Rabu, 24 Juli 2013

Cerita 8 part (I)

Aku adalah seorang anak laki-laki yang baru beranjak remaja. Usiaku masih muda. Hari ini usiaku bertambah satu tahun. Tahun kemarin usiaku adalah 13 tahun, berarti sekarang usiaku genap 14 tahun. Memang tak terasa, waktu memang sangat cepat bergulir. TUHAN YME telah memberikan begitu bayak kebahagian untukku, walaupun tanpa kehadiran seorang Ibu. Ibu  telah meninggalkanku dan ayah ketika aku berusia 2 tahun. Ibu pergi membawa kembaranku. Dan aku tak tahu wajah ibuku seperti apa, karena semua poto ibu sudah ayah bakar. Katanya sih untuk melupakan semua yang telah terjadi. Dan setahuku, ibu pergi meninggalkan ayah karena  kehadiran pria lain yang lebih kaya. Memang pada saat itu kondisi keuangan keluarga kami sangat sulit dan jatuh miskin, kemudian ayah bekerja sebagai tukang becak. Penghasilan ayah tak seberapa, mungkin hanya cukup untuk makan saja. Nenek merasa iba melihat kondisi keluarga kami. Nenek membawa ibu pulang untuk dijodohkan kepada putera pengusaha yang tak lain adalah putera dari temannya kakek. Dan ironisnya ibu tak menolak, dengan syarat ia akan membawa kembaranku. Pihak dari keluarga ibu setuju dan akhirnya ibu pergi meninggalkan aku dan ayah. Ya sepertinya itu jalan terbaik untuk ibu dan kembaranku. Tapi tak lama kemudian ayah bangkit dan melakukan bisnis dengan teman-temannya. Walaupun hanya bisnis kecil-kecilan, tapi kini bisnis ayah sudah maju pesat. Hingga ayah mampu menyekolahkanku disalahsatu sekolah termahal di kota ini. Itulah sepenggal biografiku, walaupun yang sebagiannya adalah cerita tambahan yang disampaikan oleh ayah.

“Selamat ulang tahun pangeran ayah” Ayah mengacak-ngacak rambutku ketika aku sedang sarapan
“Ih ayah. Rambut aku kan baru dirapikan pake gel. Jadi gak rapi kan!!!!” Aku sedikit marah sambil merengek kecil
“Kamu ini laki-laki loh, Biet. Kok cengeng sih ah. Kayak cewek saja!!” ledek ayah
“Ya deh ya. Ayah the best deh pokoknya” pujiku padanya agar ia tidak meledekku terus
“Kacamatamu sudah bulat, tebel lagi" lanjutnya
“Obiet marah nih kalau Ayah meledek terus”
“Denger dulu pangerannya Ayah. Maksud Ayah, Ayah ingin mengajakmu untuk mengobati matamu ke dokter. Agar kamu gak ribet pake kacamata”
“Gak. Obiet gak mau!!!”
“Loh kenapa?”
“Gak mau aja!!!!!!”
“Ya sudah terserah kamu saja deh, Ayah gak akan maksa. Sarapannya habiskan, ayah tunggu dimobi ya!! Jangan lama-lama  ya, hari ini kan hari pertama kamu sekolah!!!!” Ayah meninggalkanku sendiri

‘Obiet juga tahu tujuan Ayah mengobati mata obiet untuk apa. Agar obiet tak memakai kacamata kuno ini lagi kan? Tapi Obiet ingin jadi diri Obiet sendiri, dengan kacamata bulat tebal, rambut basah karena gel, baju seragam dimasukan, celana diatas lutut, kaos kaki panjang, dan tas gendong. Obiet gak mau jadi oranglain, biarkan Obiet menjadi apa yang Obiet inginkan selama itu masih sesuai dengan norma-norma yang berlaku’ batinku

***

Setelah selesai sarapan aku menghampiri Ayah dan segera masuk kedalam mobil. Kami pergi dan meninggalkan rumah pada pukul 06.00.

***
Sesampainya di Sekolah baruku,

Ayah mengantarku ke Ruang Kepala Sekolah. Ketika aku sedang berjalan, banyak sekali siswa yang melihatku. Mungkin penampilanku terlihat aneh di lingkungan baruku ini. Sesampainya di Ruang Kepala Sekolah, ayah berbincang-bincang sebentar dengan Bapak Kepala Sekolah dan Ibu guru yang akan menjadi wali kelasku di kelas 9B. Setelah selesai, ayah segera meninggalkanku karena ada rapat di Kantor. Pukul 07.00 bel masuk kelas berbunyi. Aku dan wali kelasku berjalan menuju kelas. Sesampainya di kelas baruku, aku melihat banyak teman-teman yang sedang duduk dibangku mereka masing-masing dengan rapi. Seisi kelas melihatku dengan tatapan yang cukup berbeda.

“Ayo perkenalkan nama kamu!!!”  pinta wali kelas
“Namaku Yohanes Batista Obiet Panggrahito. Kalain bisa panggil saya Obiet. Terimakasih”
“Oke, Obiet kamu boleh duduk dibangku yang kosong!!!”

Pandanganku tertuju pada dua bangku kosong. Yang petama di baris ke 3 pojok kanan dan yang satu lagi di belakang bagian pojok kiri. Aku lebih memilih di bangku ketiga.  Aku duduk dikursi tersebut sendirian. Di depan bangkuku ada dua orang anak perempuan, dan dibelakang bangkuku ada dua orang anak laki-laki. Salahsatu perempuan yang duduk didepanku membalikkan badannya kebelakang dan  berbicara pelan padaku.

“Sebaiknya loe pindah tempat duduk deh!! Di bangku yang loe duduki ini pernah ada yang meninggal” ucap wanita itu
“Masa sih?”
“Beneran. Ya aku kasih tahu aja, takutnya terjadi hal yang ……”
“Apa?”
“Lain kali saja aku ceritakan” anak perempuan itu kembali pada posisinya semula. Setelah mendengar pernyataan dari wanita tadi aku jadi sedikit merinding. Kakiku mulai gemetaran, kedua tanganku aku masukkan kedalam laci meja agar tidak terlalu kelihatan bahwa aku sedang ketakutan.

“Aw”. Tanganku menyentuh suatu benda padat berbentuk persegi. 'sepertinya buku'. Ku ambil buku itu dan kusimpan dipangkuanku
“Ternyata bukan buku biasa” ku tatap cover dari buku ini yang berjudul 'I Want to be My self' dan dipojok kiri bawah ada tulisan part8. Aneh, mengapa hanya ada 1 part saja, apa mungkin part sebelumnya berada dibuku yang berbeda.

Bukunya terlihat masih bagus, namun terasa dingin. Mungkin karena pengaruh udara dalam laci meja saja. Tapi tetap saja ada rasa takut. Aku semakin penasaran dengan buku ini. Ketika aku akan membuka halaman pertama, bel istirahat berbunyi. Teman-teman sekelasku keluar kelas semuanya, mungkin mau ke kantin atau entahlah. Dikelas hanya ada aku dan teman sekelasku yang sedang duduk di bangku depan tepatnya berhadapan dengan meja guru. Aku belum tahu namanya siapa, tapi setahuku dia adalah Ketua Kelas di 9B. Ia Nampak bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arahku. Aku segera memasukkan buku yang baru saja ku temukan tadi  kedalam tas. Karena aku berfikiran, jika ia tahu bahwa aku telah menemukan buku ini  dalam laci meja, pasti ia akan menghubungkannya dengan hal mistis atau apapun yang berhubungan dengan anak perempuan yang pernah meninggal dibangku tempatku sekarang.

“Loe enggak ke kantin?” Tanya anak laki-laki yang kini telah duduk disampingku
“Aku bawa bekal dari rumah” jawabku singkat
“Kenalkan gue Cakka” ia mengulurkan tangannya padaku dan kami bersalaman
“Kamu gak takut duduk dibangku sebelahku?”
“Lah kenapa harus takut?”
“Di bangku ini kan pernahhhh ada yang ……..”
“Biet sepertinya lebih asik berbincang-bincang diluar saja. Ayo!!!!!”

***

Kami keluar kelas dan duduk di kursi kosong dekat lapang. Aku semakin merasa aneh, mengapa ketika aku akan membicarakan tentang bangku itu Cakka malah mengajakku keluar. Apa memang cerita itu benar?

“Mmmmmhhh biet sebaiknya kamu jangan duduk dibangku itu”
“Kenapa?”
“Ehmmmm …mmmhhh…ya.. loe duduk sama gueaja!!!" ajaknya. Aku menoleh padanya
"Lagian gue duduk sendiri dan gak ada temen” jawabnya sedikit gugup
“Hmmm bagaimana ya Cak? Aku pikir-pikir dulu ya”
“Ah loe kelamaan. Duduk didepan itu enak tahu, jadi ngelihat papan tulisnya lebih jelas”
“Emangnya kamu gak malu duduk sama aku?”
“Kenapa mesti malu segala?”
“Aku kan culun dan sedikit aneh”
“Hmm memang. Tapi itu menurut loe, menurutku gue enggak tuh”
“Ia deh aku duduk sama kamu”
“Nah gitu dong!!! Ya sudah kita balik lagi ke kelas yuk sekalian pindahin tas loe”
“Ya”

***

Tetap, masih ada yang mengganjal. Sepertinya ada yang disembunyikan oleh Cakka. Apa jangan-jangan memang benar kalau dibangku tempatku tadi pernah ada yang meninggal? Tapi, biarlah. Itu bukan urusanku. Cakka keluar dulu sebentar, katanya mau ke Toilet. Untung saja aku tidak dikelas sendirian. Sudah ada sekitar 10 orang deh yang bersamaku dikelas. Dari pintu masuk terlihat 4 orang anak perempuan yang sedang berjalan ke arahku. Masih teman sekelas juga, salahsatunya adalah anak perempuan yang tadi menyuruhku pindah tempat duduk.

“Ternyata penampilan dan kelakuan sama-sama CULUN” bentak salahsatu anak perempuan yang berhasil mendarat ditelinga kananku. Aku tak sanggup untuk melawannya. Aku hanya terunduk ketakutan.

“OIK BERHENTI” teriak Cakka dari arah pintu kelas
‘Jadi perempuan ini bernama Oik’ batinku
“Loe kenapa sih hobi banget ngerjain anak baru? Oke gua tahu, bokap loe penyumbang dana terbesar di yayasan ini. Tapi loe gak berhak ngehina ataupun ngerjain siswa sini”
Sorry Cakka Kawekas Nuraga. Gua Cuma lagi ngetes mental si culun ini. Gua sengaja ngarang cerita tentang anak perempuan yang meninggal dibangkunya tadi. Dan dia ketakutan lalu pindah tempat duduk disebelah loe. CETEK banget otaknya”
“Heh, Obiet duduk disini karena ajakan gue. Bukan karena ketakutan gara-gara cerita gak masuk akal yang loe buat”
“Oyaaaaahhh?”

Pertengkaran terus berlangsung. Aku tak dapat melerai, aku tidak memiliki keberanian untuk melerai mereka, teman-teman yang lain malah acuh saja. Dan akhirnya bel masuk kelas yang dapat melerai mereka dan mengembalikan  mereka ke tempat duduk masing-masing. Aku merasa bersalah kepada mereka berdua, mereka bertengkar karenaku. Baru saja hari pertama sekolah, aku sudah membuat kekacauan. Dan aku cukup lega setelah mengetahui bahwa cerita itu hanya rekayasa Oik saja, itu berarti buku yang tadi aku temukan tidak berkaitan dengan hal-hal ghaib.

***

Sepulang sekolah aku mampir dulu ke perpustakaan untuk meminjam buku bacaan. Tapi sebelum mencari buku bacaan, aku berniat untuk membaca dulu buku yang tadi aku temukan dilaci meja. Buku yang ber judul  “I Want to be My Self”  terdiri dari 200 halaman, namun yang tergores tinta hanya sampai halaman 88 saja. Kesannya memang agak aneh sih. Aku baca halaman pertama, tapi rasanya kurang pas jika tidak membaca dari awal. Aku tunda saja dulu niat membaca buku itu, dan aku beranjak dari bangku perpustakaan untuk menelusuri dan mencari buku bacaan lain yang lebih menarik.Ketika mataku sedang licah mencari mangsa untuk ku baca, aku meiihat 3 buah buku bacaan tergeletak disamping lemari yang berisi buku sejarah. Aku ambil ketiga buku itu, setelah kulihat ternyata

Ini dia buku yang aku cari”

Ternyata 3 buku itu adalah buku berjudul “I Want to be My Self  part 1, part 3, dan Part 5. Partnya ganjil semua, tapi tak masalah.

Aku mulai membaca part 1. Ternyata isinya adalah perjalanan hidup seorang anak perempuan yang terlahir dari keluarga kaya. Ayahnya adalah seorang pengusaha sukses dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Ia adalah anak tunggal. Wajahnya yang cantik dan tubuhnya yang tinggi menuntunnya berkarir di dunia hiburan sebagai penyanyi dan bintang iklan. Tapi anak perempuan dalam cerita ini tidak menyukai  kegiatannya itu. Karena ia merasa banyak waktu yang terbuang karena kegiatan tersebut. Ia ingin menghentikan aktivitasnya didalam dunia hiburan, tapi sang ibu melarang karena pada saat itu kondisi perekonomian keluarga sedang kacau. Perusahaan sang ayah bangkrut karena kebakaran. Sang ayah frustasi dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Sejak saat itu sang ibu menjadikan anak perempuannya sebagai tulang punggung. Anak perempuan itu tetap pada karirnya sebagai penyanyi dan bintang iklan, walaupun itu bukan keinginannya. Semua itu karena paksaan dari sang ibu, dan keinginan terbesar sang anak adalah ingin menjadi sebaga penulis terkenal yang sukses.  Ia akan membuktikan bahwa menjadi penulis akan membuat ibunya bangga, walau penghasilan yang didapat tak seberapa dibandingkan pekerjaannya didunia hiburan

Isi ceritanya sangat menarik, aku semakin penasaran. Apa yang akan dilakukan oleh anak perempuan itu untuk membuktikan kemampuannya dalam menulis kepada ibunya? Apakah ia akan meninggalkan dunia hiburan dengan cara nekad atau sebagainya? Mungkin buku ini akan memberikanku beberapa motivasi dan pelajaran untukku. Aku baru mendapatkan beberapa part saja.  Dan dimanakah aku harus mencari part 2, part 4, part 6 dan part 7nya?





To be Continue ….

Senin, 22 Juli 2013

UCAPAN DARI ATAS NISAN (Spesial Anniversary DB)

UCAPAN DARI ATAS NISAN
Dengarkanlah pintaku padamu
Tuk bertahan
Tuhan ijinkanlah
Diaaaa kembali seperti dulu
Saat kita bersamaaaa
Ku rasakan
Semakin jauh
Untuk bisa kembali di sampingmu
Dengarkanlah pintaku padamu
Tuk bertahaaaan..
Tuhan ijinkanlah diaaaa..
Kembali seperti dulu
Saat kita bersamaa..
woohoooowohoooo..
Pria yang baru selesai menyanyi itu segera melepas earphone nya.Dan keluar dari ruangan yang diselimuti oleh kaca. Sedangkan pria yang memakai jas hitam rapi mengacungkan kedua jempolnya kearah pria yang baru selesai menyanyi.
“Bagaimana om?” Tanya pria yang baru selesai menyanyi itu
“Good job” jawab pria berjas itu
“Terimakasih om”
“Kamu benar-benar menyanyi dengan hati, saya tidak salah memilih kamu untuk bergabung dengan Rumah Produksi yang saya kelola ini”
“Ah om ini, jangan terlalu memuji”
“Tapi ini kenyataannya biet!!!”
“hehehe. Om, saya harus segera berangkat ke kampus. Saya takut terlambat”
“Oh ya silahkan, selamat bergabung ya”
“Ya”
Dalam tempo yang singkat, Om Hardian (Produser) dapat menyulap Obiet menjadi seorang bintang yang sangat bersinar sejagad raya. Albumnya sudah beredar di pasaran, Namanya sudah dikenal di kalangan remaja. Nama untuk para penggemarnya adalah “Dbieterz”. Sebagai penyanyi solois yang bertalenta dan berparas tampan, tak heran banyak wanita yang mengejarnya. Kini ia sudah menjadi pusat perhatian di kampus
“AAAAAAAAAAAAAA obiet” teriak seorang wanita yang melihat Obiet turun dari Jazz merah
“mana?” teman-temannya histeris
“Itu!!” wanita itu menunjuk kea rah Obiet
Para wanita itu sangat mengagumi Obiet, mereka segera menghampiri Obiet dengan laga centilnya.
“Obiet, aku minta tandatangannya dong!!!!”
“Aku poto bareng dong!!!!”
“Aku pingin cium pipi kamu”
“Aku pingin ngedate sama kamu”
“Aku pingin di apelin kamu pas malam minggu”
Obiet hanya bisa menelan ludah melihat tingkah para fans nya di kampus.  Sambil tersenyum ia berkata,”Sudah ya!! Lain kali dilanjut. Maaf,saya ada mata kuliah jadi mau ke kelas dulu”
Obiet meninggalkan kerumunan wanita itu dan segera berjalan menuju kelas. Sementara itu, ada seorang wanita yang terus memperhatikannya dari balik jendela kelasnya.
“Seandainya aku bisa bersikap seperti wanita-wanita itu. Mungkin ………”
“Fy. Liatin apa?” seorang wanita berambut sebahu mengagetkannya
“Nggak kok Vi, Cuma lihat pemandangan aja” jawabnya bohong
“Obiet lagi kan?”
“Enggak kok!!!”
“Jangan bohong fy. Aku sahabat kamu, dan aku tahu kamu”
“Ia Vi!!!! Obiet”
“Mau aku bantu?”
“Gak usah Via. Aku bisa menyelesaikan masalah ini sendiri kok ”
“Oke aku percaya!!!! Aku yakin kamu bisa nyadarin Obiet”
“Terimakasih”
“Iya, lakukan yang terbaik untuk kamu dan Obiet”
Triliiiiiiiiiiitttttttt
Om Hardian Calling …..
‘untung sudah tidak ada mata kuliah lagi’ batin Obiet
“Hallo” suara dari seberang telepon
“Selamat siang om”
“Siang. Sedang sibuk tidak?”
“Tidak om. Saya baru pulang kuliah”
“Bisa ke studio?”
“Tentu”
>>>>>>>>skip<<<<<
Pria muda berseragam SMP itu menatap tajam  kepada Obiet yang baru memasuki ruangan. Obiet membalas dengan senyuman
“Bentara” Pria berseragam SMP mengajak Obiet berjabat tangan
“Obiet” balasnya
“Silahkan duduk biet!!!” seru Om Hardian
“Terimakasih”
“Obiet, bentara ini keponakan om. Dia meminta tolong kamu untuk menyanyikan lagu ciptaannya yang akan ia putar di acara Radio School yang dilaksanakan di sekolahnya” jelas Om Hardian, sedangkan Ben hanya tersenyum
“Baik om” Obiet menyanggupi
   “Rumah Bintang”
Andai aku dapat wujudkan
Semua harapan serta impian
Kan ku bawa semua yang ku sayang
Bersama menuju bintang
Kan ku bangun disana
Rumah yang indah
Penuh canda dan tawa
Tak ada permusuhan,tiada perang
Saling kasih dan sayang
Bahagia semua orang
Dan damailah hidup kita semua
Dan jadilah aku anak berguna
Semoga Tuhan mendengar
Semoga Tuhan mendengar..
Setelah selesai, Obiet segera pulang untuk beristirahat. Tak lupa ia mengecek akun twitternya (@obiet_lagilagi). Banyak sekali mention dari para fansnya, namun ia hanya membalas beberapa saja. Bahkan yang meminta follback bisa dihitung dengan puluhan jiwa.
Obiet_Lagilagi
Selamat siang semua. Maaf ya Obiet gak bisa balesin mentionnya satu-satu. Obiet sayang kalian
HBD RT @Tresyamiranda@pingin di ucapin HBD sama @obiet_lagilagi
“Obiet lagi ol twit” ify tersenyum
Iffyalyssa
Ingin di ucapkan HBD juga sama @Obiet_lagilagi
Berhari-hari IFy menunggu balasan mention dari Obiet. Namun tak ada
“Percuma” gumamnya
Sudah 7 hari Ify tidak masuk kampus karena dirawat di Rumah Sakit. Ify difonis menderita kanker hati. Ia hanya ingin mendapat pengakuan dari Obiet bahwa ia adalah sahabat kecilnya dulu, namun sangat sulit.
Iffyalyssa
@obiet_lagilagi kamu masih inget aku kan? Aku lagi sakit biet, aku ingin ditengok kamu!!!
Tetap saja tak ada balasan. Ify sudah mengira bahwa Obiet telah berubah. Obiet bukanlah sahabat kecilnya dulu. Kini Obiet adalah seorang bintang yang sangat sibuk dan memiliki banyak fans wanita cantik.
“Aku hanya ingin dijenguk dan di akui bahwa aku sahabat kamu” gumam ify sambil menatap profil obiet di twitter
“Ify!!!!!!!!!” Sivia memasuki kamar tempat Ify dirawat dengan rasa riang
“Kenapa vi?”
“Aku dapat nomer hp nya Obiet dari Om Hardian”
Brem brem breeeeeemmmmm
Obiet sudah siap melajukan motornya. Ia harus segera pergi ke studio untuk mengambil lrekaman lagu yang diciptakan olehnya untuk seseorang yang special. Motornya mulai melaju dengan kecepatan tinggi
Triliiiiiiiittt
Ada panggilan masuk ke HandPhone nya. Namun Obiet menolak karena ia sedang mengendarai motor. Kemudian berbunyi lagi, Obiet menolak lagi panggilan itu. Bunyi yang ketiga adalah suara SMS masuk
From : 0852372722678
Biet,angkat dong!!Ini aku Ify. Kamu udah lupa sama aku kan?Aku sering lihat kamu dikampus,rasanya sakit hati ini saat kamu gak kenalin wajah aku lagi.Wajah aku memang telah berbeda,tapi aku masih tetap Ify sahabatmu semasa SMA yang dulu.Berulang kali aku mention,kamu gak pernah bales.Dulu,kamu orang pertama yang ucapin HBD buat aku,TAPI SEKARANG?Beribu kali aku mengemis ucapan HBD dihari indah aku,kamu malah cuek dan mengucapkan HBD kepada para fans kamu.Sakit biet,,,aku cemburu melihat kamu yang lebih peduli kepada fans kamu daripada kepada sahabat kamu sendiri.Sekarang aku lagi di RS, aku mengidap kanker hati.Sebelum aku pergi,aku ingin dijenguk kamu dan aku ingin memberikan sesuatu buat kamu sebelum aku pergi entah besok atau kapan.Ingat kan besok tanggal 11 Desember? Masih ingat itu hari apa. Maka dari itu,jika kamu menghargai persahabatan kita,jenguk aku !!!
Terimakasih
“Ify” Obiet meneteskan air matanya. Ia segera menelepon balik ify. Namun tak sesuai yang diharapkan. Akibat Obiet tidak konsentrasi mengendarai motornya, truk besar yang berada dihadapannya siap merenggut nyawanya ….
“AAAAAAAAAAAAAAA”
***
11 Desember 2011
Mungkin..
Hanya ini satu-satunya lagu yang ku ciptakan hanya untuk dirimu.. Hoooooo..
Walaupun waktu telah berlalu
Namun banyang-bayangmu ada di dekatku
Mungkin..
Hanya ini satu-satunya lagu yang ku ciptakan hanya untuk dirimu
Mungkin..
Hanya ini lagu yang terakhir kan ku persembahkan hanya untuk dirimu.. wouoooooo...
Walaupun diriku
Jauh darimu
namun engkau tetap sahabat terbaikku..uuuuuu..
Mungkin..
Hanya ini satu-satunya lagu yang ku ciptakan hanya untuk dirimu
Mungkin..
Hanya ini lagu yang terakhir kan ku persembahkan hanya untuk dirimu
Mungkin..
Hanya ini lagu yang terakhir kan ku persembahkan hanya untuk..dirimu..
Ify memutar rekaman lagu itu berulang kali di atas nisan yang bertuliskan nama sahabat kecilnya. Ify merasa bersalah atas kepergian sahabatnya itu,
“salah aku” ify terus meneteskan air matanya
“Nangislah jika itu mebuat kamu tenang. Tak perlu menyesali kenyataan. Obiet sudah bahagia dan tentram disana” ujar Om Hardian
“Tapi om. Ini salah aku. Seandainya aku tidak menghubunginya pada saat ia mengendarai motor,ini gak akan terjadi”
“Oh ia, asal kamu ingat. Obiet tidak lupa dengan kamu dan idak akan pernah lupa sampai kapanpun. Ia sudah tau kalo kamu sahabat semasa SMA nya dulu, Lagu yang berjudul hanya dirimu ia ciptakan special untukmu dan akan diberikannya pada hari ini. Pesan dari Om, jaga baik-baik hati yang dititipkan Obiet” Om Har pergi meninggalkan Ify
“HAPPY ANNIVERSARY YANG KE-3 UNTUK PERSAHABATAN KITA BIET!!!!” ucap Ify dengan berjuta tetesan airmata
Mungkin..
Hanya ini lagu yang terakhir kan ku persembahkan hanya untuk dirimu
Mungkin..
Hanya ini lagu yang terakhir kan ku persembahkan hanya untuk..dirimu..

Pesantern Tempat Kak Suci

 
"Sodakallaaaaaa hul'adziiiim"
 
Pengajian diakhiri. Namun sebelum para santriwan dan santriwati madrasah Al-Islam pulang kerumah masing-masing, mereka merapikan dulu al-qur'an yang telah mereka gunakan ketika pengajian berlangsung.
 
"Succcciiii"
 
Mendengar Ustadzah Anisa memanggilnya, Suci segera mempause aktifitasnya yang sedang merapikan al-qur'an dan segera menghampiri ustadzah
 
"Ya, ada apa ustadzah?" Jawab Suci
 
"Ustadzah butuh bantuan kamu, ya itu juga jika kamu menyanggupi"
 
"Insaallah Suci bantu jika mampu. Memang ada apa ustadzah?"
 
"Keponakan ustadzah, dia dititipkan di rumah ustadzah oleh papanya karena ia sedang pergi ke luar negeri. Ustadzah dipercaya untuk merubahnya menjadi anak yang lebih baik khususnya dalam agamanya selagi ia lagi libur sekolah" Jelas ustadzah
 
"Begitu ya? Terus apa yang bisa Suci bantu?"
 
"Ustadzah berharap agar kamu mau mengajarinya mengaji. Tetapi private saja di rumah ustadzah agar lebih nyantai dan tidak banyak gangguan"
 
"Baik akan Suci usahakan. Kapan dimulai?"
 
"Secepatnya"
 
"Besok saja, setelah adzan dzuhur Suci datang ke rumah ustadzah"
 
"Baiklah. Ustadzah harap, kamu dapat sabar menghadapi anak itu ya"
 
"Insaallah"
 
"Assalamu'alaikum. Maaf mengganggu sebentar" Ucap Ozy yang baru menghampiri ustadzah dan Suci
 
"Silahkan zy, ada apa?"
 
"Begini ustadzah, waktu sudah menunjukkan pukul 18.00. Bagaimana jika Ozy segera mengumandangkan adzan maghrib?"
 
"Bukannya sekarang jadwalnya Ilham untuk adzan"
 
"Ilham sedang flue, jadi kalau adzan pasti kurang merdu"
 
"Ya sudah kamu gantikan Ilham untuk Adzan"
 
"Baik ustadzah"
 
"Ehmm dan kamu Suci tolong ambil makanan untuk tajil ya, di rumah Ustadzah. Ada Raza kok di rumah"
 
"Baik ustadzah"
 
***
 
Allahuakbar allaaaaahuakbar
 
 
"Abi mau shalat isya berjamaah di Masjid?" Tanya Raza kepada abinya yang sedang bercermin sambil merapikan peci
 
"Ya Raza, sekalian berangkat terawih. Ayo segera ambil sarung dan pergi bareng abi. Oh ya, sekalian ajak kak Iqbal untuk terawih"
 
"Baik bi"
 
 
Raza meninggalkan abinya dan menuju kamarnya yang menyatu dengan Iqbal.
 
"Kak Iqbal lagi ngapain?"
 
"BBMan lah"
 
"Bisa ditaro dulu gak BBnya?"
 
"Enggak"
 
"Kaaak BBnya tinggalin dulu deh, shalat berjamaah ke Masjid yuk sekalian terawih"
 
"Ya duluan aja, entar kak Iqbal nyusul"
 
"Yauddah"
 
 
Ketika Raza hendak meninggalkan kamar,
 
"Eh Razaraza"
 
"Kenapa kak?"
 
"Kalo entar kak Iqbal telat datang ke Mesjid dan akhirnya gak ikut berjamaah dan terawih. Titip salam buat Tuhan oke?"
 
"..." Tak ada jawaban dari Raza
 
 
***
 
Bulan dan bintang memancarkan sinarnya untuk menerangi jalanan yang sepi nan gelap. Jalanan cukup ramai karena dilalui oleh orang-orang yang baru pulang terawih dari Masjid. Sepanjang jalan santriwan dan santriwati remaja meramaikan suasana agar tidak terlalu sepi.
 
"Salallaaaah..." Ucap Ozy berirama
 
"Alaaaa muhammad. Salallah alaiwasallim" Lanjut santri lainnya
 
Sepanjang perjalanan, santriwan dan santriwati menghidupkan suasana jalanan yang sepi dengan bershalawat.
 
***
 
"Assalamu'alaikum" Raza memasuki kamar, kemudian merapikan peci dan sarungnya
 
"Wassalamu'alaikum" Jawab Iqbal yang sedang duduk di atas kasur sambil memainkan netbooknya
 
"Kak Iqbal udah sembahyang?"
 
"Mmmmhh...ngapain sih nanya-nanya. Bukan urusan kamu juga kali"
 
"..."
 
"Gimana, udah disampeikan salam buat Tuhan dari Kak Iqbal?" Lanjut Iqbal
 
"Udah malah Tuhan nanyain kak Iqbal"
 
"Hah? Nanya apa?" Iqbal menghentikan aktifitasnya sesaat
 
"Katanya, kapan kak Iqbal mau maen ke rumah tuhan?"
 
"............."
 
 
***
 
Kamarnya nampak begitu sejuk dengan hiasan yang bernuansa keislaman. Ada kaligrafi asmaul husna, kalender bergambar lafaz allah dan sebagainya. Alqur'an dan buku hadist pun tidak kalah menghiasi lemari buku miliknya.
 
"Ya allah, ada apa dengan Suci? Kenapa kepala Suci terasa sangat sakit? Tabahkan Suci ya Allah, berikan Suci kekuatan"
 
***
 
Suci Anisa Nurfadillah
 
Astaghfirullahal'azim kenapa darahnya keluar terus. Kasihan hidung Suci ya Allah :'(
 
 
"Kenapa Suci update seperti itu?" Gumam Ozy
 
Ozy semakin khawatir setelah melihat update status terbaru Suci yang menurutnya cukup aneh.
 
"Ci, semoga kamu selalu berada dalam lindungan tuhan"
 
***
 
Hari ini adalah hari pertama Iqbal belajar mengaji. Nampaknya perasaan Iqbal biasa saja, ia bersikap acuh. Bahkan ia mala sibuk dengan BBnya, bukannya segera bergegas mengambil wudhu.
 
"Iqbal, ayo segera mengambil wudhu dan berpakaian sopan!! Kak Suci sudah menunggu di ruang tengah"
 
"Kak Suci? Siapa itu?"
 
"Dia yang akan mengajari kamu membaca al-qur'an dan pelajaran keagaman lainnya"
 
"Oh"
 
Iqbal segera beranjak dari santainya dan segera mengambil wudhu dan berpakaian rapi, setelah itu Iqbal menemui Suci.
 
"Kamu yang mau ngajarin ngaji?"
 
"Ya, kenalkan saya Suci"
 
"Panggil aja Iqbal"
 
"Baiklah. Kita mulai dari membaca Al-Fatihah ya!!"
 
"Terserah"
 
Iqbal sangat tidak bersemangat dalam melaksanakan kegiatan ini. Iqbal malah lebih senang memainkan BBnya ketika Suci sedang mengajarkan ilmu tajwid. Suci hanya bisa menghela nafas sambil mengusap dada dan beristighfar didalam hati.
 
"BBnya bisa disimpan dulu?"
 
"Enggak"
 
"Iqbal, kakak tahu kalau sebenarnya kamu anak yang baik dan sopan. Apa kamu ada masalah? Kamu bisa cerita sama kakak"
 
"Sorry bukam urusan kamu"
 
"Oke, kakak tidak memaksa. Tapi kakak mohon untuk hal yang satu ini kamu lebih bisa serius"
 
"Iqbal kesepian....." Jawabnya singkat
 
"Sebulan yang lalu, keluarga Iqbal kecelakaan. Kecelakaan itu telah merenggut nyawa adik dan mama Iqbal. Rasanya gak adil, orang-orang yang Iqbal sayang ninggalin Iqbal, direbut Tuhan. Tuhan jahat kaaaak, tuhan pilih kasih. Tuhan kasih kebahagiaan sama Raza dengan memberi keluarga yang lengkap. Tapi Iqbal, kenapa Tuhan begitu tak adil. Tuhan menyisakan papa untuk Iqbal, tapi papa lebih sibuk dengan pekerjaannya. Papa jarang perhatiin Iqbal, papa udah gak kayak dulu. Papa lebih menomor duakan Iqbal"
 
"Jangan berkata seperti itu. Tuhan maha adil, mungkin Tuhan memiliki rencana lain buat kamu. Ini adalah ujian buat kamu. Tuhan sedang menguji kesabaran kamu. Kamu harus tetap bersyukur pada Tuhan, kamu masih punya Raza, Om Ari dan Ustadzah Anisa kan? Mereka sayang sama kamu, begitu juga dengan papamu dan kakak"
 
 
"Tapi kalian berbeda"
 
 
***
 
Panti Asuhan, tempat tinggal Suci sejak bayi. Sejak bayi, Suci sudah ditinggalkan di Panti Asuhan. Tapi Suci tetap bersyukur, walaupun hanya tinggal di Panti, ia tetap mendapat kasihsayang dari Ibu Panti dan adik-adiknya di Panti. Hari ini adalah hari kelima Iqbal belajar mengaji bersama Suci. Hari ini Iqbal belajar mengaji di Panti bersama adik-adik panti lainnya. Setelah belajar selesai, mereka bermain bersama. Sekarang Iqbal memahami arti kepedulian dan kasihsayang yang sesungguhnya. Kini tak ada alasan baginya untuk tidak bersyukur kepada Tuhan.
 
"Kak Suci...kak Sucii" Ajil menghampiri Suci sambil berlarian
 
Suci mengehentikan langkahnya,"Ada apa Jil?"
 
"Itu kak, kamar madi kaaaa kamar mandi"
 
"Ya kamar mandi kenapa Ajil?"
 
"Bukan kamar mandinya, tapi Iqbal ada di Kamar mandi"
 
"Ya terus kenapa?"
 
"Iqbal pingsan kak"
 
"Astaghfirullahal'adziiimm. Ayo kita kesana!!"
 
 
Sudah hampir 5 menit Iqbal tak sadarkan diri. Suci dan Ibu panti membawa Iqbal ke Rumah Sakit. Dokter segera memasukkan Iqbal ke ruang perawatan dan memasang beberapa infusan.
 
Hari kedua,Iqbal masih terbaring di Rumah Sakit dalam keadaan koma. Raza, Ari, Anisa, Ajil, dan adik-adik panti lainnya menunggu Iqbal di Rumah Sakit.
 
"Ajil permisi dulu ya sebentar. Ajil mau ketemu kak Suci dan ibu dulu!"
 
"Ya silahkan, nanti kami menyusul ya Jil"
 
***
 
"Kanker ini sudah menyerang otaknya sejak 6 tahun silam, Suatu anugerah dari tuhan, ia dapat menahan rasa sakit ini selama 6 tahun" Jelas dokter
 
"Dokter serius? Tidak bercanda kan? Apakah ia divonis meninggal bulan ini?" Wanita itu kaget bercampur panik
 
"Astaghfirullahadzim ibu, saya bukan Tuhan. Lebih baik kita berdoa saja untuk kesembuhannya bu"
 
"Astaghfirullahaladzimmmmm,,,,,ya Allah jangan biarkan ia menyusul kedua orangtuanya ke pangkuanmu" wanita itu mulai histeris
 
Ajil yang sedari tadi mengintip dari balik pintu tak kalah terkejut dari wanita yang ada didalam ruangan dokter itu.
 
"Astaghfirullahaladziiiiiiiimmmmm" Ucap Ajil meneteskan air mata
 
***
 
Hari ke-14 Iqbal di Rumah Sakit. Infusan dan oksigen masih melekat pada tubuh mungilnya. Jari-jari di tangan kanannya mulai bergerak sedikit demi sedikit.
 
"Abi, kak Iqbal sadar abiii" Ujar Raza
 
"Subhanallah Iqballll" Ujar Ari
 
"Alhamdulillah terimakasih ya Allah" Lanjut Anisa
 
"Kak Suci kemana? Dia dimana?"
 
"Kak Suciiii....."
 
"Ya kak Suci dimana Za?"
 
"Kak Suci pergi"
 
"Pergi kemana za, pergi kemana?"
 
"Suci sedang pergi ke pesantren" Ibu Panti ikut bicara
 
"Ke Pesantren mana? Kenapa gak pamit sama Iqbal?"
 
"Pesantren yang sangat jauh, nanti juga kamu akan tahu dan akan berjumpa dengannya disana"
 
"Antar Iqbal.. Raza, Ajil..." Ucap Iqbal penuh harap
 
"Maaf bal, kita gak mungkin kesana. Tempatnya jauh sekali. Kita tidak mungkin menjangkaunya" Jelas Raza
 
"Sebelum Suci pergi, ia berpesan supaya Iqbal bersedia membacakan al-quran juz 30 pada malam terawih terakhir di mesjid" Jelas Ibu Panti
 
"Iqbal siap. Dengan syarat, Kalian harus antar Iqbal ke Pesantren tempat Kak Suci"
 
"......" Semua membisu
 
"Baik kaaakk. Ajil yang akan antar kakak ke pesantren tempat kak Suci"
 
***
 
Hari yang ditunggu-tunggu Iqbal tiba. Malam terakhir terawih, lantunan al-quran dibacakannya dengan nada yang merdu dan membuat seisi mesjid terharu.
 
"sodakhallaaaaahuladzim"
 
Iqbal mengakhiri dengan membaca sodakhallahuladzim. Sanjungan dari para ustad dan yang lainnya silih berdatangan untuk Iqbal. Semuanya Iqbal lakukan karena Allah dan demi Kak Suci.
 
"Ayo Bal!!" Ajak Ajil
 
"Ke Pesantren tempat Kak Suci?"
 
"Ya.."
 
"Malam ini?"
 
"Benar"
 
"Jil jangan main-main ya" Iqbal mulai naik darah
 
Ajil memegang tangan Iqbal dan membawanya ke suatu tempat yang sepi dan jauh dari keramaian,
 
"Ini tempat pesantren Kak Suci!!"
 
"Ajil, gila yaa kamu" Bentak Iqbal
 
"Ajil gak gila Bal"
 
 
Suci Anisa Nurfadillah
Lahir
26 Juli 1993
Wafat
26 Juli 2012
 
"Kak Suci mengidap kanker otak. Kita aja warga panti baru tahu kemarin-kemarin bal. Kak Suci merahasiakan semua ini. Kak Suci meninggal waktu koma lagi koma tepatnya hari ke 12 kamu di Rumah Sakit"
 
Iqbal menjatuhkan diri diatas makam Suci dengan meneteskan airmatanya,
"Tuhaaaaaaaannnn............" Teriak Iqbal kemudian terpotong Ajil, "Jangan bilang kalo Tuhan gak adil"
 
"Aku .... Aku aku tetap bersyukur. Karena tuhan sudah mempertemukan aku sama kak Suci. Terimakasih kak Suci"

Kau Tak Sendiri

 
Seperti malam-malam sebelumnya, para pembalap liar sudah siap untuk melakukan aksinya. 6 orang remaja laki-laki sudah mengambil ancang-ancang untuk melajukan motor, tinggal menunggu aba-aba saja. Sorak sorai para pendukung telah meramaikan arena.
'Bahkan di tempat ramai seperti ini gue masih merasa sendiri' batin salah satu pembalap tersebut
"Are you ready? 3 . . . 2 . . . 1 go. . . "
Keenam pembalap tersebut telah melajukan motornya dengan kecepatan diatas normal. Para penonton bersorak memberi dukungan pada jagoannya masing-masing.
"Iel . . . Iel . . . Iel" Teriak beberapa penonton
"Ogeng . . . Ogeng" Teriakan penontong yang 2x lebih banyak dibanding teriakan untuk Gabriel
 
"Eh Win, lu khianat banget"
"Maksud el?" Eldwin terlihat bingung atas kata-kata yang dilontarkan temannya
"Lu tuh dukung Gabriel apa Ogeng sih, labil banget"
"Dua-duanya lah. Mereka kan sama-sama temen gue" Jelas Eldwin
Temannya itu hanya bisa menelan ludah ketika mendengar penjelasan Eldwin.
 
Dari jarak yang tidak begitu jauh, terlihat seseorang dengan motor ninjanya hampir mendekati garis finish.
"Gabrieeeeel" Teriak histeris para perempuan
Tidak lama kemudian, seorang bermotor satria mendahului Gabriel dan sampai di garis finish.
Rohan, biasa disapa dengan sebutan Ogeng. Sudah 3x menjadi pemenang dalam acara balapan liar tersebut. Sedangkan Gabriel, biasa disapa dengan sebutan Iel, sangat terkenal sebagai penguasa lintasan karena selalu menjadi winner dan mampu menaklukan lintasan sesulit apapun. Dan itulah yang membuat Iel selalu disanjung dan menjadi nomor 1 dimata teman-teman komunitas dan Mr.Joe (Penyelenggara). Namun semenjak Rohan bergabung di komunitas anak motor (KAM) posisi Iel mulai terancam dan sepertinya Mr.Joe lebih tertarik dengan teknik balapan yang digunakan oleh Rohan. Yaitu teknik balap yang lebih mengutamakan logika daripada kecepatan. Berbanding terbalik dengan teknik balapan yang diterapkan oleh Iel yang lebih mengutamakan kecepatan dan emosi.
 
Oke, sepertinya kita belum mengenal KAM. KAM merupakan singkatan dari Komunitas Anak Motor yang diselenggarakan oleh Mr Joe. Mr Joe adalah orang terlalu kaya yang hidup di kota ini sendirian dan merupakan investor pada salahsatu perusahaan emas yang sedang berkembang. Itulah yang membuat uangnya terus mengalir. Saking kayanya ia kebingungan akan mempergunakan uangnya untuk apa karena semua kebutuhannya sudah lebih dari cukup. Alhasil ia memutuskan untuk mendirikan KAM khusus untuk anak-anak pecinta motor. KAM ini terbagi menjadi 3 divisi. Divisi 1 beranggotakan anak-anak yang memiliki hoby balap motor. Divisi 2 beranggotakan anak-anak yang memiliki hoby merakit motor, salahsatu anggotanya adalah Eldwin. Dan divisi 3 beranggotakan anak-anak yang hanya sebatas senang dengan motor, biasanya mereka sharing pengetahuan tentang motor atau otomotif. Sudah cukup pengenalannya, mari kembali ke cerita.
"Gue akui loe hebat" Ucap Iel pada Rohan. Namun Rohan hanya membalas dengan senyum miringnya
"Oh ya, lu gak perlu ngerasa hebat disini. Kemenangan lu itu cuma hoki sesaat. Dan suatu saat gue bakalan ngalahin lu. Camkan!" Kemudian Iel pergi bersama ninjanya.
Tiiiiiiiit. Tiba-tiba pengendara tiger biru menyerempet Rohan sampai terjatuh. Eldwin membantu membangunkan Rohan.
 
"Itu Dayat, salahsatu anggota KAM di divisi 1. Dia memang seperti itu, anaknya aneh" Jelas Eldwin
"Oh ya, gue Eldwin. Gue anggota divisi 2 dan loe gak perlu ngenalin diri karena gue udah tahu nama loe" lanjutnya. Rohan hanya mengangguk kemudian meninggalkan Eldwin.
Masih berlatar ditempat yang sama, seorang anak perempuan berdagu keluar dari dalam taxi dan berlari menuju kerumunan anak-anak motor yang sedang berkumpul.
 
"Iel" Panggil anak perempuan itu
"Zahra? Ngapain disini?" Iel nampak begitu heran
"Aku gak suka dengan sikap kamu yang sekarang, lebih mementingkan balap motor"
"Kamu juga lebih mementingkan Obiet dibanding aku"
"...." Zahra membisu
 
"Kenapa diam? Kamu merasa salah? Semua waktu yang kamu  punya hanya dihabiskan untuk Obiet lagi lagi dan lagi" Bentak Iel
Zahra meneteskan air matanya "Kamu gak berhak cemburu kepada Obiet, Iel"
"Aku capek Za selalu dinomor duakan oleh kamu. Lebih baik kamu pergi dari sini dan habiskan semua waktumu untuk Obiet dan sekarang kita putus! Jangan pernah berharap untuk dapat bersama lagi seperti dulu" Iel memutuskan Zahra didepan anak-anak KAM, sehingga membuat Zahra merasa dipermalukan.
***
SMK PERMATA
Hari ini adalah hari jadi SMK PERMATA yang ke-17, kegiatan belajar mengajar dihentikan selama 2 hari. HUT yang ke-17 ini dirayakan secara meriah. Ada panggung yang disediakan untuk para pengisi acara dan tenda-tenda kecil yang akan dipergunakan untuk bazar. Acara dimulai, ketua OSIS naik ke atas panggung untuk memberi sambutan.
"Selamat siang.Terimakasih untuk teman-teman semua yang telah meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam acara HUT Sekolah kita tercinta.Dan dengan diadakannya acara ini diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi  antar siswa, khususnya untuk para siswa yang berbeda jurusan. Seperti yang kita ketahui bahwa SMK PERMATA terdiri dari beberapa jurusan, beberapa diantaranya adalah jurusan Otomotif, Teknik Bodi Otomotif, pemasaran, ekonomi bisnis, seni budaya, dan masih banyak lagi. Tujuan utama diadakannya event ini adalah untuk menciptakan siswa yang kreatif dan dapat berinovasi. Bisa kita lihat beberapa tenda yang berada di lapangan, itu merupakan wujud partisipasi dari siswa-siswa jurusan ekonomi bisnis yang akan mengadakan bazar. Dan masih banyak lagi. Ya semoga acara ini dapat berjalan dengan lancar. Terimakasih dan selamat menikmati"
Ketua OSIS menuruni panggung dan berjalan menuju lapangan untuk melihat-lihat bazar dari siswa-siswa jurusan Ekonomi Bisnis. Para pengisi acara sudah mulai meramaikan suasana. Semua siswa nampak begitu menikmati acara, berbeda halnya dengan Rohan yang hanya menyendiri dibangku panjang dekat Taman. Walaupun ditengah keramaian ia tetap merasa bahwa ia sendiri.
 
 
"hay" seorang anak perempuan duduk disamping Rohan. Rohan tak menghiraukan, ia tetap pada aktifitasnya yang sedang menatapi sebuah foto anak perempuan berambut panjang.
"Itu pacar kamu?" anak perempuan itu mencoba menghidupkan suasana, Rohan tetap membisu dan kini matanya mulai memerah karena terlalu lama membendung air mata. Anak itu semakin penasaran dan terus mencoba untuk membuat Rohan berbicara.
 
"Aku Oik, dari jurusan Teknik Bodi Otomotif" ia mengulurkan tangannya, Rohan tetap cuek. Sepertinya Oik mulai putus asa, ia menatap tajam pada wajah Rohan. "Mata kamu merah, apa kamu ...?"
"Gu . . Gue . . Gue lagi sakit mata. Loe siapa? Jangan ganggu gue. Lu gak perlu ikut campur urusan gue. Pergi loe!!" Bentak Rohan. Oik menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah.
"Maafkan aku!!" Mata Oik meneteskan air mata, ia berlari meninggalkan Rohan
 
Rohan kembali menyendiri dan menatapi foto itu kembali.
"Lin, lu terlalu cepat pergi. Lu tega ninggalin gue sendiri disini  ,gue sayang sama loe. Dan cuma loe yang mengerti dan selalu ada buat gue. Lu pergi meninggalkan gue sendiri disini, dengan menyisakan banyak butiran kenangan" gumam Rohan
 
"Lu gila? Ngajak bicara selembar foto. Gak ada gunanya meratapi orang yang sudah gak ada. Hanya membuang waktumu saja, bung" Ucap seorang dari arah belakang. Rohan bangkit dari tempat duduk dan membalikan badannya. "Loe?" Rohan menatap heran
"Kenapa?"
"Lu gak berhak berkata seperti itu"
"Kenapa? Yang gue katakan itu benar"
"Bukan urusan loe. Ini hidup gue, bukan hidup loe"
"Tapi itu hanya akan membebani kalian saja. Oh ya, jangan terlalu fokus pada masalalu" Kemudian anak laki-laki berseragam rapi itu pergi meninggalkan Rohan.
Ditatapnya kembali foto itu. Masih terngiang ditelinganya ucapan dari anak laki-laki tadi yang berbunyi "jangan terlalu fokus pada masalalu". Sebenarnya Rohan sangat paham maksud dari kalimat tersebut. Namun yang membuatnya heran adalah sikap anak laki-laki tadi yang menunjukan bahwa ia mengetahui banyak hal tentang perempuan yang ada pada foto itu.
***
 
RUMAH ZAHRA
21:00
Sudah hampir 30 menit Zahra dan ayahnya berdebat karena perbedaan pendapat. Keduanya sama-sama mempertahankan pendapatnya masing-masing. Zahra terus berusaha meluluhkan hati ayahnya.
 
"Ayah please! Jangan lakukan itu! Kasihan Obiet. Apa ayah gak sayang sama Obiet?"
"Kamu tak mengerti nak, Obiet akan semakin menderita jika ayah tidak melakukan ini"
"Jangan yah!! Zahra sayang sama Obiet, tolong jangan lakukan itu" Zahra memeluk kaki ayahnya diiringi dengan airmatanya yang terus berlinang.
Hati ayah cukup terluka melihat perjuangan yang dilakukan Zahra untuk Obiet. "Za, ayah juga sayang kepada Obiet. Sama seperti ayah menyayangimu" jelas ayah dengan membendung air matanya
"Ayah akan memberi Obiet kesempatan selama 2 minggu. Jangan sia-siakan waktu 2 minggu yang ayah berikan untuk kalian"
"Ayah serius?" Zahra melepas pelukannya dari kaki Ayah kemudian bangkit. "Terimakasih yah" Zahra menghapus air matanya dan memeluk ayah
***
 
LOKASI BALAP LIAR
23:00
Balap liar baru saja dilaksanakan, dan Rohan kembali menjadi winner mengungguli kelima temannya dengan catatan waktu tersingkat.
Seperti balapan sebelumnya, Iel selalu tidak senang atas kemenangan Rohan. Namun Rohan selau bersikap acuh dan samasekali tidak menghiraukan sikap Gabriel yang selalu sinis kepadanya.
 
"Geng, lu jangan lawan Iel ya!" pinta Eldwin
"Gak lah, just wasting my time" Jawab Rohan, Eldwin tersenyum.
"Oh ya Win, lu kenal anak cowok yang pake motor tiger gak? Yang kemaren nyerempet gue"
"Oh itu Dayat. Kemaren kan gua udah bilang"
"Sorry, gue lupa"
"Emang kenapa?"
"Gue heran aja sama dia. Kenapa setiap selesai pertandingan dia selalu langsung pulang dan gak kumpul dulu sama anak-anak"
"Mungkin banyak tugas yang harus dikerjakannya. Maklum lah dia kan Ketua OSIS di sekolah kita"
"Oh"
"Hay win" Seorang perempuan menghampiri mereka. Rohan menatap tajam pada anak perempuan itu, seperti sedang mengingat sesuatu.
"Lu yang tadi siang di sekolah kan?"
"Yups"
"Kalian sudah saling kenal?" tanya Eldwin
"Belum" jawab Rohan
 
"Ini temen sekelas gue, namanya Oik. Mulai malam ini dia bergabung di KAM bersama kita"
"Divisi berapa?"
"Dua"
"Ehmm. Well come ya. Gue Rohan"
"Eh sorry guys. Gue tinggal dulu ya, gue lagi bantu Sion merakit body motornya" Eldwin pergi meninggalkan kedua temannya
Rohan menatap Oik dan tersenyum. Sangat berbeda dengan sikapnya tadi siang. Ia mengajak Oik untuk duduk di trotoar jalanan komplek yang jauh dari keramaian. Awalnya keduanya saling membisu karena tak ada topik pembicaraan.
 
"Ehm ik, sorry ya tadi siang gue udah bentak loe"
"Woles aja"
"Thanks"
"Yups. Eh aku sering ngelihat kamu menyendiri di Sekolah, apa kamu gak punya temen?"
"Loe sering merhatiin gue?"
"Ya"
"Loe suka sama gue?"
"Nggak. Hati aku sudah teretutup untuk semua laki-laki"
"Why? Lu sulit move on?"
"Ya, hati aku hanya dapat terisi oleh Obiet saja"
"Obiet? Mantan lu?"
"Bukan"
"Pacar?"
"Bukan juga"
"Terus?"
"Aku gak tahu hubungan kami sekarang ini apa. Yang jelas dia menghilang dan tak pernah memberiku kabar. Hubungan kami tak pasti"
"Hey, kamu belum jawab pertanyaanku Han" lanjut Oik
"Gue juga sama kayak lu. Sulit move on. Alin, pacar gue meninggal karena penyakit yang dideritanya. Semenjak kepergiannya gue merasa hampa dan tak berarti. Rasanya gak ada gunanya gue hidup"
"Eh gak kerasa udah setengah jam kita ngobrol" Rohan melihat jam tangannya
"Gue pulang duluan ya Ik. Lu mau sekalian gue antar pulang?"
"Thanks, aku pulang bareng Eldwin kok"
Rohan menaiki motornya dan meninggalkan Oik sendiri. Rohan menjalankan motor dengan kecepatan tinggi. Ditengah perjalanan ia hampir menabrak anak laki-laki yang usianya terlihat lebih muda.
 
"Eh cari mati loe?" ujar Rohan
"Gue belum mati" jawab anak laki-laki itu yang membuat Rohan heran
"Terserah loe deh" Rohan kembali melajukan motornya
***
Pagi hari di SMK PERMATA
Rohan memarkirkan motornya, kemudian berjalan menuju kelas. Sesampainya di kelas, ia segera menempati tempat duduknya yang berada di pojok kanan paling belakang. Suasana kelas sangat ramai karena guru belum memasuki kelas. Diambilnya kembali sebuah foto dari dalam dompet.
 
 
"Loe adalah orang bodoh yang selalu merasa sendirian dan terpaku pada masa lalu" ujar seorang disampingnya
"Lu kan yang semalam hampir gue tabrak. Ngapain disini? Lu bukan murid kelas ini kan?"
"Ya terserah gue dong"
Masih dalam gedung yang sama, namun tempat yang berbeda. Karena tuntutannya sebagai Ketua Murid, ia harus bersedia bolak-balik ke Perpustakaan untuk meminjam buku paket. Tangannya mengais 20 buku yang kira-kira memiliki tebal 5cm.
 
"Perlu gue bantu?"
Dayat menghentikan langkahnya dan menggeserkan mukanya yang tertutup buku untuk melihat orang yang menawarinya bantuan.
"Eh Zahra"
"Sini gue bantu!!" Zahra membawakan 10 buku yang tadi dibawa oleh Dayat. Keduanya berjalan bersama menuju kelas Dayat.
 
"Sorry ya Za"
"Ya ampun Day, gak apa-apa kali"
"Eh tapi gue nganter bukunya sampai depan pintu kelas lu aja ya!"
"Kenapa? Di kelas ada Iel loh, kan lu bisa TP TP gitu"
"Gue udah putus sama Iel"
"Lah kok bisa?"
"Iel cemburu sama Obiet"
"Yaa elah, Obiet dicemburuin. Haha . . .eh btw Obiet kemana? Gue jarang lihat. Di tempat balapan juga dia gak pernah nongol"
"Day, gue mohon untuk tidak membicarakan Obiet"
"Oke, sorry"
***
 
LOKASI BALAP LIAR
21:00
Malam ini Rohan tidak ikut balapan karena kondisinya yang kurang baik. Iel juga tidak terlihat di arena balapan, tadi siang ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan patah tulang pada kaki kanannya. Di garis start hanya terlihat pengendara motor tiger dan 3 teman yang menjadi anggota divisi 1 yang sedang bersiap untuk balapan.
 
"Lagian kalo gue ikut balapan juga percuma. Jadi winner tapi gak bangga dan tetap merasa hampa. Gue pikir dengan memacu adrenaline disini dapat membuat gue merasa hidup kembali. Tapi nyatanya tidak, bayangan Alin masih menghantui pikiran gue"
"Sebenarnya bukan bayangan Alin yang menghantui loe, tapi diri loe sendiri yang sulit melepas kepergian Alin" ucap seorang dari belakang.
Rohan membalikkan badannya. "Loe lagi? Loe siapa? Datang gak dijemput pulang gak dianter"
"Lu kira gue ini jelangkung"
 
"Ya lu dateng dan pergi seenaknya. Kemaren malem yang waktu hampir ketabrak, tadi pagi di kelas, dan sekarang. Mau loe apa sih?"
"Gue cuma mau loe menyadari bahwa loe gak pernah sendiri dan membuat loe sadar agar tidak terpaku pada masalalu"
"Siapa sih loe? So malaikat banget"
"Gue Obiet dan gue bukan malaikat"
"Obiet? Nama yang familiar"
"Sudah lupakan. Ayo ikut gue!!"
Rohan mengikuti langkah kaki Obiet yang berhenti dibalik pohon besar. Dari situ terlihat jelas sosok Mr Joe yang sedang duduk santai disamping garis finish.
 
"Look at him" ujar Obiet
"Mr Joe?"
"Ya. Dia hidup di kota ini sendiri, tanpa kehadiran seorang anak dan istri. Dua tahun yang lalu anak dan istrinya meninggal dunia saat proses persalinan. Lu bayangkan, hari yang seharusnya menjadi hari indah untuk Mr Joe malah jadi hari duka baginya. Ia memang sempat sedih dan terpukul, tapi itu tidak membutuhkan waktu yang lama. Ia mampu bangkit dari keterpurukan. Mengapa? Karena ia tidak pernah merasa sendiri. Disini ia dapat merasakan keramaian dan mendapat kasih sayang. Intinya, kita harus tetap bersyukur dan menatap luas masa depan"
"Tapi Biet . . . ."
"Biet lu kemana? Tuh kan lu ngilang lagi"
Dari balik pohon terlihat seorang bermotor vario sampai di garis finish, seperti pertandingan sebelumnya yang sampai terakhir digaris finish adalah pengendara motor tiger. Yang kemudian melajukan terus motornya meninggalkan lokasi balapan. Rohan semakin penasaran, ia mengikuti pengendara tiger itu.
***
Sesampainya di rumah pengendara tiger
Pengendara tiger itu memarkirkan motornya di depan teras kemudian berlari menuju rumah. Rohan mengintipnya dari balik pintu. Terlihat seorang pria duduk diatas kursi roda.
"Itu kan Topan Simbaia" gumamnya dari balik pintu
Pengendara tiger itu membuka helmnya kemudian memeluk kaki pria yang duduk diatas kursi roda.
"Ayah maafkan Dayat. Dayat gak bisa menjadi pembalap hebat seperti ayah. Setiap kali balapan, pasti Dayat selalu menjadi orang terakhir yang sampai di garis finish
"Ayah maafkan Dayat, Dayat tidak bisa menjadi  apa yang ayah inginkan"
 
Pria yang duduk diatas kursi roda itu membisu dengan tatapan mata yang kosong.
Dayat melepaskan pelukan dari kaki pria itu, kemudian berdiri memandang kearah pintu.
"Gue tahu ada orang dibalik pintu. Masuk loe!!"
Rohan memasuki rumah Dayat dan berdiri dihadapan Dayat dengan menundukan kepala.
 
"Lu Rohan kan?"
Rohan mengangkat kepalanya untuk melihat wajah pengendara tiger itu.
"Ya" jawabnya sedikit gerogi
"Eh lu Dayat yang ketos di SMK PERMATA kan?"
"Yups, lu masih inget gue?"
"Lu kan yang . . . . "
"Yang bilang untuk tidak terlalu fokus kepada masalalu"
"Ya, terus apa tujuan lu ngebuntuti gue?"
"Gue . . .ehm . . Gue penasaran aja. Kenapa setiap selesai balapan lu selalu langsung pulang"
"Oke, tunggu sebentar"
Dayat mengambil sebuah album foto berwarna merah. Ia menunjukan dan memperkenalkan orang-orang yang ada pada foto tersebut.
 
"ini nyokap gue, dia meninggal 3 tahun yang lalu karena penyakit jantung yang dideritanya"
"Yang ini bokap gue, Topan simbaia. Seorang pembalap yang berambisi untuk menjadikan gue sebagai pembalap hebat sepertinya"
"Gue tahu, tapi apa yang terjadi dengan bokap lu?"
"2 bulan yang lalu ade gue Alin meninggal karena penyakit yang sama seperti nyokap. Bokap sangat terpukul dan depresi. Beginilah ia sekarang, seperti mayat hidup"
"Alina meiga putri ade loe?"
"Ya, Alin yang fotonya selalu lu tatapi itu"
"Alin gak pernah cerita tentang kakak laki-lakinya"
"Gue emang bukan kakak kandungnya, kami satu bapak beda ibu"
"Ehm pantas lu seperti tahu sesuatu tentang Alin"
"Yups"
"Oh ya, lu gak takut bokap lu kenapa-kenapa kalo ditinggal di rumah sendirian? Apalagi lu sering keluar malam"
"Bokap gue gak sendiri. Kedua malaikat menjaganya disamping kanan dan kirinya. TUHAN YME juga selalu ada untuknya"
 
***
Hari demi hari hubungan Rohan dan Dayat semakin akrab, bisa dibilang seperti sepasang sahabat. Keduanya sering mengisi satu sama lain. Kini Rohan tak pernah merasa sendiri karena ada Dayat yang setia menjadi sahabat sekaligus kakak untuknya.
 
"Han, gue lagi suka sama cewek nih" ujar Dayat sambil menarikan jarinya diatas stik PS
"Wah bagus dong" jawab Rohan yang pandangannya terfokus pada layar
"Bagus kenapa?"
"Berarti lu gak MAHO"
"Sialan lu" Dayat menjitak kepala Rohan
"HUAAA GOAAAAL" teriak Rohan
"Enak banget sih jadi lu"
"Enak gimana?"
"Jadi winner terus. Sedangkan selama hidup gue cuma bisa jadi looser. Baik dalam dunia nyata, game, bahkan cinta"
"Ah lebay lu. Udah sore nih, gue pamit pulang dulu. Oh ya, jangan lupa ntar malem kita jenguk Iel ke RS" ucap Rohan sambil membereskan barang-barangnya
"Yoman"
***
Ditengah perjalanan pulang, motor Rohan mendadak berhenti. Dengan sangat terpaksa ia harus bersedia mendorong motornya. Langkahnya terhenti di sebuah tempat yang penuh dengan pepohonan rindang. Terlihat seorang perempuan sedang berdiri diatas kursi Taman sambil berusaha mengambil sesuatu yang berada pada batang pohon yang berada dibelakang bangku tersebut. Dari jarak yang tidak begitu jauh, Rohan tersenyum melihat tingkah anak perempuan itu.
 
"Kenapa? Cantik ya?" ujar seorang dari samping Rohan sehingga membuatnya kaget. "Waits . . Lu Biet. Hobi banget sih datang tiba-tiba"
"Emang. Ya udah sana lu bantu dia"
"Gak ah"
"Kasihan tahu"
"Enggak"
"Ah ayoooo" Obiet mendorong Rohan sehingga membuatnya jatuh tepat dibawah bangku tempat perempuan itu berdiri.
Brugk. Suara badan Rohan yang terjatuh telah mencuri perhatian anak perempuan itu.
 
"Eh kamu kenapa?" anak perempuan itu berusaha membangunkan Rohan
"Thanks"
"Kamu siapa sih? Bidadari jatuh dari surga kah?" tanyanya sedikit meledek
"Haha gak lah. Eh tadi kamu ngapain berdiri diatas bangku?"
"Itu, aku lagi ngambil . .. O. . O . . Oza . . .ya ampun itu Oza masih di atas pohon. Tolong dong"
Rohan segera naik keatas pohon untuk membantu Oza turun. Ternyata Oza adalah seekor kucing anggora berbulu putih bersih. Akhirnya Rohan dapat membantu Oza turun dengan selamat.
 
"Thank you. Aku gak tahu ya nasib Oza kalo gak ada kamu"
"Ah biasa saja. Kayaknya Oza berarti banget ya buat loe"
"Right. Oza adalah pemberian dari orang yang aku sayangi" anak perempuan itu memeluk Oza semakin erat
"Pacar loe?"
anak perempuan itu menggelengkan kepalanya
"Mantan?"
"Bukan juga"
"Lalu?"
"Adikku. Eh kita belum kenalan, aku Zahra sekolah di SMK PERMATA"
"Sama dong. Jurusan apa? Gue Rohan anak otomotif"
"Ekonomi bisnis"
"Eh udah hampir jam 5, aku harus segera ke RS. Mungkin kita bisa ketemu di Sekolah, bye" Zahra segera berlari meninggalkan Rohan
 
***
 
 
LOKASI BALAP LIAR
18:30
5 Motor sudah berjajar rapi di atas garis start, tinggal menunggu 1 motor lagi untuk segera tancab gas. 2 menit kemudian orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.
"Sorry gue telat" ucap Rohan yang baru datang
 
"Woles aja, cabut sekarang ya!!" ajak Dayat
"Eh tunggu!!"
"Kenapa Win?"
"Itu . . Oik mau ikut jenguk Iel. Tapi. . . kalian tahu kan motor gue baru aja dicuri" jelas Eldwin yang duduk di jok belakang motor Dayat
"Gitu doang repot Win, tuh jok belakang motor Rohan kan masih kosong" Jelas Dayat
"Ya, Oik bareng gue aja"
"Ya udah, Oik nunggu di depan gapura. Kita cabut sekarang aja!"
"Yoman"
Keenam motor itu mulai melaju dengan kecepatan tinggi. Angin malam terasa sangat dingin dan menyelimuti tubuh mereka, walau mereka telah melindungi tubuh dengan jaket kulit.
 
"Han, kamu udah bisa move on belum?"
"Apa ik? Gak jelas" suara angin dan mesin motor telah mengganggu pendengarannya
"KAMU UDAH BISA MOVE ON BELUM?" Teriak Oik sambil menaruh dagunya di atas bahu kanan Rohan
"Oh, udah dong. Justru dengan berusaha untuk move on, gue dapat merasa hidup kembali dan gak pernah merasa sendiri. Tentunya dapat lepas dari bayang-bayang Alin"
 
***
 
Sesampainya di RS
Mereka berlari mencari ruangan tempat  Iel dirawat. Tadi siang ayahnya Iel memberitahukan Eldwin bahwa Iel dirawat di ruang cempaka no 2. Alhasil ke 12 anak itu memutuskan untuk berpencar mencari ruang cempaka. Langkah Rohan terhenti dibalik jendel ruang VIP. Ia seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.
 
"Itu gue" ujar obiet dari arah belakang
"Yang ada didalam itu?" Rohan semakin bingung
"Tolong suruh Oik kesini, untuk lihat keadaan gue"
"Oke oke gue sms Oik dulu. Tapi gue masih bingung, kalo orang yang lagi terbaring koma itu adalah loe. Terus loe. . .?"
"Gue cuma roh yang sulit untuk kembali ketubuh gue"
5 menit kemudian Oik sampai di ruang VIP. Ia nampak sangat kaget melihat orang yang disayanginya terbaring dengan dihiasi infusan. Oik segera masuk dan memeluk Obiet yang sedang terbaring koma, matanya meneteskan banyak air mata.
 
"Jadi lu Obiet yang pernah diceritakan Oik?"
"Ya. Oh ya, gue pengen minta tolong"
"Apa?"
"Lu lihat cewek yang sedari tadi megang tangan gue"
"Zahra?"
"Ya, dia kakak gue. Tolong bujuk dia agar oksigen gue dicabut"
"Lah? Lu bakalan mati dong"
"Ya, lagian oksigen itu tak membantu samasekali. Buktinya aja gue tetep gak bisa balik lagi ke tubuh gue. Jujur aja, jadi orang setengah setan tuh nyiksa banget"
"Loe gak pantes mengatakan itu bung. Lihat kedalam sana! Lu gak sendiri. Lu punya Zahra, kakak yang rela menghabiskan semua waktunya buat loe. Ada Oik, perempuan yang sayang dan rela menutup pintu hatinya demi loe. Ada gue juga disini, yang akan selalu mendukung loe. Kita selalu mendoakan loe, so lu gak sendiri. Ayolah berjuang untuk balik ke tubuh loe"
"Ya tapi loe coba bujuk kak Zahra dulu. Cepetan!"
"Ya"
Rohan memasuki ruang VIP dan berdiri dihadapan Zahra.
"Sorry Za, akan lebih baik jika loe bersedia melepaskan oksigen itu. Karena yang lu lakukan cuma nyiksa dia aja"
"Kamu tahu apa? Aku lebih tahu yang terbaik buat Obiet. Lagian Obiet masih punya kesempatan sebanyak 4 hari lagi untuk sadar"
 
"Gue emang bukan siapa-siapa Obiet, tapi gue tahu kalo dia menderita atas apa yang lu lakukan ini"
"Rohan, kamu tega berkata seperti itu. Kamu hanya memperburuk keadaan, lebih baik kamu keluar dari sini!" ucap Oik dengan nada sendu
***
 
Semenjak kejadian itu Rohan kembali sendiri. Teman-teman yang selama ini selalu ada untuknya mulai menjauh karena mereka berpikiran negative tentang Rohan yang sempat membujuk Zahra untuk melepaskan Oksigen yang dipergunakan oleh Obiet.
Hari ini adalah hari ke-14, hari dimana oksigen yang selama sebulan ini menjadi gantungan hidup Obiet akan dilepaskan.
 
"Han ayo cepet pergi ke RS! Bilang pada Kak Zahra dan Oik kalo gue sayang sama mereka dan bilang sama mereka agar bisa merelakan gue pulang ke rumah TUHAN. Waktunya 30 menit lagi, ayo!"
"Emang lu udah bener-bener gak bisa balik ketubuh lu lagi?"
"Ya. Ayo cepet!"
Rohan segera mengendarai motornya untuk pergi ke RS. Namun hal yang tak diinginkan terjadi. Motor yang dikendarainya bertabrakan dengan sebuah mobil.
 
***
 
Malam hari di RS
 
sadarkan diri Rohan mulai membuka kedua matanya secara perlahan. Terlihat Oik, Zahra, dan Dayat yang sedang memejamkan mata diatas sofa.
 
"Woy, Rohan udah sadar" ucap Eldwin yang baru saja dari toilet
ketiga temannya terbangun dan segera menghampiri Rohan
 
"Kalian udah gak marah?"
Oik tersenyum sambil menggelengkan kepalanya
"Gak ada gunanya kita marah sama kamu" ujar Zahra
"Oksigen Obiet udah dilepas?"
"Udah"
"Gue telat"
"Maksud loe?" Dayat mulai penasaran
"Harusnya gue bilang ini sebelum oksigen Obiet dilepas. Obiet bilang kalo di sayang sama kalian, Zahra dan Oik. Dan kalian harus merelakan kepergiannya"
"Ya" Zahra dan Oik tersenyum

Bukannya Tak dianggap

Pernah gak kalian merasakan dicuekin? Dianggap gak ada, bahkan dibeda-bedakan dengan orang lain. Sendiri, sepi dan hampa itulah yang aku rasakan. Mungkin bagi mereka, aku tak ada gunanya. Mereka tak pernah peduli padaku, apa yang kulakukan tak pernah membangkitkan rasa perhatian mereka padaku. Dulu mereka sangat sayang dan memperhatikanku. Apalagi mama, rasa sayagnya kepadaku sangat luarbiasa. Namun semua itu berubah (seminggu yang lalu) setelah kecelakaan maut itu terjadi.

#Flash Back On

“Pa, papa maukan ambil rapot Obiet ke sekolah?” Tanya seorang anak pria berseragam putih abu-abu kepada ayahnya yang sedang minum kopi
“Kenapa gak sama mama aja?” ujar papanya
“Mama kan ambil rapotnya Oik sama Ozi” jelasnya
“Memang waktunya samaan ya?”
“Ya pa”
“Yasudah deh, tnggu papa ganti baju dulu ya!!!!!”
“Ya pa”

Sang papa telah selesai mempersiapkan diri untuk mengambil rapot buah hatinya. Keduanya memasuki inova yang terdapat didalam bagasi dan siap untuk meluncur menuju SMA tempat Obiet bersekolah. Mobil melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi, karena pada saat itu papa harus mengejar waktu untuk menghadiri rapat di kantorya. Hingga tragedy itu terjadi, mobil yang dikendarai papa bertabrakan dengan sebuah bis jurusan bandung-jakarta. Papa meninggal, semua menangisi kepergian papa termasuk mama, Oik dan Ozi. Obiet berusaha menenangkan mama, namun mama tak mau menghentikan tangisnya. Begitu juga dengan Oik dan Ozi, untuk menatap mata Obiet saja mereka seperti tak sanggup.

#Flash Back Off

Semenjak kejadian seminggu yang lalu itu semuanya telah berubah. Kondisi rumah pun telah berubah. Entah mengapa kamarku dikunci oleh mama, sehingga aku tidur di sofa. Apa segitu bencinya kah mereka kepadaku?Rapotku telah diambil oleh mama, tapi mama tidak memberikannya kepadaku. Apakah nilai rapotku sangat jelek sehingga mama tidak mau memperlihatkannya padaku? Dan apakah itu juga yang menjadi penyebab perubahan sikap mama kepadaku? Namun, kenapa Oik dan Ozipun memberi sikap yang sama kepadaku seperti halnya mama yang selalu nyueki aku dan tak peduli padaku.
Kulihat kedua adik kembarku sedang bermain PlayStation bersama di ruang tengah, aku mencoba utuk menghampiri mereka. Aku duduk disamping Ozi. Belum sempat aku berkata sepatahpun, Oik berdiri dan mengajak Ozi untuk meninggalkan tempat ini.

“Zi, kita main basket diluar aja yuk!!!!!” Ajak Oik dengan raut wajah kesal
“Ayo ik, lagian disini kurang menyenangkan” jawab Ozi

Kedua adik kembarku meninggalkan aku tanpa berkata pamit atau sepatah katapun.

“Oik, Ozi !!! Kakak ikut main basket dong!!!” teriakku

Mereka tetap berjalan lurus tanpa menghiraukan teriakanku. Aku hanya mengusap dada lalu mengeluarkan angina kecil dari mulut.

“Huuuuuuuhhhhhhhhhh”

“Oik, Ozi sarapan dulu yuk!!!!!” ajak mama sambil berteriak dibalik pintu dapur

“Hanya Oik dan Ozi yang mama ajak?” gumamku sambil meneteskan air mata

Oke aku anggap biasa semua perlakuan mama, Oik dan Ozi dirumah. Aku tetap berusaha sabar dan menahan semua amarahku kepada mereka. Apa yang mereka lakuka kepadaku sangat menguji imanku. Bahkan ketika berangkat ke sekolahpun aku harus berjalan kaki. Sedangkan kedua adiku diantar mama menggunakan mobil. Semua itu telah mengganggu pikiran dan jalan hidupku. Bahkan disekolah aku berubah menjadi murid yang pemurung dan tidak mau bergaul dengan teman teman. Hari ini sepulang sekolah, aku berencana menjemput ke SMP tempat kedua adik kembarku menuntut ilmu. Mungkin dengan mengajak mereka berjalan-jalan akan membuat mereka kembali seperti dulu. Aku menunggu Oik dan Ozi didepan gerbang sekolahnya. 10 menit kemudian terlihat Oik dan Ozi yang hendak berjalan menuju gerbang untuk keluaR. Aku sudah memeri senyuman dari jarak jauh.

Ketika mereka sudah mulai dekat denganku, mereka melewatiku saja tanpa berucap permisi atau apapun.

“Ik jadi kan?” Tanya Ozi
“Jadi dong ji, mamakan udah nunggu kita disana” jawab Oik
Aku ikut berbicara dan menyamakan langkah disamping Oik,”Kalian mau kemana? Kakak ikut ya!!!!”

Mereka bukannya mejawab malah mempercepat langkah kaki mereka. Aku tahu mungkin mereka tak ingin aku ada disamping mereka. Jarak mereka semakin jah dengaku

“Tuhan dengarkanlah pintaku padamu, tuk bertahan
Tuhan izinkanlah dia kembali seperti dulu, saat kita bersama
Kurasakan semakin jauh untuk bisa kembali disampingmu”

Jarak kami memang cukup jauh, namun bayangan mereka masih terlihat. Aku berusaha berlari untuk mengejar mereka sehingga sampailah disebuah ruangan kecil berbau Obat. Didalam ruangan itu terlihat ada mama, Oik, Ozi dan ……………………………………………………

“Aku?”

Itu aku. Pria yang berada diatas kasur rumah sakit dalam keadaan koma itu adalah aku. Oh tuhan, maafkan aku. Aku sempat berfikir buruk tentang hal ini. Aku mencoba menyentuh pintu masuk ruangan itu,

“Tembus”

Benar ternyata aku tidak nyata. Kecelakaan itu telah merenggut nyawa ayah dan membuatku koma. Aku berusaha memasuki tubuhku yang terbaring itu, namun tetap tidak bisa. Aku mulai menyerah dan aku berdiri disamping mama

“Kakkkkkk Obiet bangun kaaaaaaaaaaaaaaa” rengek Oik
“Kakak jangan susul papa….” Lanjut Ozi
“Obiet mama sayang sama Obiet….. Bangun nak !!!! kami sayang kamu” ucap mama sambil memegang taganku (aku yg trbaring koma)

Mereka telah memberi banyak dorongan untuk kesembuhanku. Aku harus bangkit dan berjuang kembali ketubuhku. Akhirnya ku coba sekali lagi sekuat tenaga untuk kembali ketubuhku dan berkat usaha keras akhirnya aku……


























Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt




“KAKAKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” Jerit Oik histeris
“Semoga kamu dapat berjumpa dengan papa di surga” ucap mama sendu



waktu dan waktu berlalu dan akan kutinggalkan kamu.
Hingga saat ajal datang menjemputku aku akkan pergi
meninggalkanmu, menghitamkan hatimu
jiwamu tertutup tangis hingga hentikan waktu
dengarkanlah aku
dengar lirih hatiku
dekaplah aku sayang
dan aku matiiiii
(michael says_sebelum aku mati)

Minggu, 21 Juli 2013

Read Or Die !!!! [Part1_Shibo kiroku]

SHIBO KIROKU

Eldwin Dwi Nugraha, biasa disapa dengan sebutan Eldwin/Uwin. Seorang blogger yang terkenal dengan hasil karya tulisnya yang dapat memberi motivasi untuk para pembaca. Karya tulis Eldwin tidak hanya digemari oleh kaum remaja saja, banyak juga dari kalangan muda dan tua yang menyukai tulisan Eldwin. Followers pada akun blog Eldwin saja sudah mencpai 10.986.
Selain itu, Eldwin juga sangat mahir dalam berimajinasi. Tulisan imajinasinya telah diterbitkan di beberapa toko buku yang ada di negeri ini. Buku hasil imajinasinya berjudul ‘Shibo kiroku’ yang diambil dari bahasa jepang. Bukan judul saja, tetapi isi dari cerita ini menggunakan bahasa jepang dan sangat laris dipasaran khususnya di negeri sakura.
Selain hasil karya tulisnya yang menakjubkan, Eldwin juga memiliki sifat low profile dan wellcome dengan siapapun. Mahasiswa dari jurusan VIKOM di UNIVERSITAS BHINEKA ini termasuk salahsatu murid berprestasi di Kampusnya karena mendapatkan IPK sebesar 4,00 dengan perolehan nilai A pada setiap mata kuliahnya. Sekarang ini Eldwin sudah duduk di Semester 2.

***

Yohanes Baptista Obiet Panggrahitto, biasa disapa dengan sebutan Obiet. Siswa kelas XI di salahsatu sekolah Swasta Kristen di kota Bandung. Tidak jauh dengan Eldwin, remaja bertahi lalat didagu ini memiliki sifat ramah dan santun serta sederhana. Memiliki bakat yang luar biasa dalam bidang tarik suara. Selain menjadi anggota paduan suara sekolah, ia adalah seorang penyanyi gereja.

***

Cakka Kawekas Nuraga, seorang anak yang terlahir dari keluarga berada. Ayahnya adalah pemilik dari salahsatu pabrik Industri yang ada di kota Bandung. Hobby-nya adalah balapan motor bersama teman-temanya. Status sekolahnya belum jelas karena ia baru saja lulus dari SMA Swasta termahal di kota Bandung. Remaja yang satu ini memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Eldwin dan Obiet. Kebutuhannya yang selalu terpenuhi telah menjadikannya sebagai anak angkuh yang tidak pernah memperdulikan keadaan orang-orang sekitar yang kurang mampu.

***

“Seorang mahasiswa bernama Eldwin Dwi Nugraha telah ditemukan tewas dengan posisi mengenaskan di dalam Gudang yang terletak di Kampus Cakrawala. Mahasiswa ini diduga tewas karena dibunuh. Terlihat dengan jelas sebuah pisau berukuran kecil menancap pada perutnya” ujar seorang reporter dari stasiun televisi yang kini sedang berdiri tepat disamping jenazah pria berkemeja kotak-kotak yang perutnya tertancap pisau serta berlumuran darah, sedangkan mahasiswa yang lainnya hanya dapat menyaksikan jenazah Eldwin yang terbujurkaku disamping lemari yang sudah usang.

“Gaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk” Eldwin terbangun dari tidurnya
“Gila ya gue….apa ini efek dari buku yang gue tulis”
“Horor banget sumpah”
“Aaaaa….gue bukan pembunuh. Bukaaaaaaannn. Gue gak bunuh mereka” teriaknya sambil menjambak rambutnya dan berharap bahwa semua yang telah terjadi seminggu ini hanya mimpi belaka.

Eldwin melirik jam dindingnya yang jarum jamnya telah menunjukan kearah angka 5. Terlambat, biasanya Eldwin bangun tidur sebelum adzan subuh berkumandang. Ia segera bangkit dari kasur dan bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah itu ia segera bersiap-siap untuk pergi ke Cafe Gemini untuk menepati janjinya kepada Rizky Patrick Egeten.

***

Hari ini Obiet ada jadwal mengisi acara di Gereja yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya. Ia terlihat tampan dengan kemeja berwarna hitam yang dikenakannya.
“Kira-kira pulang jam berapa, Biet?”
“Entahlah Bu, mungkin agak sorean” jawabnya sambil mengngit roti bakar buatan ibu
“Mau ayah antar?”
“Tidak usah lah, Obiet mau mengendarai motor sendiri saja”
“Ya sudah, hati-hati di jalan. Ingat, jangan kebut-kebutan!!!” nasihat Ibu
“Siap Bu”

Setelah menghabiskan 2 helai roti bakar Obiet segera berpamitan kepada Ibu dan ayahnya untuk pergi ke Gereja. Ia mulai melangkahkan kakinya menuju Garasi dan mengendarai motor satrianya.

***

Obiet selalu ingat pesan ibunya untuk tidak kebut-kebutan saat mengendarai motor. Namun yang namanya musibah hanya TUHAN YME saja yang mengetahui. Meski kita sudah berusaha sekuat mungkin untuk menghindari musibah tersebut, semuanya hanya akan terasa percuma karena kita tidak akan bisa mengelak yang sudah menjadi ketentuan dari TUHAN YME.
Sebuah mobil jazz berkecepatan diatas rata-rata telah menabrak motor yang dikendarai Obiet. Tubuh Obiet terpental kepohon besar yang berada di dekat jembatan penyeberangan, kepalanya mengalami benturan yang sangat dahsyat sampai mencucurkan banyak darah segar. Pengendara yang tak bertanggungjawab itu segera melarikan diri. Arus lalulintas yang tadinya berjalan dengan lancar, kini menjadi macet total akibat kejadian tersebut. Akhirnya ada seorang laki-laki yang bersedia membawa Obiet ke Rumah Sakit.

“Sudahlah Win... Janji dengan Rizky san itu bisa ditunda. Lebih penting nyawa anak ini” ujar Eldwin dengan aktifitas mengendarai APV-nya

***

Mobilnya berhenti secara mendadak tepat di depan Toko Bunga yang berada di tengah kota.

 “Apa yang telah gue lakukan?” Ia seolah tak percaya dengan apa yang telah dilakukannya.
“Anak yang tak berdosa itu telah menjadi korban dari pelampiasan amarah gue” Cakka kembali 
 melajukan jazz-nya.

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA GUE BENCI SEMUA INI” Teriaknya

***

R.S KATULISTIWA

Sudah hampir 2 jam Obiet tak sadarkan diri dari komanya, dan selama itu juga Eldwin duduk dengan rasa gelisah menunggu kabar baik mengenai kondisi Obiet.
~Sepanjang Perjalanan cinta~
~Hanya kau yang paling ku sayang~
(Ringtone Hp Eldwin : Salah_Eldwin Feat Dayat)
“Eldwin san, anata ga doko ni iru desu ka?” suara Rizky san dari seberang telepon
“watashi wa……..”
“Watashi wa 12 ni naru made matteimasu, matawa kono kyoryoku kankei wa kaijo sa re”
Tuuuut..tuuutt..Telepon terputus, Eldwin mulai bingung. Jika ia menunggu Obiet sampai sadar, berarti ia harus membatalkan janjinya dengan Rizky san yang telah jauh-jauh datang dari Jepang khusus untuk menemuinya. Rizky adalah Produser pada salahsatu Production House yang ada di negeri sakura. Ia tertarik untuk membuat film layar lebar yang diambil dari cerita dalam buku Eldwin yang berjudul ‘Shibo Kiroku’.
“Maaf anda siapanya Obiet?” tanya Dokter Riezma yang baru saja keluar dari ruangan
“Saya bukan siapa-siapanya Dok” jawab Eldwin yang baru melangkahkan selangkah kakinya untuk meninggalkan tempat tersebut
“Maaf, kami tidak dapat menyelamatkan Obiet. Tolong beri tahu keluarganya!!!” ujar Dokter Riezma
“Tapi Dok, saya tidak mengenalnya. Apalagi keluarganya”
“.....”
Eldwin mengeluarkan sebuah dompet dari dalam saku celananya, “Ini dompet milik Obiet, Dok. Didalamnya terdapat kartu nama dan kartu pelajar, mungkin bisa membantu untuk menghubungi keluarganya” Eldwin memberikan dompet berwarna biru kepada Dokter Riezma, kemudian ia pergi meninggalkan Rumah Sakit

***

Roda kehidupan selalu berputar. Ada saatnya kita berada di atas, dan ada saatnya juga kita berada dibawah. Mungkin itulah yang sedang menjadi BIG PROBLEM bagi Cakka. Pabrik milik Ayahnya bangkrut dan mengalami kerugian besar. Ibunya yang terbiasa dengan gaya hidup mewah merasa kecewa akibat musibah yang menimpa keluarga Nuraga, sehingga ia memutuskan untuk bercerai.

***

Cafe Gemini
11:00

Akhirnya Eldwin dapat datang sebelum jam 12:00. Rizky san terlihat sangat berwibawa dengan jazz berwarna cokelat yang dikenakannya. Kacamatanya pun turut membuat wajah Rizky terlihat tampan.
“Sumimasen Rizky san. Watashiwa Eldwin Dwi Nugraha desu ” jelas Eldwin yang posisinya berhadapan dengan Rizky
Suwatte kudasai!!!” Eldwin segera mematuhi perintah Rizky san yang mempersilahkannya untuk duduk
“Sain’in shite kudasai!!!” Rizky menyerahkan map yang berisikan kertas persetujuan kontrak. Eldwin segera menandatanganinya
“Watashi ga tassei shinakereba naranakatta mono ga arimashita, sayonara!!!” Rizky san pergi dan meninggalkan chek senilai Rp.200.000.000,00 untuk Eldwin. Eldwin pun melangkahkan kakinya keluar cafe.

***

Di perjalanan pulang ...

Ternyata kota Bandung juga bisa macet seperti kota Jakarta. Namun kemacetan kali ini bukan dikarenakan oleh banyaknya kendaraan yang melintas, melainkan ada seorang pemuda yang berniat untuk terjun dari atas Gedung. Sudah ada beberapa polisi dan orang-orang yang membujuknya untuk turun. Namun pemuda itu mengancam, “Awas ya!!! Kalo lu semua mendekat, gue akan lompat sekarang juga”. Akhirnya Eldwin memutuskan untuk keluar dari dalam mobil dan berlari kedalam gedung untuk menghampiri pemuda itu.
“Heh boy!!! Yang loe lakukan itu sia-sia. Apa loe udah punya banyak amal buat balik ke rumah TUHAN YME .Hah?” ujar Eldwin yang jaraknya hanya lima langkah dari pemuda tersebut
“Peduli apa loe sama gue? Bokap dan nyokap gue aja gak ada yang peduli” balas Cakka
“Karena gue bukan bokap dan nyokap loe”
“Gue mohon agar loe mengurunkan niat loe” lanjut Eldwin sambil melangkahkan kakinya satu langkah menuju Cakka
“Loe siapa sih? So malaikat banget”
“Gue emang bukan malaikat, tapi gue bersedia jadi temen loe boy”
“Mundur gak??? Kalo enggak, gue bakalan loncat sekarang juga”
“Silahkan loncat!!! Hanya pengecut yang bisa melakukan hal bodoh seperti itu. Cemen loe. Banci” ledek Eldwin
“Gue bukan pengecut dan bukan Banci”
“Ya udah sih, kalo gak mau dibilang gitu loe harus mengurungkan niat loe”
“Oke fine” Cakka memundurkan langkahnya dan hampir jatuh dari atas gedung
Eldwin berhasil meraih tangan Cakka. “Lepaskan tangan gueeeee!!!” teriak Cakka, namun Eldwin masih tetap mempertahankan.
Suasana dibawah gedung sangat ramai dan arus lalulintas pun turut terhambat. Tangan Eldwin sudah tidak kuat untuk menahan beban tubuh Cakka, akhirnya Eldwin ikut tertarik bersama Cakka dan jatuh secara bersamaan.
Eldwin dan Cakka membuka kedua matanya yang sedari tadi terpejam, “Kita belum mati” Ujar Eldwin
Ternyata sebelum mereka jatuh dari atas gedung, warga telah menyiapkan matras berukuran besar agar Eldwin dan Cakka tidak jatuh di atas aspal. Akhirnya Cakka sadar bahwa bunuh diri itu bukan jalan keluar dari masalahnya. Dan Cakka bersyukur bahwa masih banyak orang yang peduli padanya.

***

R.S KATULISTIWA
“Suster Ratih, apakah sudah mendapatkan informasi tentang Obiet?”
“Sudah Dok” Jawabnya kepada Dokter Riezma
“Bagaimana?”
“Tadi saya menghubungi teman saya yang mengajar di SMA tempat Obiet bersekolah. Kebetulan ia adalah wali kelasnya Obiet dan ia pun bersedia untuk menghubungi keluarga Obiet”
“Oke. Thak you”
“Dokter Riezmaaaa” ucap Suster Sri yang baru saja menghampiri dengan nafas tersendak-sendak
“Ada apa Sus?” tanya Suster Ratih
“Obiet...Obieeettt...Itu” jawabnya menggantung
“Coba ditenangkan dahulu!!!!”
“Hufhhh.. Obiet sadar Dok” lanjut Suster Sri
“Apaaaa??? Bukannya dia sudah meninggal?”
“Entahlah. Tapi saya lihat sendiri bahwa Obiet sedang duduk manis diatas kasur”
“Mungkin Suster Sri salah lihat” ujar Dr Riezma
“Ya sudah kalau tidak percaya mari kita ke Kamar Mayat”
Ketiganya berjalan menuju Kamar Mayat. Dr Riezma dan Suster Ratih sontak kaget melihat Obiet yang baru saja keluar dari Kamar Mayat. Ternyata benar yang dikatakan Suster Sri bahwa Obiet bangun kembali dari matinya (Mati Suri). Obiet berjalan lurus menuju koridor Rumah sakit, sedangkan ketiganya mengikuti dari belakang.
Obiet menghentikan langkah kakinya, “Sebaiknya kamu pulang!! Tidak baik terlalu lama berada disini!!” ujar Obiet. Ketiganya hanya saling menatap satu samalain melihat Obiet yang sedang berbicara sendiri.
“Apakah itu akibat dari benturan yang melukai kepalanya?” ujar Suster Ratih
“Maybe” jawab Dokter Riezma

***
Satu bulan kemudian,,

Hari ini adalah hari terakhir OSPEK di UNIVERSITAS CAKRAWALA. Kini Cakka resmi menjadi mahasiswa jurusan FIKOM. Setelah acara OSPEK selesai, panitia mengadakan acara camping yang akan dilaksanakan nanti malam di sebuah desa terpencil yang terletak di Cikajang, Garut.
***
Semenjak mengalami mati suri, Obiet dapat berkomunikasi dengan makhluk lainnya yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Obiet heran, mungkin itu adalah kelebihan yang dititipkan TUHAN YME kepada Obiet. Ia berjanji akan menggunakan kelebihannya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan

***

Malam Hari
Cikajang, Garut

Walaupun udara terasa dingin, namun kebersamaan telah menghangatkan suasana.Apalagi ditambah dengan api unggun, suasana terasa sangat menyenangkan. Para peserta dan panitia bernyanyi bersama menikmati malam yang menyenangkan ini. Ada satu peserta yang kelihatannya tidak sebahagia peserta lainnya. Cakka Nuraga, dia lebih senang menyendiri dibanding berkumpul dengan yang lain. Perlahan, ia berjalan menjauhi keramaian. Hingga langkahnya terhenti di sebuah rumah yang terbuat dari kayu. Rumahnya terlihat sepi dan angker, tapi baginya tidak masalah selagi tempat itu jauh dari keramaian. Ia memasuki rumah itu. Ternyata benar bahwa rumah itu tak berpenghuni. Cakka tiduran diatas kursi yang terbuat dari kayu, beberapa saat kemudian seekor anak kucing mengganggu tidurnya dengan duduk manis diatas dada Cakka. Cakka berusaha melepaskan anak kucing yang hinggap diatas dadanya, namun anak kucing itu tidak mau dan memberontak dengan cara mencakar leher Cakka sampai mengeluarkan darah. Cakka tidak tinggal diam, dengan sekuat tenaga ia berusaha menyingkirkan anak kucing itu dan melemparnya sampai meninggal.
Semenjak kejadian itu sikap orang-orang terhadap Cakka berubah drastis. Mereka menganggap Cakka gila karena sering berteriak kesakitan pada bagian tubuhnya yang tidak terluka.
“Aaaaaaa panaaaas!!!!! Badan gue panas!!! Gue terbakar” Teriaknya dari dalam tenda yang membuat semua peserta camping menghampirinya kedalam tenda
“Gak ada apa-apa Cak, tubuh lu gak kebakar” salahsatu teman berusaha menyadarkannya
“Panas panaaaaaas panaaaaaassss” histerisnya kembali
Byur….Gabriel menyiram Cakka dengan satu ember air yang diambil dari sungai terdekat. Air yang dingin, bagaikan es yang baru saja mencair. Cakka menatap tajam kepada kakak tingkatnya itu. Tatapan seorang srigala yang siap mencengkram mangsanya.
“Sialan lu Iel” Cakka menyeret Gabriel keluar tenda dan memukulinya., Iel melawan.
Terjadilah pertengkaran besar yang hampir menimbulkan korban jiwa. Kekuatan yang dikeluarkan Cakka bukanlah kekuatan biasa, bahkan lebih dari kalimat ‘luar biasa’. Badan Gabriel terpental pada sebuah pohon besar sampai membuat pohon itu tumbang mengenai tubuh Gabriel. Akibat perkelahian itu Gabriel mengalami cacad permanen pada kaki kirinya.
Air susu dibalas dengan air tuba. Itulah perumpamaan yang cocok untuk kasus ini. Tak disangka, niat baik Gabriel malah menjadi petaka untuknya. Namun Gabriel tak berniat untuk melaporkan kasus ini kepada pihak yang berwajib. Kejadian ini membuat para peeserta camping ketakutan dan tak ada satupun dari mereka yang ingin berteman dengan Cakka. Bahkan wajahnya yang tampan pun tidak menjadi daya tarik untuk para perempuan yang ada di Kampus.

***

6 Hari Kemudian ,,

Acara camping telah selesai dilaksanakan. Kebetulan pada hari ini salahsatu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di Kampus mengadakan lomba vocal, dan Obiet menjadi salahsatu pesertanya. Karena Obiet mendapatkan nomor peserta 57, ia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar Kampus. Siapa tahu beberapa tahun yang akan datang ia menjadi salahsatu mahasiswa disini. Disudut Lapangan terlihat seorang mahasiswa yang sedang asyik memainkan ipadnya.
“Kalo gini terus loe gak bakalan punya temen” ujar Obiet yang baru saja menghampirinya
“Anak-anak disini membicarakan loe“
“Bagus kalau lu udah tahu tentang gue, lu mau bernasib sama kayak Gabriel. Hah?
“Gak sih. Tapi kalau lu gini terus, lu gak bakalan punya temen”
“Apa urusan loe? Gak ngaruh juga buat IPK gue” jawabnya ketus
“.....”
“Gue Obiet” sambil mengulurkan tangan. Sedangkan mahasiswa itu bukannya menjabat tangan Obiet malah menghindarkan tangan Obiet dari pandangannya. Obiet heran saat melihat ada 3 cakaran kucing yang tergores pada leher Cakka.
“Cakka” jawabnya Ketus kemudian pergi meninggalkan Obiet
Obiet terus memandangi langkah kaki Cakka yang semakin menjauh. Sebuah bola basket melambung dan hampir mengenai kepala Obiet. Namun Eldwin berhasil menangkap bola itu dan melemparnya kembali ke Lapangan. Eldwin kaget melihat sesosok laki-laki yang kini ada dihadapannya.
“Ada yang aneh?”
“Loe Obiet?”
“Ya. Loe siapa? Kenapa tahu gue? Apa kita pernah kenal?”
“Sorry, bukannya loe udah meninggal?” tanyanya sedikit ragu
“Ya, gue mati suri”
“Gue Eldwin yang pernah bawa loe ke Rumah Sakit”
“Oh thanks” jawab Obiet yang kemudian menatap tajam ke arah Cakka yang sedang berjalan membelakanginya
“Ngapaian loe lihat Cakka?”
“Ada yang aneh dari dia” tatapannya masih lurus pada Cakka yang berjalan membelakanginya
“Dia memang aneh, seperti orang gila, suka histeris sendiri. Kadang ngerasa kepanasan, bentur-benturin kepalanya ke pohon. Banyak deh pokoknya”
“Itu juga denger dari anak-anak lain sih”
“Bukan aneh yang itu maksud gue. Ada dua jiwa dalam raga Cakka”
“Maksud loe?”
“Ada roh yang masuk ditubuh Cakka”
“Loe punya indera keenam?”
“Entahlah, yang jelas setelah mengalami mati suri gue bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk dunia lain”
“Eh, lu jangan deket-deket Eldwin!!!! Dia pembunuh berdarah dingin” ujar seorang mahasiswi yang lewat di depan mereka dan berlalu begitu saja
“Maksud dia apa win?” Obiet membelakakan matanya
“Jangan di anggap!!!”
Sorry, gue ada jadwal” Eldwin segera meninggalkan Obiet dengan tergesa-gesa dan memasang wajah ketakutan. Obiet kembali ke Aula untuk menunggu gilirannya yang sebentar lagi tampil.

***

Koran Merah Putih-Berita Dunia
Jumat, 26 Juli 2013
Rizky Patrick Egeten, pemilik Sakura Production house ditemukan telah tak bernyawa di dalam lemari pakaian yang berada pada kamar no 212 Hotel Galaxi. Jasadnya ditemukan dalam keadaan tidak utuh tanpa bola mata bagian kanan, telinga bagian kanan, tangan kanan, dan kaki kanan. Apa maksud dari pembunuh tersebut mengambil anggota tubuh bagian kanan milik pengusaha asal jepang ini? Bukti yang ditemukan hanyalah kertas kontrak dengan Eldwin Dwi Nugraha yang sudah tersobek menjadi beberapa bagian dan buku ‘shibo kiroku’ karya blogger terkenal milik Eldwin Dwi Nugraha yang telah berlumuran darah.
Itulah selembar koran yang ditemukannya pada kursi tempat ia duduk.
‘Apa Eldwin benar-benar pembunuh berdarah dingin?’
“Lu bakalan tahu jawabannya sendiri kok” ujar seorang yang berada di samping kanan, obiet menggernyitkan dahiny
“Gue juga tahu kalu lu bakalan ngomong ‘Lu kok tahu? Gue kan ngomong dalem hati’ ya kan?” Obiet hanya menjawab dengan anggukan
“Gak penting!!!!”
“Lu siapa sih?”
“Mario Stevano Aditya Haling”
“Itu kan nama tokoh dalam shibo kiroku”
“Ya, itu memang gue”
“Haha luchu” ledek Obiet
“I’m serious. Gue emang tokoh dalam shibo kiroku

***
Toko Buku Metamorfora ,,,

Sudah hampir dua jam gadis berambut bermata bulat ini menelusuri lemari buku untuk mencari buku bacaan. Ia lebih senang menghabiskan waktunya ditempat ini daripada mall. Sangat berbeda dengan wanita pada umumnya. Langkahnya terhenti tepat di depan lemari buku yang berada paling utama dekat pintu masuk.
Shibo Kiroku”
“Mbak…..kenapa buku kutukan seperti ini ditaro di lemari utama sih?” teriaknya kepada penjaga toko
“Ehm….ehm…ehmm..itu perintah bapak, non”
“Buang buku itu sekarang juga!!!!”
“Gak bisa non”
“Apa non mau baca buku itu?”
“Cuih…najis!!! Gue belum siap mati” gadis itu segera pergi meninggalkan toko

***
Rumah Cakka
Shibo Kiroku, buku yang dibelinya 2 hari yang lalu. Sebenarnya ia membeli buku itu bukan untuk dibaca, melainkan untuk membuktikan perkataan orang-orang yang mengatakan bahwa buku ini adalah buku kematian. Katanya, siapa saja yang melihat buku ini maka ia harus membelinya. Dan siapapun yang membelinya maka ia harus membacanya. Jika tidak, ia akan mati.
“Ini? Buku bersampul freak kayak gini mendatangkan kematian. Modus banget. Hahah ” Cakka melempar buku itu keluar jendela kamarnya
“Aaaaa….aaaa….dada gue sakit”
Bersambung….