Oik
“Ik, ni gue bawa minyak kayu putih!!!” sambil menyodorkan ke tangan Oik
“Thanks” Oik menerima minyak kayu putihnya
Oik mengoleskan minyak kayu putih ketangannya, dan diletakkan di bagian pernafasan pria itu
“Ik, coba deh kening bagian kiri dan kanannya di olesi”
“Oh iya de. Gue bukain dulu topinya kali ya!!!!”
“Ia buka aja!!!!”
Saat Oik akan membuka topi yang digunakan pria itu, pria itu terbangun dan terkejut melihat Oik
“AHHHHHZZZZ. Kamu siapa?”
“Aku Oik, dan ini temanku Dea” Jawab Oik
“Tadi kamu pingsan dibawah pohon itu. Kita gak sengaja lewat dan liat kamu” sambung Dea
“Oh. Makasih ya !!!! Aku pergi dulu” Pria itu sangat tergesa-gesa. Sebelum meninggalkan Oik dan Dea, ia mengambil gitarnya yang terletak di pinggir jalan.
“Tunggu!!!!!” panggil Oik pada pria tadi yang baru berjalan beberapa langkah
Pria itu menghentikan langkahnya dan membalikkan badan untuk melihat kea rah suara yang memanggilnya, “ya ada apa?”
“Aku pingin kenal lebih dekat dengan kamu. Nama kamu siapa?” Tanya Oik
“Temui aku besok siang disini!!!!!” jawab pria itu yang kemudian berlalu meninggalkan Oik dan Dea.
Pria itu melakukan aktifitas semulanya untuk mencari nafkah dibawah terik mentari siang. Kondisinya masih kurang baik, kepalanya terasa pusing. Akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri pekerjaannya dan pulang kerumah. Sesosok pria tua sudah menantinya di teras rumahnya yang kumuh.
“Ayah tidak suka melihat kamu jadi pengamen” ucap pria tua itu
“Aku hanya ……”
“Hanya apa? Apa uang saku yang ayah berikan kurang? Ayah masih sanggup kok membiayai sekolahmu”
“Bukan gitu yah, aku hanya tak ingin membebankan ayah. Karena aku hanya ….”
“Hanya apa? Hanya anak pungut ayah?
Pria tampan sang pengamen tertunduk kehabisan kata-kata untuk menjawab semua perkataan pria tua yang ia sebut ayah.
“Ayolah nak, berhenti berfikir seperti itu. Walau ayah bukan ayah kandung kamu ayah sudah menganggap kamu seperti anak kandung sendiri”
“Ia, maafkan aku yah!!!”
“Ia, tapi janji sama ayah bahwa kamu gak akan menjadi loper Koran lagi”
“Tapi yah……”
“Tapi apa? Ayo katakan!!!”
“Aku..aku..aku..”
“Kenapa?”
“Aku butuh uang Rp.500.000 untuk Pelatihan Pekerjaan Lapangan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo” jelasnya
“Ya ampun ayah lupa, sekarang kamu sudah semester akhir ya nak. Ayah akan berusaha mencari uang untuk biaya PPL mu. Kamu tenang saja. Doakan saja semoga tuhan memberi ayah rezeki”
“Ia aku doakan. Uang segitu bukan jumlah uang sedikit yah, izinkan aku untuk bekerja mencari tambahan uang!!!”pintanya
“ Mmmmhhhh.. ayah izinkan. Tapi janji jangan terlalu lelah!!! Kondisi kamu kurang baik, apalagi jika terlalu lama terkena terik matahari”
“Kenapa memang yah?”
“Kecelakaan itu memberi benturan yang sangat kuat dikepalamu. Sehingga membuatmu hilang ingatan dan beberapa gangguan lainnya”
“Terimakasih ayah. Tanpa ayah, entah sekarang aku jadi apa. Mungkin jadi gelandangan.heheheh”
“hussss… bicaramu itu. Sudah sana makan dulu!!!”
“Baik ayah”
OIK P.O.V
Entah apa yang terjadi padaku. Wajah pria pengamen tadi masih terbayang dibenakku. Apa ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? Aku meraih Nokia E63 milikku yang disimpan di atas meja. Saat hand phone milikku sudah ada ditanganku, aku mulai bingung.
“Loh? Emang aku mau nelepon siapa ya!!!!” gumamku
Pria itu telah membuatku kehilangan akal sehat. Aku menjatuhkan tubuhku diatas kasur sambil melihat langit-langit kamarku yang dihiasi lampu cantik.
“OIK!!!BUKA PINTUNYA!!” Kak Obiet mengetuk pintu kamarku dan verhasil membuatku kaget hingga aku terjatuh dari atas kasurku ke lantai.
#bruk
“ADUUUUH!!!Bentar kak”
“Ia cepetan!!” ucap kak Obiet dari balik pintu kamarku
“ia” aku bangkit dan segera membuka pintu kamarku
Cklek
“Apa sih kak?”
“Ik, ayo deh ngobrolnya di kamar aja!!!” Ajak kak Obiet sambil memegang sikuku dan melangkah masuk menuju kamarku
‘perasaan ini kamarku deh. Dan harusnya aku yang ngajak, bukannya kak Obiet’ batinku
“Oik kenapa melamun?”
“Eh enggak kok kak. Ada apa sih”
“Gini ik…em..emmm..em”
“Apa kak? Bikin penasaran deh”
“Gini ya. Jantung kakak kok berdetak cepat banget ya?”
“Orang aneh. Ya namanya juga oang idup kak, ya jantungnya pasti berdetak lah”
“Gini deh cerita selengkapnya. Tadi kakak ketemu cewe, ya kakak tuh ngerasa ada hal beda gitu ya. Saat kakak ngelihat dia ada sesuatu yang berbeda di jantung kakak. Terus wajahnya itu kebayang terus dipikiran kakak ik. Itu kenapa ya? Soalnya kakak baru banget ngerasain ginian!!!”
“Jjjaaaahhh!!! Itu namanya Falling In Love kak. Kakak tuh jatuh cinta”
“Oh ini ya rasanya jatuh cinta. Kok gimanaaaaaa gitu ya ik”
“Eh kakak lagi jatuh cinta ya. Ih sama, Oik juga lagi jatuh cinta tau kak. Yeyeeyyeeyey, tos dulu dong. Tos yeas”
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuh maumu
Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Ku rindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati
Suaranya sangat merdu dan sangat menjiwai. Hampir 100% penumpang didalam bis merasa terhibur olehnya. Satu persatu kursi ia datangi sambil menyodorkan bungkus permen yang sudah kosong. Para penumpang dalam bis memasukan uang kedalam bungkusan permen itu.
“Seribu, dua ribu, lima ribu, sepuluh ribu, duapuluh ribu, seratus ribu”
“Seratus tigapuluh delapan ribu” lanjutnya
Ia kantongi uangnya kedalam saku celananya. Ia teringat akan suatu janji yang harus ditepatinya.
#Flashback on
“Tunggu!!!!!”
“Aku pingin kenal lebih dekat dengan kamu. Nama kamu siapa?”
“Temui aku besok siang disini!!!!!”
Flashback off
“Ia ..aku punya janji dengan wanita yang kemarin nolong aku dan aku belum sempat bilang terimaksih!!!!” gumamnya
Kemudian ia berlari menuju tempat kejadian perkara saat ia tertabrak kemarin siang. Ia tak peduli panasnya terik matahari yang sangat panas dan cukup berbahaya untuk kesehatannya. Karena janji dikatakan untuk ditepati, bukan untuk diingkari.
Sesampainya ditujuan, terlihat sesosok wanita imut yang sedang duduk manis di kursi panjang dekat pohon. Ya, wanita itu adalah Oik
aku menunggumu..aku menunggumu..
aku menunggumu..aku menunggumu..
Didalam sebuah cinta...terdapat bahasa
Yang mengalun indah...mengisi jiwa
merindukan kisah...kita berdua
Yang tak pernah akan terlupa
Bila Rindu ini..masih milikmu
Kuhadirkan sebuah..tanya untukmu
Harus brapa lama..aku menunggumu..
aku menunggumu...
Didalam masa indah...saat bersamamu
Yang tak pernah bisa...akan terlupa
Pandangan matanya menghancurkan jiwa
Dengan segenap cinta...aku bertanya
Bila Rindu ini..masih milikmu
Kuhadirkan sebuah..tanya untukmu
Harus brapa lama..aku menunggumu..
Dalam hati kumenunggu..
Dalam hati kumenunggu..aku...
Dalam benak kumenunggu..
Dalam hati kumenunggu..aku...
masih menunggu....
Bila Rindu ini..masih milikmu...
Kuhadirkan sebuah..
harus berapa lama...Harus brapa lama...
aku menunggumu..aku menunggumu..
Pria pengamen itu melantunkan sebuah lagu untuk Oik. Oik kagum, matanya tak berkedip. Bbir mungilnya dihiasi senyuman.
“Maaf ya aku telat!!!! Dan telah membuat kamu menunggu lama” ucap pria pengamen itu
“Gak apa-apa kok!!!” Kedua mata bertatapan dan saling member senyuman
“Oh ya. Kenapa kamu pingin kenal lebih deket sama aku ya?”
“ha? Emmmhhhhhh. Kenapa ya?”
“Kok malah nanya balik sih!!!”
“Ya aku pingin temenan gitu sama kamu” Oik salting
“Aku kan Cuma pengamen!!”
“Terus? Emang ada larangannya ya?”
“Gak juga. Ia kan, takutnya gitu ya”
“Oh. Aku tulus kok temenan sama kamu!!!”
“Makasih ya” Pria pengamen member sehelai senyuman pada Oik dan berhasil membuat jantung Oik semakin berdetak kencang
“Haem ya!!Aku Oik .Kamu?” Oik mengajak pria itu bersalaman
At Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Jaz berwarna putih telah dipakai olehnya. Ia sangat telihat begitu berwibawa dan penuh charisma. Setiap pekerja RSCM dari kalangan bawah sampai kalangan atas yang berjumpa dengannya selalu diberikan senyuman olehnya.
“SiangDr.Yohanes” sapa seorang suster
“Siang sus”
Ia terus berjalan menuju ruangannya. Ya, sedikit tergesa-gesa. Entah ada apa gerangan!!!
#Bruk
Ia bertabrakan dengan seorang wanita penjual kue. Sebagian kue yang dibawa wanita itu terjatuh kelantai dan ada beberapa yang sudah tidak layak untuk dimakan.
“Jangan!!” Ia memegang tangan wanita penjual kue yang sedang merapikan kuenya yang terjatuh
“Kenapa?” jawab wanita itu
“Kue ini sudah jath kelantai dan sudah tidak bersih. Tidak layak untuk dijual dan dimakan!!!”
“Tapi saya ……..”
“Ini saya ganti saja. Karena semua salah saya” Ketika ia menyodorkan selembar uang Seratusribu, ia baru sadar kalau wanita penjual kue itu adalah wanita buta yang kemarin ia jumpai di kantin tempat Oik menuntut Ilmu
“Kamu kan Tria?”
“Kenapa kamu tau?”
“Aku yang kemarin bertemu kamu di kantin”
“Haduh. Kan orang yang sering keluar masuk kantin banyak mas. Terus kan….. saya tidak dapat melihat”
“Eh maaf mbak”
“Gak apa-apa. Apa mas salahsatu siswa di SMK Tarunha Andhiga?”
“Bukan. Saya bintang tamu waktu kemarin pensi”
“Boyband kan?”
“Yupz”
“Oh. Terus mas disini lagi apa. Mas ini dokter ya?”
Ia sedikit melamun dan bingung untuk menjawab pertanyaan Tria
‘Wanita ini terlihat low profil. Kalo gua ngaku dokter, pasti dia gak mau temenan sama gue’ batinnya
“ah enggak. Saya Cleaning Service mbak”
“Oh. Namanya?”
“Obiet”
“Obiet. Nama yang indah. Boleh saya pegang wajahmu, biet”
“Tentu”
Tria meraba wajah Obiet. Karena itulah cara untuknya mengenali wajah seseorang. Tria tersenyum manis
“Oh ia Tria. Kok kamu malah jualan kue? Bukannya kamu kerja di kantin”
“Aku udah dipecat. Karena kemarin sebelum pulang aku gak sengaja mecahin botol saos. Maklum biet, orang buta”
“sstttt jangan bilang gitu!!!!!”
“Oh ia, ini kue buatan mama aku lho. Mau coba?” Tria memberikan kue yang masih bersih kepada Obiet
“Makasih” Obiet memakan kue itu
Ada sesuatu yang berbeda dari kue itu. Rasa kue itu mengingatkan Obiet akan sesuatu yang selama ini telah ia lupakan. Entah, apa sesuatu itu. Aroma dan kelezatan dari kue itu membuat Obiet meneteskan air matanya
‘kenapa gue nangis ya’ batin Obiet
“Obiet… kok diam?” Tanya Tria
“Enggak”
Obiet melihat jam tangannya.
“Emmh Tria aku kerja dulu ya!!!! Nanti dimarahi. Dan jualan terus disini ya, biar aku bisa beli kue mu!!!”
“Ya. Selamat kerja biet. Jangan ceroboh!!!”
“Oke”
Mereka pun berpisah ditempat itu.
Jika perkenalan Obiet dan Tria diawali dengan kebohongan, bagaimana kisah pertemanan mereka se;anjutnya? Apa penuh kebohongan juga? Dan apakan Obiet ditakdirkan oleh penuls untuk menjadi SUAMI penulis? Oh tidddddaaaaakkkkkkk !!!!! Maksudnya ,"apakan penulis menakdirkan Obiet untuk menjadi kekasih Tria?"
Dan siapa yang tau wajah pria pengamen itu coba?? Apakah pengamen itu akan menjadi kekasih Oik? Namanya juga belum ketebak ya...!!!! Ya kira-kira aja sendiri, siapa nama pengamen itu? hahahahhahha