Minggu, 21 Juli 2013

Read Or Die !!!! [Part1_Shibo kiroku]

SHIBO KIROKU

Eldwin Dwi Nugraha, biasa disapa dengan sebutan Eldwin/Uwin. Seorang blogger yang terkenal dengan hasil karya tulisnya yang dapat memberi motivasi untuk para pembaca. Karya tulis Eldwin tidak hanya digemari oleh kaum remaja saja, banyak juga dari kalangan muda dan tua yang menyukai tulisan Eldwin. Followers pada akun blog Eldwin saja sudah mencpai 10.986.
Selain itu, Eldwin juga sangat mahir dalam berimajinasi. Tulisan imajinasinya telah diterbitkan di beberapa toko buku yang ada di negeri ini. Buku hasil imajinasinya berjudul ‘Shibo kiroku’ yang diambil dari bahasa jepang. Bukan judul saja, tetapi isi dari cerita ini menggunakan bahasa jepang dan sangat laris dipasaran khususnya di negeri sakura.
Selain hasil karya tulisnya yang menakjubkan, Eldwin juga memiliki sifat low profile dan wellcome dengan siapapun. Mahasiswa dari jurusan VIKOM di UNIVERSITAS BHINEKA ini termasuk salahsatu murid berprestasi di Kampusnya karena mendapatkan IPK sebesar 4,00 dengan perolehan nilai A pada setiap mata kuliahnya. Sekarang ini Eldwin sudah duduk di Semester 2.

***

Yohanes Baptista Obiet Panggrahitto, biasa disapa dengan sebutan Obiet. Siswa kelas XI di salahsatu sekolah Swasta Kristen di kota Bandung. Tidak jauh dengan Eldwin, remaja bertahi lalat didagu ini memiliki sifat ramah dan santun serta sederhana. Memiliki bakat yang luar biasa dalam bidang tarik suara. Selain menjadi anggota paduan suara sekolah, ia adalah seorang penyanyi gereja.

***

Cakka Kawekas Nuraga, seorang anak yang terlahir dari keluarga berada. Ayahnya adalah pemilik dari salahsatu pabrik Industri yang ada di kota Bandung. Hobby-nya adalah balapan motor bersama teman-temanya. Status sekolahnya belum jelas karena ia baru saja lulus dari SMA Swasta termahal di kota Bandung. Remaja yang satu ini memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Eldwin dan Obiet. Kebutuhannya yang selalu terpenuhi telah menjadikannya sebagai anak angkuh yang tidak pernah memperdulikan keadaan orang-orang sekitar yang kurang mampu.

***

“Seorang mahasiswa bernama Eldwin Dwi Nugraha telah ditemukan tewas dengan posisi mengenaskan di dalam Gudang yang terletak di Kampus Cakrawala. Mahasiswa ini diduga tewas karena dibunuh. Terlihat dengan jelas sebuah pisau berukuran kecil menancap pada perutnya” ujar seorang reporter dari stasiun televisi yang kini sedang berdiri tepat disamping jenazah pria berkemeja kotak-kotak yang perutnya tertancap pisau serta berlumuran darah, sedangkan mahasiswa yang lainnya hanya dapat menyaksikan jenazah Eldwin yang terbujurkaku disamping lemari yang sudah usang.

“Gaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk” Eldwin terbangun dari tidurnya
“Gila ya gue….apa ini efek dari buku yang gue tulis”
“Horor banget sumpah”
“Aaaaa….gue bukan pembunuh. Bukaaaaaaannn. Gue gak bunuh mereka” teriaknya sambil menjambak rambutnya dan berharap bahwa semua yang telah terjadi seminggu ini hanya mimpi belaka.

Eldwin melirik jam dindingnya yang jarum jamnya telah menunjukan kearah angka 5. Terlambat, biasanya Eldwin bangun tidur sebelum adzan subuh berkumandang. Ia segera bangkit dari kasur dan bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah itu ia segera bersiap-siap untuk pergi ke Cafe Gemini untuk menepati janjinya kepada Rizky Patrick Egeten.

***

Hari ini Obiet ada jadwal mengisi acara di Gereja yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya. Ia terlihat tampan dengan kemeja berwarna hitam yang dikenakannya.
“Kira-kira pulang jam berapa, Biet?”
“Entahlah Bu, mungkin agak sorean” jawabnya sambil mengngit roti bakar buatan ibu
“Mau ayah antar?”
“Tidak usah lah, Obiet mau mengendarai motor sendiri saja”
“Ya sudah, hati-hati di jalan. Ingat, jangan kebut-kebutan!!!” nasihat Ibu
“Siap Bu”

Setelah menghabiskan 2 helai roti bakar Obiet segera berpamitan kepada Ibu dan ayahnya untuk pergi ke Gereja. Ia mulai melangkahkan kakinya menuju Garasi dan mengendarai motor satrianya.

***

Obiet selalu ingat pesan ibunya untuk tidak kebut-kebutan saat mengendarai motor. Namun yang namanya musibah hanya TUHAN YME saja yang mengetahui. Meski kita sudah berusaha sekuat mungkin untuk menghindari musibah tersebut, semuanya hanya akan terasa percuma karena kita tidak akan bisa mengelak yang sudah menjadi ketentuan dari TUHAN YME.
Sebuah mobil jazz berkecepatan diatas rata-rata telah menabrak motor yang dikendarai Obiet. Tubuh Obiet terpental kepohon besar yang berada di dekat jembatan penyeberangan, kepalanya mengalami benturan yang sangat dahsyat sampai mencucurkan banyak darah segar. Pengendara yang tak bertanggungjawab itu segera melarikan diri. Arus lalulintas yang tadinya berjalan dengan lancar, kini menjadi macet total akibat kejadian tersebut. Akhirnya ada seorang laki-laki yang bersedia membawa Obiet ke Rumah Sakit.

“Sudahlah Win... Janji dengan Rizky san itu bisa ditunda. Lebih penting nyawa anak ini” ujar Eldwin dengan aktifitas mengendarai APV-nya

***

Mobilnya berhenti secara mendadak tepat di depan Toko Bunga yang berada di tengah kota.

 “Apa yang telah gue lakukan?” Ia seolah tak percaya dengan apa yang telah dilakukannya.
“Anak yang tak berdosa itu telah menjadi korban dari pelampiasan amarah gue” Cakka kembali 
 melajukan jazz-nya.

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA GUE BENCI SEMUA INI” Teriaknya

***

R.S KATULISTIWA

Sudah hampir 2 jam Obiet tak sadarkan diri dari komanya, dan selama itu juga Eldwin duduk dengan rasa gelisah menunggu kabar baik mengenai kondisi Obiet.
~Sepanjang Perjalanan cinta~
~Hanya kau yang paling ku sayang~
(Ringtone Hp Eldwin : Salah_Eldwin Feat Dayat)
“Eldwin san, anata ga doko ni iru desu ka?” suara Rizky san dari seberang telepon
“watashi wa……..”
“Watashi wa 12 ni naru made matteimasu, matawa kono kyoryoku kankei wa kaijo sa re”
Tuuuut..tuuutt..Telepon terputus, Eldwin mulai bingung. Jika ia menunggu Obiet sampai sadar, berarti ia harus membatalkan janjinya dengan Rizky san yang telah jauh-jauh datang dari Jepang khusus untuk menemuinya. Rizky adalah Produser pada salahsatu Production House yang ada di negeri sakura. Ia tertarik untuk membuat film layar lebar yang diambil dari cerita dalam buku Eldwin yang berjudul ‘Shibo Kiroku’.
“Maaf anda siapanya Obiet?” tanya Dokter Riezma yang baru saja keluar dari ruangan
“Saya bukan siapa-siapanya Dok” jawab Eldwin yang baru melangkahkan selangkah kakinya untuk meninggalkan tempat tersebut
“Maaf, kami tidak dapat menyelamatkan Obiet. Tolong beri tahu keluarganya!!!” ujar Dokter Riezma
“Tapi Dok, saya tidak mengenalnya. Apalagi keluarganya”
“.....”
Eldwin mengeluarkan sebuah dompet dari dalam saku celananya, “Ini dompet milik Obiet, Dok. Didalamnya terdapat kartu nama dan kartu pelajar, mungkin bisa membantu untuk menghubungi keluarganya” Eldwin memberikan dompet berwarna biru kepada Dokter Riezma, kemudian ia pergi meninggalkan Rumah Sakit

***

Roda kehidupan selalu berputar. Ada saatnya kita berada di atas, dan ada saatnya juga kita berada dibawah. Mungkin itulah yang sedang menjadi BIG PROBLEM bagi Cakka. Pabrik milik Ayahnya bangkrut dan mengalami kerugian besar. Ibunya yang terbiasa dengan gaya hidup mewah merasa kecewa akibat musibah yang menimpa keluarga Nuraga, sehingga ia memutuskan untuk bercerai.

***

Cafe Gemini
11:00

Akhirnya Eldwin dapat datang sebelum jam 12:00. Rizky san terlihat sangat berwibawa dengan jazz berwarna cokelat yang dikenakannya. Kacamatanya pun turut membuat wajah Rizky terlihat tampan.
“Sumimasen Rizky san. Watashiwa Eldwin Dwi Nugraha desu ” jelas Eldwin yang posisinya berhadapan dengan Rizky
Suwatte kudasai!!!” Eldwin segera mematuhi perintah Rizky san yang mempersilahkannya untuk duduk
“Sain’in shite kudasai!!!” Rizky menyerahkan map yang berisikan kertas persetujuan kontrak. Eldwin segera menandatanganinya
“Watashi ga tassei shinakereba naranakatta mono ga arimashita, sayonara!!!” Rizky san pergi dan meninggalkan chek senilai Rp.200.000.000,00 untuk Eldwin. Eldwin pun melangkahkan kakinya keluar cafe.

***

Di perjalanan pulang ...

Ternyata kota Bandung juga bisa macet seperti kota Jakarta. Namun kemacetan kali ini bukan dikarenakan oleh banyaknya kendaraan yang melintas, melainkan ada seorang pemuda yang berniat untuk terjun dari atas Gedung. Sudah ada beberapa polisi dan orang-orang yang membujuknya untuk turun. Namun pemuda itu mengancam, “Awas ya!!! Kalo lu semua mendekat, gue akan lompat sekarang juga”. Akhirnya Eldwin memutuskan untuk keluar dari dalam mobil dan berlari kedalam gedung untuk menghampiri pemuda itu.
“Heh boy!!! Yang loe lakukan itu sia-sia. Apa loe udah punya banyak amal buat balik ke rumah TUHAN YME .Hah?” ujar Eldwin yang jaraknya hanya lima langkah dari pemuda tersebut
“Peduli apa loe sama gue? Bokap dan nyokap gue aja gak ada yang peduli” balas Cakka
“Karena gue bukan bokap dan nyokap loe”
“Gue mohon agar loe mengurunkan niat loe” lanjut Eldwin sambil melangkahkan kakinya satu langkah menuju Cakka
“Loe siapa sih? So malaikat banget”
“Gue emang bukan malaikat, tapi gue bersedia jadi temen loe boy”
“Mundur gak??? Kalo enggak, gue bakalan loncat sekarang juga”
“Silahkan loncat!!! Hanya pengecut yang bisa melakukan hal bodoh seperti itu. Cemen loe. Banci” ledek Eldwin
“Gue bukan pengecut dan bukan Banci”
“Ya udah sih, kalo gak mau dibilang gitu loe harus mengurungkan niat loe”
“Oke fine” Cakka memundurkan langkahnya dan hampir jatuh dari atas gedung
Eldwin berhasil meraih tangan Cakka. “Lepaskan tangan gueeeee!!!” teriak Cakka, namun Eldwin masih tetap mempertahankan.
Suasana dibawah gedung sangat ramai dan arus lalulintas pun turut terhambat. Tangan Eldwin sudah tidak kuat untuk menahan beban tubuh Cakka, akhirnya Eldwin ikut tertarik bersama Cakka dan jatuh secara bersamaan.
Eldwin dan Cakka membuka kedua matanya yang sedari tadi terpejam, “Kita belum mati” Ujar Eldwin
Ternyata sebelum mereka jatuh dari atas gedung, warga telah menyiapkan matras berukuran besar agar Eldwin dan Cakka tidak jatuh di atas aspal. Akhirnya Cakka sadar bahwa bunuh diri itu bukan jalan keluar dari masalahnya. Dan Cakka bersyukur bahwa masih banyak orang yang peduli padanya.

***

R.S KATULISTIWA
“Suster Ratih, apakah sudah mendapatkan informasi tentang Obiet?”
“Sudah Dok” Jawabnya kepada Dokter Riezma
“Bagaimana?”
“Tadi saya menghubungi teman saya yang mengajar di SMA tempat Obiet bersekolah. Kebetulan ia adalah wali kelasnya Obiet dan ia pun bersedia untuk menghubungi keluarga Obiet”
“Oke. Thak you”
“Dokter Riezmaaaa” ucap Suster Sri yang baru saja menghampiri dengan nafas tersendak-sendak
“Ada apa Sus?” tanya Suster Ratih
“Obiet...Obieeettt...Itu” jawabnya menggantung
“Coba ditenangkan dahulu!!!!”
“Hufhhh.. Obiet sadar Dok” lanjut Suster Sri
“Apaaaa??? Bukannya dia sudah meninggal?”
“Entahlah. Tapi saya lihat sendiri bahwa Obiet sedang duduk manis diatas kasur”
“Mungkin Suster Sri salah lihat” ujar Dr Riezma
“Ya sudah kalau tidak percaya mari kita ke Kamar Mayat”
Ketiganya berjalan menuju Kamar Mayat. Dr Riezma dan Suster Ratih sontak kaget melihat Obiet yang baru saja keluar dari Kamar Mayat. Ternyata benar yang dikatakan Suster Sri bahwa Obiet bangun kembali dari matinya (Mati Suri). Obiet berjalan lurus menuju koridor Rumah sakit, sedangkan ketiganya mengikuti dari belakang.
Obiet menghentikan langkah kakinya, “Sebaiknya kamu pulang!! Tidak baik terlalu lama berada disini!!” ujar Obiet. Ketiganya hanya saling menatap satu samalain melihat Obiet yang sedang berbicara sendiri.
“Apakah itu akibat dari benturan yang melukai kepalanya?” ujar Suster Ratih
“Maybe” jawab Dokter Riezma

***
Satu bulan kemudian,,

Hari ini adalah hari terakhir OSPEK di UNIVERSITAS CAKRAWALA. Kini Cakka resmi menjadi mahasiswa jurusan FIKOM. Setelah acara OSPEK selesai, panitia mengadakan acara camping yang akan dilaksanakan nanti malam di sebuah desa terpencil yang terletak di Cikajang, Garut.
***
Semenjak mengalami mati suri, Obiet dapat berkomunikasi dengan makhluk lainnya yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Obiet heran, mungkin itu adalah kelebihan yang dititipkan TUHAN YME kepada Obiet. Ia berjanji akan menggunakan kelebihannya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan

***

Malam Hari
Cikajang, Garut

Walaupun udara terasa dingin, namun kebersamaan telah menghangatkan suasana.Apalagi ditambah dengan api unggun, suasana terasa sangat menyenangkan. Para peserta dan panitia bernyanyi bersama menikmati malam yang menyenangkan ini. Ada satu peserta yang kelihatannya tidak sebahagia peserta lainnya. Cakka Nuraga, dia lebih senang menyendiri dibanding berkumpul dengan yang lain. Perlahan, ia berjalan menjauhi keramaian. Hingga langkahnya terhenti di sebuah rumah yang terbuat dari kayu. Rumahnya terlihat sepi dan angker, tapi baginya tidak masalah selagi tempat itu jauh dari keramaian. Ia memasuki rumah itu. Ternyata benar bahwa rumah itu tak berpenghuni. Cakka tiduran diatas kursi yang terbuat dari kayu, beberapa saat kemudian seekor anak kucing mengganggu tidurnya dengan duduk manis diatas dada Cakka. Cakka berusaha melepaskan anak kucing yang hinggap diatas dadanya, namun anak kucing itu tidak mau dan memberontak dengan cara mencakar leher Cakka sampai mengeluarkan darah. Cakka tidak tinggal diam, dengan sekuat tenaga ia berusaha menyingkirkan anak kucing itu dan melemparnya sampai meninggal.
Semenjak kejadian itu sikap orang-orang terhadap Cakka berubah drastis. Mereka menganggap Cakka gila karena sering berteriak kesakitan pada bagian tubuhnya yang tidak terluka.
“Aaaaaaa panaaaas!!!!! Badan gue panas!!! Gue terbakar” Teriaknya dari dalam tenda yang membuat semua peserta camping menghampirinya kedalam tenda
“Gak ada apa-apa Cak, tubuh lu gak kebakar” salahsatu teman berusaha menyadarkannya
“Panas panaaaaaas panaaaaaassss” histerisnya kembali
Byur….Gabriel menyiram Cakka dengan satu ember air yang diambil dari sungai terdekat. Air yang dingin, bagaikan es yang baru saja mencair. Cakka menatap tajam kepada kakak tingkatnya itu. Tatapan seorang srigala yang siap mencengkram mangsanya.
“Sialan lu Iel” Cakka menyeret Gabriel keluar tenda dan memukulinya., Iel melawan.
Terjadilah pertengkaran besar yang hampir menimbulkan korban jiwa. Kekuatan yang dikeluarkan Cakka bukanlah kekuatan biasa, bahkan lebih dari kalimat ‘luar biasa’. Badan Gabriel terpental pada sebuah pohon besar sampai membuat pohon itu tumbang mengenai tubuh Gabriel. Akibat perkelahian itu Gabriel mengalami cacad permanen pada kaki kirinya.
Air susu dibalas dengan air tuba. Itulah perumpamaan yang cocok untuk kasus ini. Tak disangka, niat baik Gabriel malah menjadi petaka untuknya. Namun Gabriel tak berniat untuk melaporkan kasus ini kepada pihak yang berwajib. Kejadian ini membuat para peeserta camping ketakutan dan tak ada satupun dari mereka yang ingin berteman dengan Cakka. Bahkan wajahnya yang tampan pun tidak menjadi daya tarik untuk para perempuan yang ada di Kampus.

***

6 Hari Kemudian ,,

Acara camping telah selesai dilaksanakan. Kebetulan pada hari ini salahsatu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di Kampus mengadakan lomba vocal, dan Obiet menjadi salahsatu pesertanya. Karena Obiet mendapatkan nomor peserta 57, ia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar Kampus. Siapa tahu beberapa tahun yang akan datang ia menjadi salahsatu mahasiswa disini. Disudut Lapangan terlihat seorang mahasiswa yang sedang asyik memainkan ipadnya.
“Kalo gini terus loe gak bakalan punya temen” ujar Obiet yang baru saja menghampirinya
“Anak-anak disini membicarakan loe“
“Bagus kalau lu udah tahu tentang gue, lu mau bernasib sama kayak Gabriel. Hah?
“Gak sih. Tapi kalau lu gini terus, lu gak bakalan punya temen”
“Apa urusan loe? Gak ngaruh juga buat IPK gue” jawabnya ketus
“.....”
“Gue Obiet” sambil mengulurkan tangan. Sedangkan mahasiswa itu bukannya menjabat tangan Obiet malah menghindarkan tangan Obiet dari pandangannya. Obiet heran saat melihat ada 3 cakaran kucing yang tergores pada leher Cakka.
“Cakka” jawabnya Ketus kemudian pergi meninggalkan Obiet
Obiet terus memandangi langkah kaki Cakka yang semakin menjauh. Sebuah bola basket melambung dan hampir mengenai kepala Obiet. Namun Eldwin berhasil menangkap bola itu dan melemparnya kembali ke Lapangan. Eldwin kaget melihat sesosok laki-laki yang kini ada dihadapannya.
“Ada yang aneh?”
“Loe Obiet?”
“Ya. Loe siapa? Kenapa tahu gue? Apa kita pernah kenal?”
“Sorry, bukannya loe udah meninggal?” tanyanya sedikit ragu
“Ya, gue mati suri”
“Gue Eldwin yang pernah bawa loe ke Rumah Sakit”
“Oh thanks” jawab Obiet yang kemudian menatap tajam ke arah Cakka yang sedang berjalan membelakanginya
“Ngapaian loe lihat Cakka?”
“Ada yang aneh dari dia” tatapannya masih lurus pada Cakka yang berjalan membelakanginya
“Dia memang aneh, seperti orang gila, suka histeris sendiri. Kadang ngerasa kepanasan, bentur-benturin kepalanya ke pohon. Banyak deh pokoknya”
“Itu juga denger dari anak-anak lain sih”
“Bukan aneh yang itu maksud gue. Ada dua jiwa dalam raga Cakka”
“Maksud loe?”
“Ada roh yang masuk ditubuh Cakka”
“Loe punya indera keenam?”
“Entahlah, yang jelas setelah mengalami mati suri gue bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk dunia lain”
“Eh, lu jangan deket-deket Eldwin!!!! Dia pembunuh berdarah dingin” ujar seorang mahasiswi yang lewat di depan mereka dan berlalu begitu saja
“Maksud dia apa win?” Obiet membelakakan matanya
“Jangan di anggap!!!”
Sorry, gue ada jadwal” Eldwin segera meninggalkan Obiet dengan tergesa-gesa dan memasang wajah ketakutan. Obiet kembali ke Aula untuk menunggu gilirannya yang sebentar lagi tampil.

***

Koran Merah Putih-Berita Dunia
Jumat, 26 Juli 2013
Rizky Patrick Egeten, pemilik Sakura Production house ditemukan telah tak bernyawa di dalam lemari pakaian yang berada pada kamar no 212 Hotel Galaxi. Jasadnya ditemukan dalam keadaan tidak utuh tanpa bola mata bagian kanan, telinga bagian kanan, tangan kanan, dan kaki kanan. Apa maksud dari pembunuh tersebut mengambil anggota tubuh bagian kanan milik pengusaha asal jepang ini? Bukti yang ditemukan hanyalah kertas kontrak dengan Eldwin Dwi Nugraha yang sudah tersobek menjadi beberapa bagian dan buku ‘shibo kiroku’ karya blogger terkenal milik Eldwin Dwi Nugraha yang telah berlumuran darah.
Itulah selembar koran yang ditemukannya pada kursi tempat ia duduk.
‘Apa Eldwin benar-benar pembunuh berdarah dingin?’
“Lu bakalan tahu jawabannya sendiri kok” ujar seorang yang berada di samping kanan, obiet menggernyitkan dahiny
“Gue juga tahu kalu lu bakalan ngomong ‘Lu kok tahu? Gue kan ngomong dalem hati’ ya kan?” Obiet hanya menjawab dengan anggukan
“Gak penting!!!!”
“Lu siapa sih?”
“Mario Stevano Aditya Haling”
“Itu kan nama tokoh dalam shibo kiroku”
“Ya, itu memang gue”
“Haha luchu” ledek Obiet
“I’m serious. Gue emang tokoh dalam shibo kiroku

***
Toko Buku Metamorfora ,,,

Sudah hampir dua jam gadis berambut bermata bulat ini menelusuri lemari buku untuk mencari buku bacaan. Ia lebih senang menghabiskan waktunya ditempat ini daripada mall. Sangat berbeda dengan wanita pada umumnya. Langkahnya terhenti tepat di depan lemari buku yang berada paling utama dekat pintu masuk.
Shibo Kiroku”
“Mbak…..kenapa buku kutukan seperti ini ditaro di lemari utama sih?” teriaknya kepada penjaga toko
“Ehm….ehm…ehmm..itu perintah bapak, non”
“Buang buku itu sekarang juga!!!!”
“Gak bisa non”
“Apa non mau baca buku itu?”
“Cuih…najis!!! Gue belum siap mati” gadis itu segera pergi meninggalkan toko

***
Rumah Cakka
Shibo Kiroku, buku yang dibelinya 2 hari yang lalu. Sebenarnya ia membeli buku itu bukan untuk dibaca, melainkan untuk membuktikan perkataan orang-orang yang mengatakan bahwa buku ini adalah buku kematian. Katanya, siapa saja yang melihat buku ini maka ia harus membelinya. Dan siapapun yang membelinya maka ia harus membacanya. Jika tidak, ia akan mati.
“Ini? Buku bersampul freak kayak gini mendatangkan kematian. Modus banget. Hahah ” Cakka melempar buku itu keluar jendela kamarnya
“Aaaaa….aaaa….dada gue sakit”
Bersambung….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar