Seperti malam-malam sebelumnya, para pembalap liar
sudah siap untuk melakukan aksinya. 6 orang remaja laki-laki sudah
mengambil ancang-ancang untuk melajukan motor, tinggal menunggu aba-aba
saja. Sorak sorai para pendukung telah meramaikan arena.
'Bahkan di tempat ramai seperti ini gue masih merasa sendiri' batin salah satu pembalap tersebut
"Are you ready? 3 . . . 2 . . . 1 go. . . "
Keenam
pembalap tersebut telah melajukan motornya dengan kecepatan diatas
normal. Para penonton bersorak memberi dukungan pada jagoannya
masing-masing.
"Iel . . . Iel . . . Iel" Teriak beberapa penonton
"Ogeng . . . Ogeng" Teriakan penontong yang 2x lebih banyak dibanding teriakan untuk Gabriel
"Eh Win, lu khianat banget"
"Maksud el?" Eldwin terlihat bingung atas kata-kata yang dilontarkan temannya
"Lu tuh dukung Gabriel apa Ogeng sih, labil banget"
"Dua-duanya lah. Mereka kan sama-sama temen gue" Jelas Eldwin
Temannya itu hanya bisa menelan ludah ketika mendengar penjelasan Eldwin.
Dari jarak yang tidak begitu jauh, terlihat seseorang dengan motor ninjanya hampir mendekati garis finish.
"Gabrieeeeel" Teriak histeris para perempuan
Tidak lama kemudian, seorang bermotor satria mendahului Gabriel dan sampai di garis finish.
Rohan,
biasa disapa dengan sebutan Ogeng. Sudah 3x menjadi pemenang dalam
acara balapan liar tersebut. Sedangkan Gabriel, biasa disapa dengan
sebutan Iel, sangat terkenal sebagai penguasa lintasan karena selalu
menjadi winner dan mampu menaklukan lintasan sesulit apapun. Dan itulah
yang membuat Iel selalu disanjung dan menjadi nomor 1 dimata
teman-teman komunitas dan Mr.Joe (Penyelenggara). Namun semenjak Rohan
bergabung di komunitas anak motor (KAM) posisi Iel mulai terancam dan
sepertinya Mr.Joe lebih tertarik dengan teknik balapan yang digunakan
oleh Rohan. Yaitu teknik balap yang lebih mengutamakan logika daripada
kecepatan. Berbanding terbalik dengan teknik balapan yang diterapkan
oleh Iel yang lebih mengutamakan kecepatan dan emosi.
Oke,
sepertinya kita belum mengenal KAM. KAM merupakan singkatan dari
Komunitas Anak Motor yang diselenggarakan oleh Mr Joe. Mr Joe adalah
orang terlalu kaya yang hidup di kota ini sendirian dan merupakan
investor pada salahsatu perusahaan emas yang sedang berkembang. Itulah
yang membuat uangnya terus mengalir. Saking kayanya ia kebingungan akan
mempergunakan uangnya untuk apa karena semua kebutuhannya sudah lebih
dari cukup. Alhasil ia memutuskan untuk mendirikan KAM khusus untuk
anak-anak pecinta motor. KAM ini terbagi menjadi 3 divisi. Divisi 1
beranggotakan anak-anak yang memiliki hoby balap motor. Divisi 2
beranggotakan anak-anak yang memiliki hoby merakit motor, salahsatu
anggotanya adalah Eldwin. Dan divisi 3 beranggotakan anak-anak yang
hanya sebatas senang dengan motor, biasanya mereka sharing pengetahuan
tentang motor atau otomotif. Sudah cukup pengenalannya, mari kembali ke
cerita.
"Gue akui loe hebat" Ucap Iel pada Rohan. Namun Rohan hanya membalas dengan senyum miringnya
"Oh
ya, lu gak perlu ngerasa hebat disini. Kemenangan lu itu cuma hoki
sesaat. Dan suatu saat gue bakalan ngalahin lu. Camkan!" Kemudian Iel
pergi bersama ninjanya.
Tiiiiiiiit. Tiba-tiba pengendara tiger biru menyerempet Rohan sampai terjatuh. Eldwin membantu membangunkan Rohan.
"Itu Dayat, salahsatu anggota KAM di divisi 1. Dia memang seperti itu, anaknya aneh" Jelas Eldwin
"Oh
ya, gue Eldwin. Gue anggota divisi 2 dan loe gak perlu ngenalin diri
karena gue udah tahu nama loe" lanjutnya. Rohan hanya mengangguk
kemudian meninggalkan Eldwin.
Masih berlatar ditempat yang
sama, seorang anak perempuan berdagu keluar dari dalam taxi dan
berlari menuju kerumunan anak-anak motor yang sedang berkumpul.
"Iel" Panggil anak perempuan itu
"Zahra? Ngapain disini?" Iel nampak begitu heran
"Aku gak suka dengan sikap kamu yang sekarang, lebih mementingkan balap motor"
"Kamu juga lebih mementingkan Obiet dibanding aku"
"...." Zahra membisu
"Kenapa diam? Kamu merasa salah? Semua waktu yang kamu punya hanya dihabiskan untuk Obiet lagi lagi dan lagi" Bentak Iel
Zahra meneteskan air matanya "Kamu gak berhak cemburu kepada Obiet, Iel"
"Aku
capek Za selalu dinomor duakan oleh kamu. Lebih baik kamu pergi dari
sini dan habiskan semua waktumu untuk Obiet dan sekarang kita putus!
Jangan pernah berharap untuk dapat bersama lagi seperti dulu" Iel
memutuskan Zahra didepan anak-anak KAM, sehingga membuat Zahra merasa
dipermalukan.
***
SMK PERMATA
Hari ini
adalah hari jadi SMK PERMATA yang ke-17, kegiatan belajar mengajar
dihentikan selama 2 hari. HUT yang ke-17 ini dirayakan secara meriah.
Ada panggung yang disediakan untuk para pengisi acara dan tenda-tenda
kecil yang akan dipergunakan untuk bazar. Acara dimulai, ketua OSIS
naik ke atas panggung untuk memberi sambutan.
"Selamat
siang.Terimakasih untuk teman-teman semua yang telah meluangkan
waktunya untuk berpartisipasi dalam acara HUT Sekolah kita tercinta.Dan
dengan diadakannya acara ini diharapkan dapat mempererat tali
silaturahmi antar siswa, khususnya untuk para siswa yang berbeda
jurusan. Seperti yang kita ketahui bahwa SMK PERMATA terdiri dari
beberapa jurusan, beberapa diantaranya adalah jurusan Otomotif, Teknik
Bodi Otomotif, pemasaran, ekonomi bisnis, seni budaya, dan masih banyak
lagi. Tujuan utama diadakannya event ini adalah untuk menciptakan
siswa yang kreatif dan dapat berinovasi. Bisa kita lihat beberapa tenda
yang berada di lapangan, itu merupakan wujud partisipasi dari
siswa-siswa jurusan ekonomi bisnis yang akan mengadakan bazar. Dan
masih banyak lagi. Ya semoga acara ini dapat berjalan dengan lancar.
Terimakasih dan selamat menikmati"
Ketua OSIS menuruni
panggung dan berjalan menuju lapangan untuk melihat-lihat bazar dari
siswa-siswa jurusan Ekonomi Bisnis. Para pengisi acara sudah mulai
meramaikan suasana. Semua siswa nampak begitu menikmati acara, berbeda
halnya dengan Rohan yang hanya menyendiri dibangku panjang dekat Taman.
Walaupun ditengah keramaian ia tetap merasa bahwa ia sendiri.
"hay"
seorang anak perempuan duduk disamping Rohan. Rohan tak menghiraukan,
ia tetap pada aktifitasnya yang sedang menatapi sebuah foto anak
perempuan berambut panjang.
"Itu pacar kamu?" anak perempuan
itu mencoba menghidupkan suasana, Rohan tetap membisu dan kini matanya
mulai memerah karena terlalu lama membendung air mata. Anak itu semakin
penasaran dan terus mencoba untuk membuat Rohan berbicara.
"Aku
Oik, dari jurusan Teknik Bodi Otomotif" ia mengulurkan tangannya,
Rohan tetap cuek. Sepertinya Oik mulai putus asa, ia menatap tajam pada
wajah Rohan. "Mata kamu merah, apa kamu ...?"
"Gu . . Gue . .
Gue lagi sakit mata. Loe siapa? Jangan ganggu gue. Lu gak perlu ikut
campur urusan gue. Pergi loe!!" Bentak Rohan. Oik menundukkan
kepalanya, ia merasa bersalah.
"Maafkan aku!!" Mata Oik meneteskan air mata, ia berlari meninggalkan Rohan
Rohan kembali menyendiri dan menatapi foto itu kembali.
"Lin,
lu terlalu cepat pergi. Lu tega ninggalin gue sendiri disini ,gue
sayang sama loe. Dan cuma loe yang mengerti dan selalu ada buat gue. Lu
pergi meninggalkan gue sendiri disini, dengan menyisakan banyak
butiran kenangan" gumam Rohan
"Lu gila? Ngajak
bicara selembar foto. Gak ada gunanya meratapi orang yang sudah gak
ada. Hanya membuang waktumu saja, bung" Ucap seorang dari arah
belakang. Rohan bangkit dari tempat duduk dan membalikan badannya.
"Loe?" Rohan menatap heran
"Kenapa?"
"Lu gak berhak berkata seperti itu"
"Kenapa? Yang gue katakan itu benar"
"Bukan urusan loe. Ini hidup gue, bukan hidup loe"
"Tapi
itu hanya akan membebani kalian saja. Oh ya, jangan terlalu fokus pada
masalalu" Kemudian anak laki-laki berseragam rapi itu pergi
meninggalkan Rohan.
Ditatapnya kembali foto itu. Masih
terngiang ditelinganya ucapan dari anak laki-laki tadi yang berbunyi
"jangan terlalu fokus pada masalalu". Sebenarnya Rohan sangat paham
maksud dari kalimat tersebut. Namun yang membuatnya heran adalah sikap
anak laki-laki tadi yang menunjukan bahwa ia mengetahui banyak hal
tentang perempuan yang ada pada foto itu.
***
RUMAH ZAHRA
21:00
Sudah
hampir 30 menit Zahra dan ayahnya berdebat karena perbedaan pendapat.
Keduanya sama-sama mempertahankan pendapatnya masing-masing. Zahra terus
berusaha meluluhkan hati ayahnya.
"Ayah please! Jangan lakukan itu! Kasihan Obiet. Apa ayah gak sayang sama Obiet?"
"Kamu tak mengerti nak, Obiet akan semakin menderita jika ayah tidak melakukan ini"
"Jangan
yah!! Zahra sayang sama Obiet, tolong jangan lakukan itu" Zahra
memeluk kaki ayahnya diiringi dengan airmatanya yang terus berlinang.
Hati
ayah cukup terluka melihat perjuangan yang dilakukan Zahra untuk
Obiet. "Za, ayah juga sayang kepada Obiet. Sama seperti ayah
menyayangimu" jelas ayah dengan membendung air matanya
"Ayah akan memberi Obiet kesempatan selama 2 minggu. Jangan sia-siakan waktu 2 minggu yang ayah berikan untuk kalian"
"Ayah
serius?" Zahra melepas pelukannya dari kaki Ayah kemudian bangkit.
"Terimakasih yah" Zahra menghapus air matanya dan memeluk ayah
***
LOKASI BALAP LIAR
23:00
Balap liar baru saja dilaksanakan, dan Rohan kembali menjadi winner mengungguli kelima temannya dengan catatan waktu tersingkat.
Seperti
balapan sebelumnya, Iel selalu tidak senang atas kemenangan Rohan.
Namun Rohan selau bersikap acuh dan samasekali tidak menghiraukan sikap
Gabriel yang selalu sinis kepadanya.
"Geng, lu jangan lawan Iel ya!" pinta Eldwin
"Gak lah, just wasting my time" Jawab Rohan, Eldwin tersenyum.
"Oh ya Win, lu kenal anak cowok yang pake motor tiger gak? Yang kemaren nyerempet gue"
"Oh itu Dayat. Kemaren kan gua udah bilang"
"Sorry, gue lupa"
"Emang kenapa?"
"Gue heran aja sama dia. Kenapa setiap selesai pertandingan dia selalu langsung pulang dan gak kumpul dulu sama anak-anak"
"Mungkin banyak tugas yang harus dikerjakannya. Maklum lah dia kan Ketua OSIS di sekolah kita"
"Oh"
"Hay win" Seorang perempuan menghampiri mereka. Rohan menatap tajam pada anak perempuan itu, seperti sedang mengingat sesuatu.
"Lu yang tadi siang di sekolah kan?"
"Yups"
"Kalian sudah saling kenal?" tanya Eldwin
"Belum" jawab Rohan
"Ini temen sekelas gue, namanya Oik. Mulai malam ini dia bergabung di KAM bersama kita"
"Divisi berapa?"
"Dua"
"Ehmm. Well come ya. Gue Rohan"
"Eh sorry guys. Gue tinggal dulu ya, gue lagi bantu Sion merakit body motornya" Eldwin pergi meninggalkan kedua temannya
Rohan
menatap Oik dan tersenyum. Sangat berbeda dengan sikapnya tadi siang.
Ia mengajak Oik untuk duduk di trotoar jalanan komplek yang jauh dari
keramaian. Awalnya keduanya saling membisu karena tak ada topik
pembicaraan.
"Ehm ik, sorry ya tadi siang gue udah bentak loe"
"Woles aja"
"Thanks"
"Yups. Eh aku sering ngelihat kamu menyendiri di Sekolah, apa kamu gak punya temen?"
"Loe sering merhatiin gue?"
"Ya"
"Loe suka sama gue?"
"Nggak. Hati aku sudah teretutup untuk semua laki-laki"
"Why? Lu sulit move on?"
"Ya, hati aku hanya dapat terisi oleh Obiet saja"
"Obiet? Mantan lu?"
"Bukan"
"Pacar?"
"Bukan juga"
"Terus?"
"Aku gak tahu hubungan kami sekarang ini apa. Yang jelas dia menghilang dan tak pernah memberiku kabar. Hubungan kami tak pasti"
"Hey, kamu belum jawab pertanyaanku Han" lanjut Oik
"Gue
juga sama kayak lu. Sulit move on. Alin, pacar gue meninggal karena
penyakit yang dideritanya. Semenjak kepergiannya gue merasa hampa dan
tak berarti. Rasanya gak ada gunanya gue hidup"
"Eh gak kerasa udah setengah jam kita ngobrol" Rohan melihat jam tangannya
"Gue pulang duluan ya Ik. Lu mau sekalian gue antar pulang?"
"Thanks, aku pulang bareng Eldwin kok"
Rohan
menaiki motornya dan meninggalkan Oik sendiri. Rohan menjalankan motor
dengan kecepatan tinggi. Ditengah perjalanan ia hampir menabrak anak
laki-laki yang usianya terlihat lebih muda.
"Eh cari mati loe?" ujar Rohan
"Gue belum mati" jawab anak laki-laki itu yang membuat Rohan heran
"Terserah loe deh" Rohan kembali melajukan motornya
***
Pagi hari di SMK PERMATA
Rohan
memarkirkan motornya, kemudian berjalan menuju kelas. Sesampainya di
kelas, ia segera menempati tempat duduknya yang berada di pojok kanan
paling belakang. Suasana kelas sangat ramai karena guru belum memasuki
kelas. Diambilnya kembali sebuah foto dari dalam dompet.
"Loe adalah orang bodoh yang selalu merasa sendirian dan terpaku pada masa lalu" ujar seorang disampingnya
"Lu kan yang semalam hampir gue tabrak. Ngapain disini? Lu bukan murid kelas ini kan?"
"Ya terserah gue dong"
Masih
dalam gedung yang sama, namun tempat yang berbeda. Karena tuntutannya
sebagai Ketua Murid, ia harus bersedia bolak-balik ke Perpustakaan
untuk meminjam buku paket. Tangannya mengais 20 buku yang kira-kira
memiliki tebal 5cm.
"Perlu gue bantu?"
Dayat menghentikan langkahnya dan menggeserkan mukanya yang tertutup buku untuk melihat orang yang menawarinya bantuan.
"Eh Zahra"
"Sini gue bantu!!" Zahra membawakan 10 buku yang tadi dibawa oleh Dayat. Keduanya berjalan bersama menuju kelas Dayat.
"Sorry ya Za"
"Ya ampun Day, gak apa-apa kali"
"Eh tapi gue nganter bukunya sampai depan pintu kelas lu aja ya!"
"Kenapa? Di kelas ada Iel loh, kan lu bisa TP TP gitu"
"Gue udah putus sama Iel"
"Lah kok bisa?"
"Iel cemburu sama Obiet"
"Yaa elah, Obiet dicemburuin. Haha . . .eh btw Obiet kemana? Gue jarang lihat. Di tempat balapan juga dia gak pernah nongol"
"Day, gue mohon untuk tidak membicarakan Obiet"
"Oke, sorry"
***
LOKASI BALAP LIAR
21:00
Malam
ini Rohan tidak ikut balapan karena kondisinya yang kurang baik. Iel
juga tidak terlihat di arena balapan, tadi siang ia mengalami kecelakaan
yang mengakibatkan patah tulang pada kaki kanannya. Di garis start
hanya terlihat pengendara motor tiger dan 3 teman yang menjadi anggota
divisi 1 yang sedang bersiap untuk balapan.
"Lagian
kalo gue ikut balapan juga percuma. Jadi winner tapi gak bangga dan
tetap merasa hampa. Gue pikir dengan memacu adrenaline disini dapat
membuat gue merasa hidup kembali. Tapi nyatanya tidak, bayangan Alin
masih menghantui pikiran gue"
"Sebenarnya bukan bayangan Alin
yang menghantui loe, tapi diri loe sendiri yang sulit melepas
kepergian Alin" ucap seorang dari belakang.
Rohan membalikkan badannya. "Loe lagi? Loe siapa? Datang gak dijemput pulang gak dianter"
"Lu kira gue ini jelangkung"
"Ya lu dateng dan pergi seenaknya. Kemaren malem yang waktu hampir ketabrak, tadi pagi di kelas, dan sekarang. Mau loe apa sih?"
"Gue cuma mau loe menyadari bahwa loe gak pernah sendiri dan membuat loe sadar agar tidak terpaku pada masalalu"
"Siapa sih loe? So malaikat banget"
"Gue Obiet dan gue bukan malaikat"
"Obiet? Nama yang familiar"
"Sudah lupakan. Ayo ikut gue!!"
Rohan
mengikuti langkah kaki Obiet yang berhenti dibalik pohon besar. Dari
situ terlihat jelas sosok Mr Joe yang sedang duduk santai disamping
garis finish.
"Look at him" ujar Obiet
"Mr Joe?"
"Ya.
Dia hidup di kota ini sendiri, tanpa kehadiran seorang anak dan istri.
Dua tahun yang lalu anak dan istrinya meninggal dunia saat proses
persalinan. Lu bayangkan, hari yang seharusnya menjadi hari indah untuk
Mr Joe malah jadi hari duka baginya. Ia memang sempat sedih dan
terpukul, tapi itu tidak membutuhkan waktu yang lama. Ia mampu bangkit
dari keterpurukan. Mengapa? Karena ia tidak pernah merasa sendiri.
Disini ia dapat merasakan keramaian dan mendapat kasih sayang. Intinya,
kita harus tetap bersyukur dan menatap luas masa depan"
"Tapi Biet . . . ."
"Biet lu kemana? Tuh kan lu ngilang lagi"
Dari
balik pohon terlihat seorang bermotor vario sampai di garis finish,
seperti pertandingan sebelumnya yang sampai terakhir digaris finish
adalah pengendara motor tiger. Yang kemudian melajukan terus motornya
meninggalkan lokasi balapan. Rohan semakin penasaran, ia mengikuti
pengendara tiger itu.
***
Sesampainya di rumah pengendara tiger
Pengendara
tiger itu memarkirkan motornya di depan teras kemudian berlari menuju
rumah. Rohan mengintipnya dari balik pintu. Terlihat seorang pria duduk
diatas kursi roda.
"Itu kan Topan Simbaia" gumamnya dari balik pintu
Pengendara tiger itu membuka helmnya kemudian memeluk kaki pria yang duduk diatas kursi roda.
"Ayah
maafkan Dayat. Dayat gak bisa menjadi pembalap hebat seperti ayah.
Setiap kali balapan, pasti Dayat selalu menjadi orang terakhir yang
sampai di garis finish
"Ayah maafkan Dayat, Dayat tidak bisa menjadi apa yang ayah inginkan"
Pria yang duduk diatas kursi roda itu membisu dengan tatapan mata yang kosong.
Dayat melepaskan pelukan dari kaki pria itu, kemudian berdiri memandang kearah pintu.
"Gue tahu ada orang dibalik pintu. Masuk loe!!"
Rohan memasuki rumah Dayat dan berdiri dihadapan Dayat dengan menundukan kepala.
"Lu Rohan kan?"
Rohan mengangkat kepalanya untuk melihat wajah pengendara tiger itu.
"Ya" jawabnya sedikit gerogi
"Eh lu Dayat yang ketos di SMK PERMATA kan?"
"Yups, lu masih inget gue?"
"Lu kan yang . . . . "
"Yang bilang untuk tidak terlalu fokus kepada masalalu"
"Ya, terus apa tujuan lu ngebuntuti gue?"
"Gue . . .ehm . . Gue penasaran aja. Kenapa setiap selesai balapan lu selalu langsung pulang"
"Oke, tunggu sebentar"
Dayat mengambil sebuah album foto berwarna merah. Ia menunjukan dan memperkenalkan orang-orang yang ada pada foto tersebut.
"ini nyokap gue, dia meninggal 3 tahun yang lalu karena penyakit jantung yang dideritanya"
"Yang ini bokap gue, Topan simbaia. Seorang pembalap yang berambisi untuk menjadikan gue sebagai pembalap hebat sepertinya"
"Gue tahu, tapi apa yang terjadi dengan bokap lu?"
"2
bulan yang lalu ade gue Alin meninggal karena penyakit yang sama
seperti nyokap. Bokap sangat terpukul dan depresi. Beginilah ia
sekarang, seperti mayat hidup"
"Alina meiga putri ade loe?"
"Ya, Alin yang fotonya selalu lu tatapi itu"
"Alin gak pernah cerita tentang kakak laki-lakinya"
"Gue emang bukan kakak kandungnya, kami satu bapak beda ibu"
"Ehm pantas lu seperti tahu sesuatu tentang Alin"
"Yups"
"Oh ya, lu gak takut bokap lu kenapa-kenapa kalo ditinggal di rumah sendirian? Apalagi lu sering keluar malam"
"Bokap gue gak sendiri. Kedua malaikat menjaganya disamping kanan dan kirinya. TUHAN YME juga selalu ada untuknya"
***
Hari
demi hari hubungan Rohan dan Dayat semakin akrab, bisa dibilang
seperti sepasang sahabat. Keduanya sering mengisi satu sama lain. Kini
Rohan tak pernah merasa sendiri karena ada Dayat yang setia menjadi
sahabat sekaligus kakak untuknya.
"Han, gue lagi suka sama cewek nih" ujar Dayat sambil menarikan jarinya diatas stik PS
"Wah bagus dong" jawab Rohan yang pandangannya terfokus pada layar
"Bagus kenapa?"
"Berarti lu gak MAHO"
"Sialan lu" Dayat menjitak kepala Rohan
"HUAAA GOAAAAL" teriak Rohan
"Enak banget sih jadi lu"
"Enak gimana?"
"Jadi winner terus. Sedangkan selama hidup gue cuma bisa jadi looser. Baik dalam dunia nyata, game, bahkan cinta"
"Ah
lebay lu. Udah sore nih, gue pamit pulang dulu. Oh ya, jangan lupa
ntar malem kita jenguk Iel ke RS" ucap Rohan sambil membereskan
barang-barangnya
"Yoman"
***
Ditengah
perjalanan pulang, motor Rohan mendadak berhenti. Dengan sangat
terpaksa ia harus bersedia mendorong motornya. Langkahnya terhenti di
sebuah tempat yang penuh dengan pepohonan rindang. Terlihat seorang
perempuan sedang berdiri diatas kursi Taman sambil berusaha mengambil
sesuatu yang berada pada batang pohon yang berada dibelakang bangku
tersebut. Dari jarak yang tidak begitu jauh, Rohan tersenyum melihat
tingkah anak perempuan itu.
"Kenapa? Cantik ya?"
ujar seorang dari samping Rohan sehingga membuatnya kaget. "Waits . .
Lu Biet. Hobi banget sih datang tiba-tiba"
"Emang. Ya udah sana lu bantu dia"
"Gak ah"
"Kasihan tahu"
"Enggak"
"Ah ayoooo" Obiet mendorong Rohan sehingga membuatnya jatuh tepat dibawah bangku tempat perempuan itu berdiri.
Brugk. Suara badan Rohan yang terjatuh telah mencuri perhatian anak perempuan itu.
"Eh kamu kenapa?" anak perempuan itu berusaha membangunkan Rohan
"Thanks"
"Kamu siapa sih? Bidadari jatuh dari surga kah?" tanyanya sedikit meledek
"Haha gak lah. Eh tadi kamu ngapain berdiri diatas bangku?"
"Itu, aku lagi ngambil . .. O. . O . . Oza . . .ya ampun itu Oza masih di atas pohon. Tolong dong"
Rohan
segera naik keatas pohon untuk membantu Oza turun. Ternyata Oza adalah
seekor kucing anggora berbulu putih bersih. Akhirnya Rohan dapat
membantu Oza turun dengan selamat.
"Thank you. Aku gak tahu ya nasib Oza kalo gak ada kamu"
"Ah biasa saja. Kayaknya Oza berarti banget ya buat loe"
"Right. Oza adalah pemberian dari orang yang aku sayangi" anak perempuan itu memeluk Oza semakin erat
"Pacar loe?"
anak perempuan itu menggelengkan kepalanya
"Mantan?"
"Bukan juga"
"Lalu?"
"Adikku. Eh kita belum kenalan, aku Zahra sekolah di SMK PERMATA"
"Sama dong. Jurusan apa? Gue Rohan anak otomotif"
"Ekonomi bisnis"
"Eh udah hampir jam 5, aku harus segera ke RS. Mungkin kita bisa ketemu di Sekolah, bye" Zahra segera berlari meninggalkan Rohan
***
LOKASI BALAP LIAR
18:30
5
Motor sudah berjajar rapi di atas garis start, tinggal menunggu 1
motor lagi untuk segera tancab gas. 2 menit kemudian orang yang
ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.
"Sorry gue telat" ucap Rohan yang baru datang
"Woles aja, cabut sekarang ya!!" ajak Dayat
"Eh tunggu!!"
"Kenapa Win?"
"Itu
. . Oik mau ikut jenguk Iel. Tapi. . . kalian tahu kan motor gue baru
aja dicuri" jelas Eldwin yang duduk di jok belakang motor Dayat
"Gitu doang repot Win, tuh jok belakang motor Rohan kan masih kosong" Jelas Dayat
"Ya, Oik bareng gue aja"
"Ya udah, Oik nunggu di depan gapura. Kita cabut sekarang aja!"
"Yoman"
Keenam
motor itu mulai melaju dengan kecepatan tinggi. Angin malam terasa
sangat dingin dan menyelimuti tubuh mereka, walau mereka telah
melindungi tubuh dengan jaket kulit.
"Han, kamu udah bisa move on belum?"
"Apa ik? Gak jelas" suara angin dan mesin motor telah mengganggu pendengarannya
"KAMU UDAH BISA MOVE ON BELUM?" Teriak Oik sambil menaruh dagunya di atas bahu kanan Rohan
"Oh,
udah dong. Justru dengan berusaha untuk move on, gue dapat merasa
hidup kembali dan gak pernah merasa sendiri. Tentunya dapat lepas dari
bayang-bayang Alin"
***
Sesampainya di RS
Mereka
berlari mencari ruangan tempat Iel dirawat. Tadi siang ayahnya Iel
memberitahukan Eldwin bahwa Iel dirawat di ruang cempaka no 2. Alhasil
ke 12 anak itu memutuskan untuk berpencar mencari ruang cempaka. Langkah
Rohan terhenti dibalik jendel ruang VIP. Ia seolah tak percaya dengan
apa yang baru saja dilihatnya.
"Itu gue" ujar obiet dari arah belakang
"Yang ada didalam itu?" Rohan semakin bingung
"Tolong suruh Oik kesini, untuk lihat keadaan gue"
"Oke oke gue sms Oik dulu. Tapi gue masih bingung, kalo orang yang lagi terbaring koma itu adalah loe. Terus loe. . .?"
"Gue cuma roh yang sulit untuk kembali ketubuh gue"
5
menit kemudian Oik sampai di ruang VIP. Ia nampak sangat kaget melihat
orang yang disayanginya terbaring dengan dihiasi infusan. Oik segera
masuk dan memeluk Obiet yang sedang terbaring koma, matanya meneteskan
banyak air mata.
"Jadi lu Obiet yang pernah diceritakan Oik?"
"Ya. Oh ya, gue pengen minta tolong"
"Apa?"
"Lu lihat cewek yang sedari tadi megang tangan gue"
"Zahra?"
"Ya, dia kakak gue. Tolong bujuk dia agar oksigen gue dicabut"
"Lah? Lu bakalan mati dong"
"Ya,
lagian oksigen itu tak membantu samasekali. Buktinya aja gue tetep gak
bisa balik lagi ke tubuh gue. Jujur aja, jadi orang setengah setan tuh
nyiksa banget"
"Loe gak pantes mengatakan itu bung. Lihat
kedalam sana! Lu gak sendiri. Lu punya Zahra, kakak yang rela
menghabiskan semua waktunya buat loe. Ada Oik, perempuan yang sayang
dan rela menutup pintu hatinya demi loe. Ada gue juga disini, yang akan
selalu mendukung loe. Kita selalu mendoakan loe, so lu gak sendiri.
Ayolah berjuang untuk balik ke tubuh loe"
"Ya tapi loe coba bujuk kak Zahra dulu. Cepetan!"
"Ya"
Rohan memasuki ruang VIP dan berdiri dihadapan Zahra.
"Sorry Za, akan lebih baik jika loe bersedia melepaskan oksigen itu. Karena yang lu lakukan cuma nyiksa dia aja"
"Kamu tahu apa? Aku lebih tahu yang terbaik buat Obiet. Lagian Obiet masih punya kesempatan sebanyak 4 hari lagi untuk sadar"
"Gue emang bukan siapa-siapa Obiet, tapi gue tahu kalo dia menderita atas apa yang lu lakukan ini"
"Rohan,
kamu tega berkata seperti itu. Kamu hanya memperburuk keadaan, lebih
baik kamu keluar dari sini!" ucap Oik dengan nada sendu
***
Semenjak
kejadian itu Rohan kembali sendiri. Teman-teman yang selama ini selalu
ada untuknya mulai menjauh karena mereka berpikiran negative tentang
Rohan yang sempat membujuk Zahra untuk melepaskan Oksigen yang
dipergunakan oleh Obiet.
Hari ini adalah hari ke-14, hari dimana oksigen yang selama sebulan ini menjadi gantungan hidup Obiet akan dilepaskan.
"Han
ayo cepet pergi ke RS! Bilang pada Kak Zahra dan Oik kalo gue sayang
sama mereka dan bilang sama mereka agar bisa merelakan gue pulang ke
rumah TUHAN. Waktunya 30 menit lagi, ayo!"
"Emang lu udah bener-bener gak bisa balik ketubuh lu lagi?"
"Ya. Ayo cepet!"
Rohan
segera mengendarai motornya untuk pergi ke RS. Namun hal yang tak
diinginkan terjadi. Motor yang dikendarainya bertabrakan dengan sebuah
mobil.
***
Malam hari di RS
sadarkan
diri Rohan mulai membuka kedua matanya secara perlahan. Terlihat Oik,
Zahra, dan Dayat yang sedang memejamkan mata diatas sofa.
"Woy, Rohan udah sadar" ucap Eldwin yang baru saja dari toilet
ketiga temannya terbangun dan segera menghampiri Rohan
"Kalian udah gak marah?"
Oik tersenyum sambil menggelengkan kepalanya
"Gak ada gunanya kita marah sama kamu" ujar Zahra
"Oksigen Obiet udah dilepas?"
"Udah"
"Gue telat"
"Maksud loe?" Dayat mulai penasaran
"Harusnya
gue bilang ini sebelum oksigen Obiet dilepas. Obiet bilang kalo di
sayang sama kalian, Zahra dan Oik. Dan kalian harus merelakan
kepergiannya"
"Ya" Zahra dan Oik tersenyum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar