Senin, 22 Juli 2013

Pesantern Tempat Kak Suci

 
"Sodakallaaaaaa hul'adziiiim"
 
Pengajian diakhiri. Namun sebelum para santriwan dan santriwati madrasah Al-Islam pulang kerumah masing-masing, mereka merapikan dulu al-qur'an yang telah mereka gunakan ketika pengajian berlangsung.
 
"Succcciiii"
 
Mendengar Ustadzah Anisa memanggilnya, Suci segera mempause aktifitasnya yang sedang merapikan al-qur'an dan segera menghampiri ustadzah
 
"Ya, ada apa ustadzah?" Jawab Suci
 
"Ustadzah butuh bantuan kamu, ya itu juga jika kamu menyanggupi"
 
"Insaallah Suci bantu jika mampu. Memang ada apa ustadzah?"
 
"Keponakan ustadzah, dia dititipkan di rumah ustadzah oleh papanya karena ia sedang pergi ke luar negeri. Ustadzah dipercaya untuk merubahnya menjadi anak yang lebih baik khususnya dalam agamanya selagi ia lagi libur sekolah" Jelas ustadzah
 
"Begitu ya? Terus apa yang bisa Suci bantu?"
 
"Ustadzah berharap agar kamu mau mengajarinya mengaji. Tetapi private saja di rumah ustadzah agar lebih nyantai dan tidak banyak gangguan"
 
"Baik akan Suci usahakan. Kapan dimulai?"
 
"Secepatnya"
 
"Besok saja, setelah adzan dzuhur Suci datang ke rumah ustadzah"
 
"Baiklah. Ustadzah harap, kamu dapat sabar menghadapi anak itu ya"
 
"Insaallah"
 
"Assalamu'alaikum. Maaf mengganggu sebentar" Ucap Ozy yang baru menghampiri ustadzah dan Suci
 
"Silahkan zy, ada apa?"
 
"Begini ustadzah, waktu sudah menunjukkan pukul 18.00. Bagaimana jika Ozy segera mengumandangkan adzan maghrib?"
 
"Bukannya sekarang jadwalnya Ilham untuk adzan"
 
"Ilham sedang flue, jadi kalau adzan pasti kurang merdu"
 
"Ya sudah kamu gantikan Ilham untuk Adzan"
 
"Baik ustadzah"
 
"Ehmm dan kamu Suci tolong ambil makanan untuk tajil ya, di rumah Ustadzah. Ada Raza kok di rumah"
 
"Baik ustadzah"
 
***
 
Allahuakbar allaaaaahuakbar
 
 
"Abi mau shalat isya berjamaah di Masjid?" Tanya Raza kepada abinya yang sedang bercermin sambil merapikan peci
 
"Ya Raza, sekalian berangkat terawih. Ayo segera ambil sarung dan pergi bareng abi. Oh ya, sekalian ajak kak Iqbal untuk terawih"
 
"Baik bi"
 
 
Raza meninggalkan abinya dan menuju kamarnya yang menyatu dengan Iqbal.
 
"Kak Iqbal lagi ngapain?"
 
"BBMan lah"
 
"Bisa ditaro dulu gak BBnya?"
 
"Enggak"
 
"Kaaak BBnya tinggalin dulu deh, shalat berjamaah ke Masjid yuk sekalian terawih"
 
"Ya duluan aja, entar kak Iqbal nyusul"
 
"Yauddah"
 
 
Ketika Raza hendak meninggalkan kamar,
 
"Eh Razaraza"
 
"Kenapa kak?"
 
"Kalo entar kak Iqbal telat datang ke Mesjid dan akhirnya gak ikut berjamaah dan terawih. Titip salam buat Tuhan oke?"
 
"..." Tak ada jawaban dari Raza
 
 
***
 
Bulan dan bintang memancarkan sinarnya untuk menerangi jalanan yang sepi nan gelap. Jalanan cukup ramai karena dilalui oleh orang-orang yang baru pulang terawih dari Masjid. Sepanjang jalan santriwan dan santriwati remaja meramaikan suasana agar tidak terlalu sepi.
 
"Salallaaaah..." Ucap Ozy berirama
 
"Alaaaa muhammad. Salallah alaiwasallim" Lanjut santri lainnya
 
Sepanjang perjalanan, santriwan dan santriwati menghidupkan suasana jalanan yang sepi dengan bershalawat.
 
***
 
"Assalamu'alaikum" Raza memasuki kamar, kemudian merapikan peci dan sarungnya
 
"Wassalamu'alaikum" Jawab Iqbal yang sedang duduk di atas kasur sambil memainkan netbooknya
 
"Kak Iqbal udah sembahyang?"
 
"Mmmmhh...ngapain sih nanya-nanya. Bukan urusan kamu juga kali"
 
"..."
 
"Gimana, udah disampeikan salam buat Tuhan dari Kak Iqbal?" Lanjut Iqbal
 
"Udah malah Tuhan nanyain kak Iqbal"
 
"Hah? Nanya apa?" Iqbal menghentikan aktifitasnya sesaat
 
"Katanya, kapan kak Iqbal mau maen ke rumah tuhan?"
 
"............."
 
 
***
 
Kamarnya nampak begitu sejuk dengan hiasan yang bernuansa keislaman. Ada kaligrafi asmaul husna, kalender bergambar lafaz allah dan sebagainya. Alqur'an dan buku hadist pun tidak kalah menghiasi lemari buku miliknya.
 
"Ya allah, ada apa dengan Suci? Kenapa kepala Suci terasa sangat sakit? Tabahkan Suci ya Allah, berikan Suci kekuatan"
 
***
 
Suci Anisa Nurfadillah
 
Astaghfirullahal'azim kenapa darahnya keluar terus. Kasihan hidung Suci ya Allah :'(
 
 
"Kenapa Suci update seperti itu?" Gumam Ozy
 
Ozy semakin khawatir setelah melihat update status terbaru Suci yang menurutnya cukup aneh.
 
"Ci, semoga kamu selalu berada dalam lindungan tuhan"
 
***
 
Hari ini adalah hari pertama Iqbal belajar mengaji. Nampaknya perasaan Iqbal biasa saja, ia bersikap acuh. Bahkan ia mala sibuk dengan BBnya, bukannya segera bergegas mengambil wudhu.
 
"Iqbal, ayo segera mengambil wudhu dan berpakaian sopan!! Kak Suci sudah menunggu di ruang tengah"
 
"Kak Suci? Siapa itu?"
 
"Dia yang akan mengajari kamu membaca al-qur'an dan pelajaran keagaman lainnya"
 
"Oh"
 
Iqbal segera beranjak dari santainya dan segera mengambil wudhu dan berpakaian rapi, setelah itu Iqbal menemui Suci.
 
"Kamu yang mau ngajarin ngaji?"
 
"Ya, kenalkan saya Suci"
 
"Panggil aja Iqbal"
 
"Baiklah. Kita mulai dari membaca Al-Fatihah ya!!"
 
"Terserah"
 
Iqbal sangat tidak bersemangat dalam melaksanakan kegiatan ini. Iqbal malah lebih senang memainkan BBnya ketika Suci sedang mengajarkan ilmu tajwid. Suci hanya bisa menghela nafas sambil mengusap dada dan beristighfar didalam hati.
 
"BBnya bisa disimpan dulu?"
 
"Enggak"
 
"Iqbal, kakak tahu kalau sebenarnya kamu anak yang baik dan sopan. Apa kamu ada masalah? Kamu bisa cerita sama kakak"
 
"Sorry bukam urusan kamu"
 
"Oke, kakak tidak memaksa. Tapi kakak mohon untuk hal yang satu ini kamu lebih bisa serius"
 
"Iqbal kesepian....." Jawabnya singkat
 
"Sebulan yang lalu, keluarga Iqbal kecelakaan. Kecelakaan itu telah merenggut nyawa adik dan mama Iqbal. Rasanya gak adil, orang-orang yang Iqbal sayang ninggalin Iqbal, direbut Tuhan. Tuhan jahat kaaaak, tuhan pilih kasih. Tuhan kasih kebahagiaan sama Raza dengan memberi keluarga yang lengkap. Tapi Iqbal, kenapa Tuhan begitu tak adil. Tuhan menyisakan papa untuk Iqbal, tapi papa lebih sibuk dengan pekerjaannya. Papa jarang perhatiin Iqbal, papa udah gak kayak dulu. Papa lebih menomor duakan Iqbal"
 
"Jangan berkata seperti itu. Tuhan maha adil, mungkin Tuhan memiliki rencana lain buat kamu. Ini adalah ujian buat kamu. Tuhan sedang menguji kesabaran kamu. Kamu harus tetap bersyukur pada Tuhan, kamu masih punya Raza, Om Ari dan Ustadzah Anisa kan? Mereka sayang sama kamu, begitu juga dengan papamu dan kakak"
 
 
"Tapi kalian berbeda"
 
 
***
 
Panti Asuhan, tempat tinggal Suci sejak bayi. Sejak bayi, Suci sudah ditinggalkan di Panti Asuhan. Tapi Suci tetap bersyukur, walaupun hanya tinggal di Panti, ia tetap mendapat kasihsayang dari Ibu Panti dan adik-adiknya di Panti. Hari ini adalah hari kelima Iqbal belajar mengaji bersama Suci. Hari ini Iqbal belajar mengaji di Panti bersama adik-adik panti lainnya. Setelah belajar selesai, mereka bermain bersama. Sekarang Iqbal memahami arti kepedulian dan kasihsayang yang sesungguhnya. Kini tak ada alasan baginya untuk tidak bersyukur kepada Tuhan.
 
"Kak Suci...kak Sucii" Ajil menghampiri Suci sambil berlarian
 
Suci mengehentikan langkahnya,"Ada apa Jil?"
 
"Itu kak, kamar madi kaaaa kamar mandi"
 
"Ya kamar mandi kenapa Ajil?"
 
"Bukan kamar mandinya, tapi Iqbal ada di Kamar mandi"
 
"Ya terus kenapa?"
 
"Iqbal pingsan kak"
 
"Astaghfirullahal'adziiimm. Ayo kita kesana!!"
 
 
Sudah hampir 5 menit Iqbal tak sadarkan diri. Suci dan Ibu panti membawa Iqbal ke Rumah Sakit. Dokter segera memasukkan Iqbal ke ruang perawatan dan memasang beberapa infusan.
 
Hari kedua,Iqbal masih terbaring di Rumah Sakit dalam keadaan koma. Raza, Ari, Anisa, Ajil, dan adik-adik panti lainnya menunggu Iqbal di Rumah Sakit.
 
"Ajil permisi dulu ya sebentar. Ajil mau ketemu kak Suci dan ibu dulu!"
 
"Ya silahkan, nanti kami menyusul ya Jil"
 
***
 
"Kanker ini sudah menyerang otaknya sejak 6 tahun silam, Suatu anugerah dari tuhan, ia dapat menahan rasa sakit ini selama 6 tahun" Jelas dokter
 
"Dokter serius? Tidak bercanda kan? Apakah ia divonis meninggal bulan ini?" Wanita itu kaget bercampur panik
 
"Astaghfirullahadzim ibu, saya bukan Tuhan. Lebih baik kita berdoa saja untuk kesembuhannya bu"
 
"Astaghfirullahaladzimmmmm,,,,,ya Allah jangan biarkan ia menyusul kedua orangtuanya ke pangkuanmu" wanita itu mulai histeris
 
Ajil yang sedari tadi mengintip dari balik pintu tak kalah terkejut dari wanita yang ada didalam ruangan dokter itu.
 
"Astaghfirullahaladziiiiiiiimmmmm" Ucap Ajil meneteskan air mata
 
***
 
Hari ke-14 Iqbal di Rumah Sakit. Infusan dan oksigen masih melekat pada tubuh mungilnya. Jari-jari di tangan kanannya mulai bergerak sedikit demi sedikit.
 
"Abi, kak Iqbal sadar abiii" Ujar Raza
 
"Subhanallah Iqballll" Ujar Ari
 
"Alhamdulillah terimakasih ya Allah" Lanjut Anisa
 
"Kak Suci kemana? Dia dimana?"
 
"Kak Suciiii....."
 
"Ya kak Suci dimana Za?"
 
"Kak Suci pergi"
 
"Pergi kemana za, pergi kemana?"
 
"Suci sedang pergi ke pesantren" Ibu Panti ikut bicara
 
"Ke Pesantren mana? Kenapa gak pamit sama Iqbal?"
 
"Pesantren yang sangat jauh, nanti juga kamu akan tahu dan akan berjumpa dengannya disana"
 
"Antar Iqbal.. Raza, Ajil..." Ucap Iqbal penuh harap
 
"Maaf bal, kita gak mungkin kesana. Tempatnya jauh sekali. Kita tidak mungkin menjangkaunya" Jelas Raza
 
"Sebelum Suci pergi, ia berpesan supaya Iqbal bersedia membacakan al-quran juz 30 pada malam terawih terakhir di mesjid" Jelas Ibu Panti
 
"Iqbal siap. Dengan syarat, Kalian harus antar Iqbal ke Pesantren tempat Kak Suci"
 
"......" Semua membisu
 
"Baik kaaakk. Ajil yang akan antar kakak ke pesantren tempat kak Suci"
 
***
 
Hari yang ditunggu-tunggu Iqbal tiba. Malam terakhir terawih, lantunan al-quran dibacakannya dengan nada yang merdu dan membuat seisi mesjid terharu.
 
"sodakhallaaaaahuladzim"
 
Iqbal mengakhiri dengan membaca sodakhallahuladzim. Sanjungan dari para ustad dan yang lainnya silih berdatangan untuk Iqbal. Semuanya Iqbal lakukan karena Allah dan demi Kak Suci.
 
"Ayo Bal!!" Ajak Ajil
 
"Ke Pesantren tempat Kak Suci?"
 
"Ya.."
 
"Malam ini?"
 
"Benar"
 
"Jil jangan main-main ya" Iqbal mulai naik darah
 
Ajil memegang tangan Iqbal dan membawanya ke suatu tempat yang sepi dan jauh dari keramaian,
 
"Ini tempat pesantren Kak Suci!!"
 
"Ajil, gila yaa kamu" Bentak Iqbal
 
"Ajil gak gila Bal"
 
 
Suci Anisa Nurfadillah
Lahir
26 Juli 1993
Wafat
26 Juli 2012
 
"Kak Suci mengidap kanker otak. Kita aja warga panti baru tahu kemarin-kemarin bal. Kak Suci merahasiakan semua ini. Kak Suci meninggal waktu koma lagi koma tepatnya hari ke 12 kamu di Rumah Sakit"
 
Iqbal menjatuhkan diri diatas makam Suci dengan meneteskan airmatanya,
"Tuhaaaaaaaannnn............" Teriak Iqbal kemudian terpotong Ajil, "Jangan bilang kalo Tuhan gak adil"
 
"Aku .... Aku aku tetap bersyukur. Karena tuhan sudah mempertemukan aku sama kak Suci. Terimakasih kak Suci"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar